Catatkan PPOP Rp27 M hingga Mei 2024, KB Bank Optimistis Capai Kinerja Positif Tahun Depan
Jum'at, 19 Juli 2024 - 14:16 WIB
JAKARTA - PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP) atau KB Bank optimistis dapat mencapai kinerja positif pada 2025 mendatang. Seiring dengan perbaikan fundamental yang terus dijalankan hingga saat ini, Bank telah memulai transformasi besar-besaran sejak 2021 dengan mengintegrasikan sejumlah elemen terbaik dari praktik perbankan Korea Selatan di Indonesia.
Presiden Direktur KB Bank Tom (Woo Yeul) Lee mengatakan, perbaikan kinerja perseroan tentunya tidak lepas dari campur tangan KB Kookmin Bank sebagai pemegang saham pengendali.
“Tidak hanya dari sisi kapital, tapi juga beberapa bagian yang memang terus disampaikan support-nya dari sisi Kookmin Bank atas bisnis yang saat ini sedang dilakukan oleh KB Bank Indonesia. Saat ini, kami sedang melakukan pengembangan dari sisi IT, Asian Project saat ini terus berjalan, dan Kookmin Bank 100 persen men-support itu,” ujarnya saat ditemui iNews Media Group di Jakarta, Jumat (11/7/2024).
Sudah menjadi rahasia umum jika bank yang satu ini merupakan bagian dari raksasa keuangan di Korea Selatan (Korsel), yaitu KB Financial Group (KBFG). Tidak hanya menyuntik modal senilai total Rp17 triliun, KB Kookmin Bank juga memberikan dukungan infrastruktur mulai dari pengembangan sistem IT hingga peningkatan kualitas SDM.
Tom mengatakan, induk bisnis KBFG juga memproyeksikan untuk membukukan penghasilan sekira Rp50 triliun dalam satu tahun. Adapun sejumlah Rp20 triliun akan diperoleh dari cabang bisnis yang ada di luar negeri, termasuk di Indonesia, melalui KB Bank, yang diproyeksikan untuk menyumbang sekitar 10 persen dari nilai kontribusi bisnis di luar Korea.
Sebelumnya, jajaran direksi KB Bank telah melakukan pembelian saham BBKP sebanyak 11,7 juta saham. Melalui upaya ini, kepemilikan saham BBKP oleh direksi telah bertambah dari 13,59 juta saham atau 0,0072 persen dari jumlah saham beredar, menjadi 25,29 juta saham atau 0,0135 persen dari jumlah saham beredar.
Menurut Tom, pembelian saham BBKP oleh petinggi KB Bank ini juga akan terus berlanjut hingga ke level petinggi perusahaan induk di Korea. Mereka di antaranya adalah Chairman KB Financial Group dan CEO Kookmin Bank, serta berbagai perusahaan afiliasi.
"Saya sudah meminta ke Chairman, CEO, dan juga C level lainnya di Korea, untuk membeli saham KB Bank, dan mereka memang akan melakukan pembelian itu. Karyawan-karyawan di Korea juga banyak yang membeli secara pribadi karena mereka percaya dengan KB Bank Indonesia," tuturnya.
Aksi beli saham ini, lanjut Tom, dinilai dapat menjadi sentimen positif untuk harga saham BBKP ke depannya. Belum lagi pada Mei 2024, KB Bank telah mencatatkan Pre-Provisioning Operating Profit (PPOP) positif, yaitu meningkat menjadi Rp27 miliar atau 105,92 persen year-on-year (yoy).
Tak hanya sampai di situ, kredit berisiko atau Loan at Risk (LAR) KB Bank terus menurun. Hingga kuartal I-2024, rasio LAR KB Bank terus menyusut hingga di bawah angka 35 persen. Tom mengatakan, perseroan terus berupaya menekan rasio LAR hingga kurang dari 20 persen, sementara rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) hingga berada di bawah 5 persen.
Atas perbaikan kinerja tersebut, Tom mengaku optimistis dapat membawa KB Bank mencatatkan kinerja positif pada 2025 mendatang. Komitmen tersebut tentunya dijalankan bersama dukungan dari berbagai pihak untuk mencapai kesuksesan KB Bank di Indonesia.
