Rupiah Merunduk Kala Dolar Terdongkrak Rilis Kinerja Manufaktur AS
Senin, 24 Agustus 2020 - 08:51 WIB
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diperkirakan bakal tertekan pada Senin awal pekan ini. Sejumlah sentimen turut memberi pengaruh terhadap kurs mata uang garuda.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston mengatakan, dolar AS berbalik menguat di akhir pekan kemarin karena indikasi pemulihan ekonomi dari data ekonomi AS.
Apalagi, survei indeks aktivitas manufaktur dan sektor jasa AS bulan Agustus dan data penjualan rumah second AS bulan Juli dirilis lebih bagus dari proyeksi. "Ini bisa mendorong pelemahan rupiah terhadap dolar AS di awal pekan ini," kata Ariston di Jakarta, Senin (24/8/2020). (Baca juga: AS Ingin Kerahkan Rudal Jarak Menengah ke Asia, China: Provokasi Terang-terangan! )
Dia melanjutkan, ketegangan hubungan AS dan China juga bisa menjadi penekan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS karena bisa menganggu pemulihan ekonomi global.
"Di sisi lain, faktor dalam negeri dimana ada potensi resesi dan soal penyebaran wabah yang masih terus meningkat juga bisa menekan pergerakan rupiah terhadap dolar AS," katanya. (Baca juga: Skotlandia Terjun ke Jurang Resesi, Apa Efeknya Bagi RI? )
Dia menambahkan, sentimen datang silih berganti. Menurut dia, rupiah bisa saja menguat kalau tekanan pelemahan ke dolar AS kembali membesar. "Senin ini rupiah mungkin bergerak melemah dengan potensi di kisaran 14.650-14.850," tandasnya.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston mengatakan, dolar AS berbalik menguat di akhir pekan kemarin karena indikasi pemulihan ekonomi dari data ekonomi AS.
Apalagi, survei indeks aktivitas manufaktur dan sektor jasa AS bulan Agustus dan data penjualan rumah second AS bulan Juli dirilis lebih bagus dari proyeksi. "Ini bisa mendorong pelemahan rupiah terhadap dolar AS di awal pekan ini," kata Ariston di Jakarta, Senin (24/8/2020). (Baca juga: AS Ingin Kerahkan Rudal Jarak Menengah ke Asia, China: Provokasi Terang-terangan! )
Dia melanjutkan, ketegangan hubungan AS dan China juga bisa menjadi penekan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS karena bisa menganggu pemulihan ekonomi global.
"Di sisi lain, faktor dalam negeri dimana ada potensi resesi dan soal penyebaran wabah yang masih terus meningkat juga bisa menekan pergerakan rupiah terhadap dolar AS," katanya. (Baca juga: Skotlandia Terjun ke Jurang Resesi, Apa Efeknya Bagi RI? )
Dia menambahkan, sentimen datang silih berganti. Menurut dia, rupiah bisa saja menguat kalau tekanan pelemahan ke dolar AS kembali membesar. "Senin ini rupiah mungkin bergerak melemah dengan potensi di kisaran 14.650-14.850," tandasnya.
(ind)
tulis komentar anda