40 Negara Kepincut Gabung BRICS sebelum KTT 2024 di Rusia, Ada Indonesia?
Minggu, 21 Juli 2024 - 19:10 WIB
JAKARTA - Jumlah negara yang menyatakan minatnya untuk bergabung dengan aliansi BRICS sebelum Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) 2024 meningkat pesat. Negara-negara berkembang dari Asia, Afrika, Amerika Selatan dan Eropa Timur sangat ingin bergabung dalam aliansi ini.
Negara-negara ini ingin memperkuat mata uang lokal dan ekonomi asli mereka dan tidak bergantung pada dolar AS. Penguatan mata uang lokal akan membuat bisnis asli mereka berkembang sehingga menghasilkan PDB dan konsumsi yang lebih tinggi.
Ketergantungan pada dolar AS tetap menjadi penyebab kekhawatiran karena krisis utang semakin meningkat di Amerika. Karena negara-negara berkembang memiliki cadangan dolar AS, resesi dapat merampok ekonomi mereka dan menyebabkan kemerosotan.
Baca Juga: BRICS Gunakan Minyak dan Gas untuk Runtuhkan Dolar AS
Oleh karena itu, mengakhiri ketergantungan pada dolar AS adalah agenda pertama bagi negara-negara yang ingin bergabung dengan BRICS sebelum KTT 2024.
Dolar AS akan jatuh ke jalur penurunan dan mata uang lokal dapat mengambil alih kendali ekonomi global. Beberapa tahun ke depan akan menentukan nasib dolar AS jika BRICS memutuskan untuk meninggalkan mata uang ini pada KTT 2024.
Laporan terbaru menunjukkan bahwa 40 negara telah secara resmi menyatakan minat mereka untuk bergabung dengan BRICS sebelum KTT 2024. Mereka telah secara resmi mengajukan permohonan dan berharap untuk diundang ke dalam blok tersebut.
"Lebih dari 40 negara telah menyatakan minat mereka untuk bergabung dengan BRICS," kata Paul Frimpong, Pendiri Pusat Penasihat Kebijakan Afrika-China dilansir dari Watcher Guru, Minggu (21/7/2024).
"BRICS menarik sekelompok anggota potensial yang beragam karena keinginan bersama yang didorong oleh keinginan utama untuk menciptakan lanskap global yang lebih adil yang menurut banyak negara saat ini bias terhadap mereka."
Sebagaimana diketahui, KTT BRICS 2024 dijadwalkan akan berlangsung pada bulan Oktober tahun ini di wilayah Kazan, Rusia.
Negara-negara ini ingin memperkuat mata uang lokal dan ekonomi asli mereka dan tidak bergantung pada dolar AS. Penguatan mata uang lokal akan membuat bisnis asli mereka berkembang sehingga menghasilkan PDB dan konsumsi yang lebih tinggi.
Ketergantungan pada dolar AS tetap menjadi penyebab kekhawatiran karena krisis utang semakin meningkat di Amerika. Karena negara-negara berkembang memiliki cadangan dolar AS, resesi dapat merampok ekonomi mereka dan menyebabkan kemerosotan.
Baca Juga: BRICS Gunakan Minyak dan Gas untuk Runtuhkan Dolar AS
Oleh karena itu, mengakhiri ketergantungan pada dolar AS adalah agenda pertama bagi negara-negara yang ingin bergabung dengan BRICS sebelum KTT 2024.
Dolar AS akan jatuh ke jalur penurunan dan mata uang lokal dapat mengambil alih kendali ekonomi global. Beberapa tahun ke depan akan menentukan nasib dolar AS jika BRICS memutuskan untuk meninggalkan mata uang ini pada KTT 2024.
Laporan terbaru menunjukkan bahwa 40 negara telah secara resmi menyatakan minat mereka untuk bergabung dengan BRICS sebelum KTT 2024. Mereka telah secara resmi mengajukan permohonan dan berharap untuk diundang ke dalam blok tersebut.
"Lebih dari 40 negara telah menyatakan minat mereka untuk bergabung dengan BRICS," kata Paul Frimpong, Pendiri Pusat Penasihat Kebijakan Afrika-China dilansir dari Watcher Guru, Minggu (21/7/2024).
Baca Juga
"BRICS menarik sekelompok anggota potensial yang beragam karena keinginan bersama yang didorong oleh keinginan utama untuk menciptakan lanskap global yang lebih adil yang menurut banyak negara saat ini bias terhadap mereka."
Sebagaimana diketahui, KTT BRICS 2024 dijadwalkan akan berlangsung pada bulan Oktober tahun ini di wilayah Kazan, Rusia.
(nng)
Lihat Juga :
tulis komentar anda