Akali Sanksi Barat, Rusia Kebut Sistem Pembayaran Baru hingga Kripto

Rabu, 31 Juli 2024 - 21:42 WIB
Namun ketika sanksi Barat membuat Rusia menghadapi banyak masalah dengan pembayaran internasional sehingga memaksa regulator mengubah posisinya.

Sementara itu dikabarkan beberapa bisnis di Rusia sudah menggunakan cryptocurrency untuk berdagang dengan penyelesaian yang dilakukan melalui Hong Kong, seperti dilansir Bloomberg pekan lalu.

Presiden Rusia, Vladimir Putin sendiri mengatakan, awal bulan ini bahwa Rusia harus "memanfaatkan momen" untuk menciptakan kerangka hukum untuk aset digital, sehingga semakin banyak digunakan untuk menyelesaikan pembayaran internasional.

Keberpihakan Rusia terhadap kripto bukanlah hal yang tidak terduga. Analis telah berspekulasi tentang bagaimana Rusia pada akhirnya akan bergerak ke arah penggunaan kripto dan aset digital menyusul sanksi menyeluruh imbas invasinya ke Ukraina.

Sanksi Barat Memperketat Perdagangan Internasional Rusia

Moskow sempat tidak terlalu serius melihat mata uang digital sebagai solusi, lantaran perusahaan-perusahaan Rusia cukup berhasil untuk terus melakukan aktivias bisnisnya lewat penggunaan mata uang non-dolar AS, seperti yuan China, atau melalui bank yang lebih kecil.

Tetapi perdagangan internasional Rusia semakin sulit. Masalah dimulai pada bulan Desember, ketika AS mengesahkan sanksi sekunder yang menargetkan lembaga keuangan yang membantu Rusia menghindari sanksi.

Hal ini mendorong bank-bank global dari China hingga UEA, Turki, dan Austria untuk mengurangi transaksi — bahkan dalam dolar non-AS — dengan Rusia untuk menghindari kecipratan sanksi.

"Episode ini memperlihatkan kekuatan global Departemen Keuangan AS, menyebabkan bank-bank dari Turki hingga India dan China menghentikan pemrosesan pembayaran yang ditagih oleh atau ke rekanan Rusia," tulis Christopher Granville, direktur pelaksana penelitian politik global di GlobalData TS Lombard, dalam catatan Mei tentang mata uang digital dan dedolarisasi.

"Dengan kata lain, hanya menyelesaikan faktur komersial dalam mata uang nasional daripada dolar AS ternyata tidak cukup untuk sanksi AS," tambah Granville.

Masalah pembayaran diperburuk bulan lalu ketika Departemen Keuangan AS meluncurkan paket baru sanksi AS yang ekspansif terhadap Rusia, memaksa Bursa Moskow - bursa utama Rusia - untuk menghentikan perdagangan dengan dolar dan euro.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More