“Tahun ini menjadi tahun bagi kami membangun fundamental, baik dari segi kesehatan aset atau dari segi sistem, dan juga dasar-dasar lainnya yang kami butuhkan untuk menjadi lebih baik lagi ke depannya. Saya harap pembentukan fundamental di tahun ini bisa kami selesaikan dengan baik,” katanya.
Presiden Direktur KB Bank Tom (Woo Yeul) Lee mengatakan, perbaikan kinerja perseroan tentunya tidak lepas dari campur tangan KB Kookmin Bank sebagai pemegang saham pengendali.
“Tidak hanya dari sisi kapital, tapi juga beberapa bagian yang memang terus disampaikan support-nya dari sisi Kookmin Bank atas bisnis yang saat ini sedang dilakukan oleh KB Bank Indonesia. Saat ini, kami sedang melakukan pengembangan dari sisi IT, Asian Project saat ini terus berjalan, dan Kookmin Bank 100 persen men-support itu,” ujarnya saat ditemui iNews Media Group di Jakarta, Jumat (11/7/2024).
Sudah menjadi rahasia umum jika bank yang satu ini merupakan bagian dari raksasa keuangan di Korea Selatan (Korsel), yaitu KB Financial Group (KBFG). Tidak hanya menyuntik modal senilai total Rp17 triliun, KB Kookmin Bank juga memberikan dukungan infrastruktur mulai dari pengembangan sistem IT hingga peningkatan kualitas SDM.
Tom mengatakan, induk bisnis KBFG juga memproyeksikan untuk membukukan penghasilan sekira Rp50 triliun dalam satu tahun. Adapun sejumlah Rp20 triliun akan diperoleh dari cabang bisnis yang ada di luar negeri, termasuk di Indonesia, melalui KB Bank, yang diproyeksikan untuk menyumbang sekitar 10 persen dari nilai kontribusi bisnis di luar Korea.
Sebelumnya, jajaran direksi KB Bank telah melakukan pembelian saham BBKP sebanyak 11,7 juta saham. Melalui upaya ini, kepemilikan saham BBKP oleh direksi telah bertambah dari 13,59 juta saham atau 0,0072 persen dari jumlah saham beredar, menjadi 25,29 juta saham atau 0,0135 persen dari jumlah saham beredar.
Menurut Tom, pembelian saham BBKP oleh petinggi KB Bank ini juga akan terus berlanjut hingga ke level petinggi perusahaan induk di Korea. Mereka di antaranya adalah Chairman KB Financial Group dan CEO Kookmin Bank, serta berbagai perusahaan afiliasi.
"Saya sudah meminta ke Chairman, CEO, dan juga C level lainnya di Korea, untuk membeli saham KB Bank, dan mereka memang akan melakukan pembelian itu. Karyawan-karyawan di Korea juga banyak yang membeli secara pribadi karena mereka percaya dengan KB Bank Indonesia," tuturnya.
Aksi beli saham ini, lanjut Tom, dinilai dapat menjadi sentimen positif untuk harga saham BBKP ke depannya. Belum lagi pada Mei 2024, KB Bank telah mencatatkan Pre-Provisioning Operating Profit (PPOP) positif, yaitu meningkat menjadi Rp27 miliar atau 105,92 persen year-on-year (yoy).
Tak hanya sampai di situ, kredit berisiko atau Loan at Risk (LAR) KB Bank terus menurun. Hingga kuartal I-2024, rasio LAR KB Bank terus menyusut hingga di bawah angka 35 persen. Tom mengatakan, perseroan terus berupaya menekan rasio LAR hingga kurang dari 20 persen, sementara rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) hingga berada di bawah 5 persen.
Atas perbaikan kinerja tersebut, Tom mengaku optimistis dapat membawa KB Bank mencatatkan kinerja positif pada 2025 mendatang. Komitmen tersebut tentunya dijalankan bersama dukungan dari berbagai pihak untuk mencapai kesuksesan KB Bank di Indonesia.
“Tahun ini menjadi tahun bagi kami membangun fundamental, baik dari segi kesehatan aset atau dari segi sistem, dan juga dasar-dasar lainnya yang kami butuhkan untuk menjadi lebih baik lagi ke depannya. Saya harap pembentukan fundamental di tahun ini bisa kami selesaikan dengan baik,” katanya.
(unt)
tulis komentar anda