Transformasi Bukopin, Manajemen Perkuat Kolaborasi dengan KB Kookmin Bank
Senin, 24 Agustus 2020 - 08:54 WIB
JAKARTA - Setelah melalui serangkaian proses, Bank Bukopin kini memiliki pemegang saham pengendali yang baru, yakni Kookmin Bank. Bank terbesar di Korea Selatan ini memiliki 33,9persen saham Bank Bukopin.
Dengan aksi korporasi tersebut Bank Bukopin mendapat suntikan modal baru senilai lebih dari Rp830 miliar. Aksi korporasi yang dilakukan Bank Bukopin melalui proses penawaran umum terbatas V dengan skema Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD), dalam PUT V Kookmin Bank berhasil menyerap 2,97 miliar lembar saham baru Bank Bukopin.
Transformasi manajemen sebagai salah satu bentuk kolaborasi Bukopin dengan Kookmin,
sehingga dapat mengoptimalkan fundamental yang telah dimiliki Bukopin sejak dahulu, yaitu usaha mikro, kecil dan menengah termasuk juga koperasi.
Direktur Utama Bank Bukopin Rivan A. Purwantono mengataan bahwa Kokmin Bank merupakan bank terbesar untuk mortgage, sehingga pada masa mendatang perkembangannya di Asia akan fokus di sektor UMKM, ritel, dan microfinance. Dengan begitu porsi ritel dapat dikembangkan menjadi 80 persen, dan sisanya tetap dijaga di korporasi.
Seperti diketahui bahwa antara bisnis inti Bank Bukopin dengan Kookmin memiliki kemiripan yakni pada segmen ritel. Selain fokus pada sektor UMKM, Rivan mengatakan kerja sama antara Kookmin dan Bukopin juga dapat dilakukan untuk peningkatan layanan pada pengajuan KPR, apalagi sektor ini merupakan spesialisasi dari Kookmin.
Menurutnya, dapat dilakukan percepatan dalam proses investigasi atau penilaian aset calon debitur dalam satu jam, dari data base yang dibangun sehingga pengajuan pun bisa lebih cepat prosesnya. Dengan penambahan investasi KB di berbagai aspek, transformasi manajemen dan perseroan dapat lebih cepat, sehingga mampu melayani nasabah dengan lebih baik lagi.
"Service Level Agreement (SLA) kalau bisa 1-2 jam bisa disetujui, kemarin ketika kita coba simulasikan ternyata bisa selesai di bawah 1 jam. Kredit pensiun juga sekarang kan masih manual dan masih harus secara langsung ketemu nasabah. Nanti akan dikolaborasikan, bisnis UMKM ini mereka biasanya adalah nasabah KPR, dan KPR-UMKM sebagian adalah pensiunan," jelas Rivan.
Dari sisi teknologi, menurut Rivan, Kookmin telah berkomitmen melakukan sharing knowledge tidak hanya pada proses bisnis, tetapi juga pada sektor teknologi. Di Korea, Kookmin sangat dikenal dengan teknologinya. One Stop Mobile App-nya sangat canggih dan tentu ini akan sangat cocok dengan kebiasaan baru masyarakat.
Dengan aksi korporasi tersebut Bank Bukopin mendapat suntikan modal baru senilai lebih dari Rp830 miliar. Aksi korporasi yang dilakukan Bank Bukopin melalui proses penawaran umum terbatas V dengan skema Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD), dalam PUT V Kookmin Bank berhasil menyerap 2,97 miliar lembar saham baru Bank Bukopin.
Transformasi manajemen sebagai salah satu bentuk kolaborasi Bukopin dengan Kookmin,
sehingga dapat mengoptimalkan fundamental yang telah dimiliki Bukopin sejak dahulu, yaitu usaha mikro, kecil dan menengah termasuk juga koperasi.
Direktur Utama Bank Bukopin Rivan A. Purwantono mengataan bahwa Kokmin Bank merupakan bank terbesar untuk mortgage, sehingga pada masa mendatang perkembangannya di Asia akan fokus di sektor UMKM, ritel, dan microfinance. Dengan begitu porsi ritel dapat dikembangkan menjadi 80 persen, dan sisanya tetap dijaga di korporasi.
Seperti diketahui bahwa antara bisnis inti Bank Bukopin dengan Kookmin memiliki kemiripan yakni pada segmen ritel. Selain fokus pada sektor UMKM, Rivan mengatakan kerja sama antara Kookmin dan Bukopin juga dapat dilakukan untuk peningkatan layanan pada pengajuan KPR, apalagi sektor ini merupakan spesialisasi dari Kookmin.
Menurutnya, dapat dilakukan percepatan dalam proses investigasi atau penilaian aset calon debitur dalam satu jam, dari data base yang dibangun sehingga pengajuan pun bisa lebih cepat prosesnya. Dengan penambahan investasi KB di berbagai aspek, transformasi manajemen dan perseroan dapat lebih cepat, sehingga mampu melayani nasabah dengan lebih baik lagi.
"Service Level Agreement (SLA) kalau bisa 1-2 jam bisa disetujui, kemarin ketika kita coba simulasikan ternyata bisa selesai di bawah 1 jam. Kredit pensiun juga sekarang kan masih manual dan masih harus secara langsung ketemu nasabah. Nanti akan dikolaborasikan, bisnis UMKM ini mereka biasanya adalah nasabah KPR, dan KPR-UMKM sebagian adalah pensiunan," jelas Rivan.
Dari sisi teknologi, menurut Rivan, Kookmin telah berkomitmen melakukan sharing knowledge tidak hanya pada proses bisnis, tetapi juga pada sektor teknologi. Di Korea, Kookmin sangat dikenal dengan teknologinya. One Stop Mobile App-nya sangat canggih dan tentu ini akan sangat cocok dengan kebiasaan baru masyarakat.
tulis komentar anda