Kisah Menjadi Entrepreneur: Menghadapi Kesendirian untuk Menemukan Kekuatan Diri
Sabtu, 03 Agustus 2024 - 17:39 WIB
Laporan dari Harvard Business Review di tahun yang sama mengungkapkan, bahwa entrepreneur dua kali lebih mungkin untuk mengalami depresi dibandingkan dengan pekerja umum. Selain itu data dari Global Entrepreneurship Monitor (GEM) 2023 juga menunjukkan meskipun tingkan kepuasan hidup entrepreneur cenderung lebih tinggi, tingkat stres dan kecemasan juga meningkat signifikan dibanding populasi umum.
Menjadi pengusaha di usia muda bukanlah hal yang mudah, tak jarang pengusaha gagal bertahan dalam menjalani proses merintis bisnis. Terlebih, ketika mereka dihadapi oleh berbagai gejolak yang menyebabkan bisnis tidak stabil, tentu akan membuat entrepreneur merasakan stress dan rentan terhadap masalah kesehatan mental.
Ria Andriana, Founder Street Sushi Indonesia, alumni DSC Season 14 ini menuturkan sisi gelap yang dirasakannya selama menjadi entrepreneur. Rasa kesepian (loneliness) dan stress paling sering ia rasakan dan terkadang membuatnya ingin menyerah dengan bisnisnya.
“Menjadi entrepreneur harus memikirkan semuanya sendirian, memutuskan segala sesuatunya sendiri, benar-benar merasa sendirian dan bikin stress,” ujarnya.
Perjalanan usaha pun naik turun, terkadang diterpa musibah yang tak terduga. "Outletku pernah kebanjiran, omset nol rupiah padahal biaya sewa jalan terus. Kulkas terendam banjir, tidak ada dana untuk beli baru sehingga kami keringkan dengan hairdryer," tambah Ria.
Menjadi entrepreneur sering menghadapi kondisi under pressure. Banyak dari mereka merasa terisolasi karena tidak memiliki banyak orang untuk berbagi beban dan tantangan yang dihadapi. Tekanan untuk terus berkembang dan mencapai target menjadi ekspektasi yang bisa menjadi sumber stres yang besar.
Ekosistem kewirausahaan menjadi support system membentuk entrepreneur berkarakter tangguh
Diplomat Success Challenge (DSC) sebagai ekosistem kewirausahaan terus konsisten mengambil peran untuk turut serta memberikan dukungan kepada para pengusaha agar mampu bertahan di tengah ketidakpastian. Sejak kehadirannya di tahun 2010, Diplomat Success Challenge menawarkan solusi bisnis yang tidak hanya berfokus pada kewirausahaan, melainkan juga membantu para entrepreneur dalam mengelola tekanan dan dampak psikologis melalui program pelatihan, seminar, dan dukungan komunitas.
“DSC memahami bahwa lawan terberat tidak datang dari luar, melainkan berasal dari diri sendiri. Rasa takut gagal, pesimis, dan ragu terhadap potensi diri lah yang kerap menjadi sebab pengusaha gagal, untuk itu DSC tidak tutup mata atas masalah kerentanan mental yang dialami pengusaha,” ujar Founding Father dan Dewan Komisioner DSC, Surjanto Yasaputera.
Menjadi pengusaha di usia muda bukanlah hal yang mudah, tak jarang pengusaha gagal bertahan dalam menjalani proses merintis bisnis. Terlebih, ketika mereka dihadapi oleh berbagai gejolak yang menyebabkan bisnis tidak stabil, tentu akan membuat entrepreneur merasakan stress dan rentan terhadap masalah kesehatan mental.
Stres dan Kesepian : Sisi Gelap Entrepreneur Hadapi Tekanan Psikologis
Ria Andriana, Founder Street Sushi Indonesia, alumni DSC Season 14 ini menuturkan sisi gelap yang dirasakannya selama menjadi entrepreneur. Rasa kesepian (loneliness) dan stress paling sering ia rasakan dan terkadang membuatnya ingin menyerah dengan bisnisnya.
“Menjadi entrepreneur harus memikirkan semuanya sendirian, memutuskan segala sesuatunya sendiri, benar-benar merasa sendirian dan bikin stress,” ujarnya.
Perjalanan usaha pun naik turun, terkadang diterpa musibah yang tak terduga. "Outletku pernah kebanjiran, omset nol rupiah padahal biaya sewa jalan terus. Kulkas terendam banjir, tidak ada dana untuk beli baru sehingga kami keringkan dengan hairdryer," tambah Ria.
Menjadi entrepreneur sering menghadapi kondisi under pressure. Banyak dari mereka merasa terisolasi karena tidak memiliki banyak orang untuk berbagi beban dan tantangan yang dihadapi. Tekanan untuk terus berkembang dan mencapai target menjadi ekspektasi yang bisa menjadi sumber stres yang besar.
Ekosistem kewirausahaan menjadi support system membentuk entrepreneur berkarakter tangguh
Diplomat Success Challenge (DSC) sebagai ekosistem kewirausahaan terus konsisten mengambil peran untuk turut serta memberikan dukungan kepada para pengusaha agar mampu bertahan di tengah ketidakpastian. Sejak kehadirannya di tahun 2010, Diplomat Success Challenge menawarkan solusi bisnis yang tidak hanya berfokus pada kewirausahaan, melainkan juga membantu para entrepreneur dalam mengelola tekanan dan dampak psikologis melalui program pelatihan, seminar, dan dukungan komunitas.
“DSC memahami bahwa lawan terberat tidak datang dari luar, melainkan berasal dari diri sendiri. Rasa takut gagal, pesimis, dan ragu terhadap potensi diri lah yang kerap menjadi sebab pengusaha gagal, untuk itu DSC tidak tutup mata atas masalah kerentanan mental yang dialami pengusaha,” ujar Founding Father dan Dewan Komisioner DSC, Surjanto Yasaputera.
tulis komentar anda