Maskapai Garuda Tawarkan Tiket Pesawat Murah Berangkat Minggu Pulang Kamis, Minat?
Rabu, 03 Juli 2024 - 20:53 WIB
JAKARTA - Maskapai penerbangan Garuda Indonesia menyiapkan tiket pesawat murah , dalam upaya meningkatkan jumlah penumpang di tahun 2024. Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra mengatakan, penurunan harga tiket pesawat yang ditawarkan cukup signifikan untuk penerbangan domestik di rute, hari, dan jam tertentu.
"Saya ambil contoh adalah Bali, Bali itu selalu harga Rp1,9 juta untuk ekonomi. (Sekarang) hari Minggu itu bisa Rp1,3 juta dan pulang di hari Kamis juga Rp1,3 juta. Jadi kita mau gelontorkan kampanye the best time to go to Bali adalah datanglah hari Minggu pulanglah hari Kamis," ujar Irfan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI, Rabu (3/7/2024).
Lebih lanjut disampaikan Irfan, Garuda Indonesia juga telah melakukan kerja sama dengan beberapa hotel untuk memberikan diskon buat penumpang Garuda yang datang hari Minggu pulang hari Kamis. Di sisi lain maskapai juga menyiapkan skema khusus untuk menyambut Hari Lebaran.
"Pada musim Lebaran khususnya menjelang Idul Fitri, penerbangan kita seperti penerbangan haji. Menuju daerah penuh, baliknya kosong. Pada waktu selesai Lebaran, berangkat kosong pulang penuh. Inisiatif ini meningkatkan pendapatan kita dengan memberikan harga khusus buat mereka yang menjelang Lebaran ke Jakarta dan setelah Lebaran keluar Jakarta, itu sebesar hampir USD3 juta dari sisi full profit," terang Irfan.
Untuk diketahui pada momen yang sama, Irfan mengklaim, bahwa perusahaan telah berhasil menorehkan kinerja positif sepanjang tahun 2023. Ia menyebut, Garuda Indonesia jauh lebih menguntungkan dibanding tahun sebelumnya.
"Kondisi perusahaan hingga akhir 2023 saya memang tidak mencantumkan secara financial detail, tapi yang ingin saya sampaikan dibandingkan 2021 dari segi cost naiknya hampir tidak naik, tapi dari segi revenue mengalami peningkatan yang cukup tajam," kata Irfan.
"Tahun 2022 ini adalah awal kita setelah Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU), 2023 adalah masa bagaimana kita menyampaikan kepada seluruh pihak bahwa kita sudah menjadi perusahaan yang menguntungkan seperti janji kita saat PKPU," lanjutnya.
Adapun dari segi ekuitas, Garuda Indonesia masih minus hampir USD1,3 miliar, yang mana ini adalah penurunan yang sangat drastis dibanding sebelum PKPU yang mencapai USD6 miliar. Irfan kemudian menyebut operating revenue dan ebtida mengalami kenaikan.
Dikatakan peningkatannya mendekati hampir USD3 miliar. Sementara ebitda yang selama ini selalu dipastikan tumbuh terus menerus dan net income juga sudah positif dari tahun lalu. Dan disampaikan dibanding tahun 2022, per pesawat Garuda sukses menghasilkan revenue lebih banyak.
"Saya ambil contoh adalah Bali, Bali itu selalu harga Rp1,9 juta untuk ekonomi. (Sekarang) hari Minggu itu bisa Rp1,3 juta dan pulang di hari Kamis juga Rp1,3 juta. Jadi kita mau gelontorkan kampanye the best time to go to Bali adalah datanglah hari Minggu pulanglah hari Kamis," ujar Irfan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI, Rabu (3/7/2024).
Lebih lanjut disampaikan Irfan, Garuda Indonesia juga telah melakukan kerja sama dengan beberapa hotel untuk memberikan diskon buat penumpang Garuda yang datang hari Minggu pulang hari Kamis. Di sisi lain maskapai juga menyiapkan skema khusus untuk menyambut Hari Lebaran.
"Pada musim Lebaran khususnya menjelang Idul Fitri, penerbangan kita seperti penerbangan haji. Menuju daerah penuh, baliknya kosong. Pada waktu selesai Lebaran, berangkat kosong pulang penuh. Inisiatif ini meningkatkan pendapatan kita dengan memberikan harga khusus buat mereka yang menjelang Lebaran ke Jakarta dan setelah Lebaran keluar Jakarta, itu sebesar hampir USD3 juta dari sisi full profit," terang Irfan.
Untuk diketahui pada momen yang sama, Irfan mengklaim, bahwa perusahaan telah berhasil menorehkan kinerja positif sepanjang tahun 2023. Ia menyebut, Garuda Indonesia jauh lebih menguntungkan dibanding tahun sebelumnya.
"Kondisi perusahaan hingga akhir 2023 saya memang tidak mencantumkan secara financial detail, tapi yang ingin saya sampaikan dibandingkan 2021 dari segi cost naiknya hampir tidak naik, tapi dari segi revenue mengalami peningkatan yang cukup tajam," kata Irfan.
"Tahun 2022 ini adalah awal kita setelah Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU), 2023 adalah masa bagaimana kita menyampaikan kepada seluruh pihak bahwa kita sudah menjadi perusahaan yang menguntungkan seperti janji kita saat PKPU," lanjutnya.
Adapun dari segi ekuitas, Garuda Indonesia masih minus hampir USD1,3 miliar, yang mana ini adalah penurunan yang sangat drastis dibanding sebelum PKPU yang mencapai USD6 miliar. Irfan kemudian menyebut operating revenue dan ebtida mengalami kenaikan.
Dikatakan peningkatannya mendekati hampir USD3 miliar. Sementara ebitda yang selama ini selalu dipastikan tumbuh terus menerus dan net income juga sudah positif dari tahun lalu. Dan disampaikan dibanding tahun 2022, per pesawat Garuda sukses menghasilkan revenue lebih banyak.
(akr)
tulis komentar anda