Ekosistem Open Banking Dorong Inovasi dan Inklusi Keuangan
Sabtu, 03 Agustus 2024 - 21:22 WIB
JAKARTA - Ekosistem open banking memberikan peluang besar bagi lembaga keuangan untuk meningkatkan pengalaman pelanggan, mendorong inklusi keuangan, dan menggerakkan inovasi. Dengan mengadopsi open banking dapat menciptakan lanskap keuangan yang lebih transparan dan efisien.
Direktur Eksekutif AFTECH Aries Setiadi menyebutkan saat ini di Indonesia terdapat lebih dari 25 bisnis model fintech. Fintech melengkapi layanan perbankan dengan meningkatkan inklusi keuangan, memberikan edukasi konsumen dan mempromosikan kesejahteraan keuangan melalui layanan seperti asuransi dan investasi.
"Salah satu tujuan fintech juga untuk menghubungkan layanan perbankan dengan solusi teknologi bagi berbagai industri," kata dia dalam diskusi panel bertajuk Open Banking Ecosystem: The Future of Financial Innovation, di Jakarta, dikutip, Sabtu (3/8/2024).
Sementara, Direktur Bisnis Aspire Indonesia Ferdy Nandes menyoroti bahwa banyak miskonsepsi bahwa perusahaan fintech merupakan saingan dari layanan perbankan. Padahal, perusahaan fintech ada untuk menjadi perpanjangan layanan perbankan bagi bisnis, UMKM, maupun masyarakat yang lebih luas.
Sistem open banking memungkinkan pengembang pihak ketiga meningkatkan pengalaman pelanggan melalui produk keuangan yang dioptimalkan bagi kebutuhan industri.
Dia juga menjelaskan bagaimana open banking melalui produk B2B Aspire dapat menyederhanakan proses manajemen keuangan dan meningkatkan control atas keuangan bisnis. "Misi kami adalah untuk memberikan solusi end-to-end bagi klien B2B," jelas Nandes.
Dia menyebutkan tiga kunci yang harus diperhatikan untuk dapat terus relevan yaitu product, people, dan process. Kadin, sebagai perwakilan pengusaha yang aktif menjalankan bisnis, berperan penting sebagai jembatan komunikasi antara regulator kebijakan dan kebutuhan bagi bisnis untuk terus berkembang.
AFTECH, sebagai asosiasi fintech membantu anggotanya untuk menerapkan kode etik berbisnis untuk terus menjaga kepercayaan customer demi perkembangan industri fintech yang berkelanjutan.
Direktur Eksekutif AFTECH Aries Setiadi menyebutkan saat ini di Indonesia terdapat lebih dari 25 bisnis model fintech. Fintech melengkapi layanan perbankan dengan meningkatkan inklusi keuangan, memberikan edukasi konsumen dan mempromosikan kesejahteraan keuangan melalui layanan seperti asuransi dan investasi.
"Salah satu tujuan fintech juga untuk menghubungkan layanan perbankan dengan solusi teknologi bagi berbagai industri," kata dia dalam diskusi panel bertajuk Open Banking Ecosystem: The Future of Financial Innovation, di Jakarta, dikutip, Sabtu (3/8/2024).
Sementara, Direktur Bisnis Aspire Indonesia Ferdy Nandes menyoroti bahwa banyak miskonsepsi bahwa perusahaan fintech merupakan saingan dari layanan perbankan. Padahal, perusahaan fintech ada untuk menjadi perpanjangan layanan perbankan bagi bisnis, UMKM, maupun masyarakat yang lebih luas.
Sistem open banking memungkinkan pengembang pihak ketiga meningkatkan pengalaman pelanggan melalui produk keuangan yang dioptimalkan bagi kebutuhan industri.
Dia juga menjelaskan bagaimana open banking melalui produk B2B Aspire dapat menyederhanakan proses manajemen keuangan dan meningkatkan control atas keuangan bisnis. "Misi kami adalah untuk memberikan solusi end-to-end bagi klien B2B," jelas Nandes.
Dia menyebutkan tiga kunci yang harus diperhatikan untuk dapat terus relevan yaitu product, people, dan process. Kadin, sebagai perwakilan pengusaha yang aktif menjalankan bisnis, berperan penting sebagai jembatan komunikasi antara regulator kebijakan dan kebutuhan bagi bisnis untuk terus berkembang.
AFTECH, sebagai asosiasi fintech membantu anggotanya untuk menerapkan kode etik berbisnis untuk terus menjaga kepercayaan customer demi perkembangan industri fintech yang berkelanjutan.
(nng)
tulis komentar anda