India dan Rusia Sepakat Tinggalkan Dolar AS di Semua Transaksi Dagang
Kamis, 11 Juli 2024 - 17:47 WIB
JAKARTA - Anggota BRICS , India dan Rusia, menjalin kemitraan baru dengan menggunakan sistem pembayaran nasional mereka untuk menggantikan dolar AS di semua transaksi perdagangan. Sistem pembayaran India, RuPay, dan sistem MIR Rusia akan segera diintegrasikan untuk transaksi lintas batas antar kedua negara.
Presiden Rusia Valdimir Putin menyambut Perdana Menteri India, Narendra Modi, di Moskow, dan pertemuan ini membentuk aliansi-aliansi baru dan keputusan-keputusan strategis perdagangan. Modi menegaskan terbuka untuk berdagang dengan Rusia menggunakan sistem pembayaran RuPay dan MIR.
Baca Juga: Arab Saudi Ancam Eropa Jika G-7 Rampas Aset Rusia Rp4.863 Triliun
Jika negara-negara BRICS mulai menggunakan mekanisme pembayaran nasional mereka untuk perdagangan, dolar AS akan dikesampingkan untuk semua transaksi. Langkah ini akan menguntungkan India dan Rusia karena mata uang lokal mereka akan digunakan dan dapat menghemat jutaan dolar dalam nilai tukar. Ketergantungan pada dolar AS akan mengurangi penguatan mata uang lokal dan ekonomi asli mereka.
BRICS menemukan beberapa cara untuk memajukan agenda de-dolarisasi di mana dolar AS berada di posisi belakang. CEO VTB Bank Rusia, Andrey Kostin mengkonfirmasi perkembangan ini dalam sebuah konferensi pers pada hari Rabu.
"Kami harus mengembangkan sistem penyelesaian kami sendiri yang mencakup negara-negara di belahan bumi selatan yang memungkinkan kami untuk melakukan transaksi dalam mata uang nasional kami sendiri bukan dalam dolar AS," ujar Kostin dilansir dari Watcher Guru, Kamis (11/7/2024). "India memiliki sikap positif untuk bekerja sama dengan Rusia," katanya.
Baca Juga: Tinggalkan Dolar AS, Transaksi Dagang Rusia dan SCO Tembus Rp5.400 T
Kostin menjelaskan, sistem pembayaran RuPay dan MIR dapat segera diintegrasikan untuk penyelesaian perdagangan.
"Kami akan membuat beberapa kemajuan mengingat kompleksitas yang ada," katanya. Kostin menyimpulkan dengan mengatakan bahwa BRICS ingin bebas dari dolar AS, Euro, dan mata uang Barat.
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
Presiden Rusia Valdimir Putin menyambut Perdana Menteri India, Narendra Modi, di Moskow, dan pertemuan ini membentuk aliansi-aliansi baru dan keputusan-keputusan strategis perdagangan. Modi menegaskan terbuka untuk berdagang dengan Rusia menggunakan sistem pembayaran RuPay dan MIR.
Baca Juga: Arab Saudi Ancam Eropa Jika G-7 Rampas Aset Rusia Rp4.863 Triliun
Jika negara-negara BRICS mulai menggunakan mekanisme pembayaran nasional mereka untuk perdagangan, dolar AS akan dikesampingkan untuk semua transaksi. Langkah ini akan menguntungkan India dan Rusia karena mata uang lokal mereka akan digunakan dan dapat menghemat jutaan dolar dalam nilai tukar. Ketergantungan pada dolar AS akan mengurangi penguatan mata uang lokal dan ekonomi asli mereka.
BRICS menemukan beberapa cara untuk memajukan agenda de-dolarisasi di mana dolar AS berada di posisi belakang. CEO VTB Bank Rusia, Andrey Kostin mengkonfirmasi perkembangan ini dalam sebuah konferensi pers pada hari Rabu.
"Kami harus mengembangkan sistem penyelesaian kami sendiri yang mencakup negara-negara di belahan bumi selatan yang memungkinkan kami untuk melakukan transaksi dalam mata uang nasional kami sendiri bukan dalam dolar AS," ujar Kostin dilansir dari Watcher Guru, Kamis (11/7/2024). "India memiliki sikap positif untuk bekerja sama dengan Rusia," katanya.
Baca Juga: Tinggalkan Dolar AS, Transaksi Dagang Rusia dan SCO Tembus Rp5.400 T
Kostin menjelaskan, sistem pembayaran RuPay dan MIR dapat segera diintegrasikan untuk penyelesaian perdagangan.
"Kami akan membuat beberapa kemajuan mengingat kompleksitas yang ada," katanya. Kostin menyimpulkan dengan mengatakan bahwa BRICS ingin bebas dari dolar AS, Euro, dan mata uang Barat.
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
(nng)
tulis komentar anda