BRICS Gunakan Minyak dan Gas untuk Runtuhkan Dolar AS

Sabtu, 20 Juli 2024 - 16:01 WIB
loading...
BRICS Gunakan Minyak...
Dengan penguasaan sektor migas global, BRIC dinilai dapat mengubah kesepakatan transaksi tanpa menggunakan dolar AS. FOTO/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Gebrakan aliansi BRICS menarik anggota baru yang notabene merupakan negara penghasil minyak ke dalam blok tersebut seperti UEA, Mesir, Iran, dan Ethiopia dinilai memiliki tujuan khusus. BRICS dinilai berupaya menjadikan sektor minyak dan gas sebagai senjata untuk mendongkel status dolar AS sebagai mata uang cadangan dunia.

BRICS diketahui juga mengundang produsen minyak terbesar dunia, Arab Saudi, untuk menjadi anggota aliansi tersebut. Namun, Kerajaan Arab Saudi hingga saat ini masih menunda undangan tersebut dan mempertimbangkan pro dan kontra menjadi bagian dari blok tersebut.



Mengutip WatcherGuru, Sabtu (20/7/2024), jika Arab Saudi bergabung dengan BRICS, maka aliansi tersebut akan menguasai 42% sektor minyak dan gas global. Hal itu akan memudahkan agenda dedolarisasi, di mana negara-negara lain bisa mengubah kesepakatan penyelesaian transaksi minyak dan pembayaran dalam mata uang lokal akan menjadi lebih mudah.

Rusia belum lama ini memberikan informasi terkini tentang keyakinan mereka bahwa supremasi dolar AS secara global akan berakhir. Presiden Rusia Vladimir Putin menjelaskan, jika negara-negara penghasil minyak di Timur Tengah berhenti menerima dolar AS untuk minyak, maka dolar AS secara otomatis akan jatuh ke jalur penurunan.



"Jika produsen minyak di Timur Tengah berhenti menggunakan dolar AS, maka itu akan menjadi akhir dari penggunaan dolar," tegas Putin.

Dolar AS berjalan berdasarkan mekanisme penawaran dan permintaan. Artinya, jika kehilangan permintaan, maka kejatuhan mata uang AS tersebut akan segera terjadi. Tak heran jika BRICS berupaya menggunakan minyak sebagai senjata utama untuk menghancurkan mata uang tersebut.
(fjo)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Gara-gara Tarif Trump,...
Gara-gara Tarif Trump, Rupiah Ambruk Nyaris Tembus Rp17.000 per Dolar AS
Bank Raksasa Jerman...
Bank Raksasa Jerman Memperingatkan Kejatuhan Dolar AS, Ini Dasarnya
Efek Tarif Trump, Rupiah...
Efek Tarif Trump, Rupiah Hari Ini Melemah ke Rp16.772 per USD
Negara Baru BRICS Ini...
Negara Baru BRICS Ini Tolak Mata Uang Lokal untuk Transaksi Minyak, Pilih Dolar AS
Analis Sebut Kebijakan...
Analis Sebut Kebijakan Isolasionis AS Bisa Percepat Dedolarisasi
Hubungan Afsel dan BRICS...
Hubungan Afsel dan BRICS Makin Kuat usai Tak Lagi Dapat Bantuan AS
Kurs Rupiah Ambruk ke...
Kurs Rupiah Ambruk ke Rp16.622/USD, Respons Airlangga Biasa Aja
Indonesia Gabung New...
Indonesia Gabung New Development Bank BRICS, Prabowo Diskusi dengan Dilma Rousseff
Rupiah Hari Ini Ditutup...
Rupiah Hari Ini Ditutup Makin Parah Jadi Rp16.611/USD
Rekomendasi
X440 Bukti Harley Davidson...
X440 Bukti Harley Davidson Murah Jika Diproduksi di Luar AS
Jelang Haji, Arab Saudi...
Jelang Haji, Arab Saudi Tangguhkan Visa Warga 14 Negara Termasuk Indonesia, Ada Apa?
Donald Trump: Jika Perundingan...
Donald Trump: Jika Perundingan Gagal, Iran dalam Bahaya Besar!
Berita Terkini
China Murka! Tak Mau...
China Murka! Tak Mau Bertekuk Lutut dari Ancaman Tarif AS
8 menit yang lalu
IHSG Terjun Bebas Lebih...
IHSG Terjun Bebas Lebih 9%, BEI Langsung Aktifkan Trading Halt
1 jam yang lalu
Babak Belur, IHSG Dibuka...
Babak Belur, IHSG Dibuka Ambruk 9,19% ke Level 5.921
1 jam yang lalu
Imbas Tarif Trump 32%...
Imbas Tarif Trump 32% ke Indonesia, IHSG Diprediksi Jeblok di Bawah 6.000
1 jam yang lalu
MNC Land Catatkan Kinerja...
MNC Land Catatkan Kinerja Cemerlang di 2024, Pendapatan Naik 25% dan Laba Bersih Melonjak 97%
2 jam yang lalu
Dihantui Tarif Horor...
Dihantui Tarif 'Horor' Trump, Simak Prediksi IHSG Hari Ini
2 jam yang lalu
Infografis
Musuh-musuh Utama AS...
Musuh-musuh Utama AS dan NATO akan Gelar Latihan Perang
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved