Erick Thohir: Bio Farma dan Kimia Farma Tidak Jago Kandang
Sabtu, 22 Agustus 2020 - 23:43 WIB
JAKARTA - Pemerintah Indonesia memastikan transformasi di sektor kesehatan, pangan, dan energi tetap berjalan di tengah pandemi Covid-19 . Ketiga sektor itu dinilai dapat mendongkrak kinerja ekonomi dalam negeri di tengah keterpurukan ekonomi secara global.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sekaligus Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Erick Thohir mencatat, transformasi pada tiga sektor itu menjadi hal mendasar yang terus dilakukan.
Dalam hal ini, pemerintah tetap fokus pada transformasi sektor kesehatan, pangan dan energi dalam menghadapi perubahan ekonomi dan sosial akibat pandemi Covid-19. (Baca juga: Resapi dan Renungkanlah Pernyataan Sri Mulyani Ini Soal Pandemi )
"Kita ketahui bahwa penting sekali ketahanan energi, ketahanan pangan, dan ketahanan kesehatan menjadi prioritas kita (pemerintah) dalam menghadapi perubahan yang terjadi karena Covid-19. Karena itu kita konsisten setiap dari perjalanan (kinerja) kami," ujar Erick dalam konferensi pers secara virtual, Sabtu (22/8/2020).
Sementara itu terkait kunjungannya bersama Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi ke Uni Emirat Arab (UEA), Erick menyebut Indonesia terus menjaga kerja sama bilateral di sektor kesehatan, energi, dan pangan dengan UEA dalam kerangka kepentingan bersama. (Baca juga: UEA: Beberapa Negara Arab Sedang Melakukan Pembicaraan dengan Israel )
Bahkan, di sektor kesehatan, Erick menegaskan bahwa perusahaan farmasi dalam negeri seperti Kimia Farma dan Bio Farma tidak 'jago kandang' melainkan dapat dijadikan mitra kerja sama yang baik.
Dia bilang, kedua perusahaan farmasi pelat merah itu dapat memproduksi bahan kesehatan yang dapat didistribusikan ke berbagai wilayah di Indonesia dan negara mitra Indonesia.
"Karena itu, kalau kita lihat pada saat ini Bio Farma dan Kimia Farma yang kita sekarang lakukan kerja sama, setelah kemarin Bio Farma. Disinilah kita memastikan bahwa transformasi dari pada industri kesehatan indonesia tidak jago kandang tapi menjadi partner yang baik dalam menjaga distribusi, baik dalam negeri dan distribusi atas produk produk Indonesia di luar negeri," kata dia.
Sebelumnya, Menteri Erick melakukan kunjungan kerja ke China. Lawatan tersebut untuk memastikan soal kerja sama pembuatan vaksin Covid-19 temuan Sinovac yang akan diproduksi di Indonesia.
Dalam pertemuan itu, Erick didampingi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Mereka bertemu dengan Menteri Luar Negeri China, Wang Yi dan perwakilan dari Sinovac, perusahaan farmasi China yang mengembangkan vaksin Covid-19.
Retno mengatakan, setelah pertemuan itu pada Kamis (20/8/2020), dia dan Erick akan bertolak ke UEA. Salah satu negara di Timur Tengah itu juga tengah menggelar uji klinis tahap ketiga vaksin Covid-19.
Retno mengatakan, salah satu agenda pertemuan di UEA yaitu membahas soal kerja sama vaksin Covid-19. Agenda lainnya yaitu membahas soal kerja sama ekonomi dan investasi.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sekaligus Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Erick Thohir mencatat, transformasi pada tiga sektor itu menjadi hal mendasar yang terus dilakukan.
Dalam hal ini, pemerintah tetap fokus pada transformasi sektor kesehatan, pangan dan energi dalam menghadapi perubahan ekonomi dan sosial akibat pandemi Covid-19. (Baca juga: Resapi dan Renungkanlah Pernyataan Sri Mulyani Ini Soal Pandemi )
"Kita ketahui bahwa penting sekali ketahanan energi, ketahanan pangan, dan ketahanan kesehatan menjadi prioritas kita (pemerintah) dalam menghadapi perubahan yang terjadi karena Covid-19. Karena itu kita konsisten setiap dari perjalanan (kinerja) kami," ujar Erick dalam konferensi pers secara virtual, Sabtu (22/8/2020).
Sementara itu terkait kunjungannya bersama Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi ke Uni Emirat Arab (UEA), Erick menyebut Indonesia terus menjaga kerja sama bilateral di sektor kesehatan, energi, dan pangan dengan UEA dalam kerangka kepentingan bersama. (Baca juga: UEA: Beberapa Negara Arab Sedang Melakukan Pembicaraan dengan Israel )
Bahkan, di sektor kesehatan, Erick menegaskan bahwa perusahaan farmasi dalam negeri seperti Kimia Farma dan Bio Farma tidak 'jago kandang' melainkan dapat dijadikan mitra kerja sama yang baik.
Dia bilang, kedua perusahaan farmasi pelat merah itu dapat memproduksi bahan kesehatan yang dapat didistribusikan ke berbagai wilayah di Indonesia dan negara mitra Indonesia.
"Karena itu, kalau kita lihat pada saat ini Bio Farma dan Kimia Farma yang kita sekarang lakukan kerja sama, setelah kemarin Bio Farma. Disinilah kita memastikan bahwa transformasi dari pada industri kesehatan indonesia tidak jago kandang tapi menjadi partner yang baik dalam menjaga distribusi, baik dalam negeri dan distribusi atas produk produk Indonesia di luar negeri," kata dia.
Sebelumnya, Menteri Erick melakukan kunjungan kerja ke China. Lawatan tersebut untuk memastikan soal kerja sama pembuatan vaksin Covid-19 temuan Sinovac yang akan diproduksi di Indonesia.
Dalam pertemuan itu, Erick didampingi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Mereka bertemu dengan Menteri Luar Negeri China, Wang Yi dan perwakilan dari Sinovac, perusahaan farmasi China yang mengembangkan vaksin Covid-19.
Retno mengatakan, setelah pertemuan itu pada Kamis (20/8/2020), dia dan Erick akan bertolak ke UEA. Salah satu negara di Timur Tengah itu juga tengah menggelar uji klinis tahap ketiga vaksin Covid-19.
Retno mengatakan, salah satu agenda pertemuan di UEA yaitu membahas soal kerja sama vaksin Covid-19. Agenda lainnya yaitu membahas soal kerja sama ekonomi dan investasi.
(ind)
tulis komentar anda