Jaga Dapur Tetap Ngebul, Bos PLN Bidik Pendapatan Rp391,6 T di 2021
Selasa, 25 Agustus 2020 - 12:40 WIB
JAKARTA - PT PLN (Persero) memproyeksikan pendapatan pada 2021 bisa mencapai Rp391,6 triliun. Angka ini dirasa tak muluk-muluk karena diyakini kinerja perseroan akan kembali membaik pasca pandemi Covid-19.
Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini mengatakan, untuk mencapai target pendapatan tersebut, sejumlah langkah keberlanjutan operasional PLN akan ditempuh.
"Proyeksi posisi keuangan PLN tahun 2021 dalam rangka mencapai posisi kinerja keuangan 2021 yang sehat sehingga keberlanjutan operasional terus terjaga dengan pendapatan Rp391,6 triliun," ujar Zulkifli dalam rapat dengan Komisi VII DPR, Jakarta, Selasa (25/8/2020). (Baca juga: Tekor Nih, Penerimaan Pajak Minus Semua Gegara Corona )
Dalam kesempatan itu, Zulkifli merinci, sejumlah langkah strategis yang nantinya dilakukan pihaknya seperti meningkatkan penjualan listrik untuk pelanggan besar, meningkatkan penjualan melalui promosi pemasaran, dan menjaga kecukupan pasokan listrik.
Selain itu, perseroan juga akan memberikan tarif kompetitif untuk pelanggan industri yang dinilai dapat mendorong konsumsi listrik dan mendorong roda perekonomian dalam negeri. "PLN juga akan melakukan efisiensi dengan mengoptimalkan bauran energi melalui produksi listrik dari pembangkit non-BBM," kata dia. (Baca juga: Pipa Gas Meledak Bikin Suriah Gelap Gulita, Rezim Assad Sebut Serangan Teroris )
Langkah berikut, kata dia, menurunkan biaya energi primer dengan mengoperasikan pembangkit energi baru dan terbarukan seperti biofuel dan solar panel di daerah terpencil. Serta, mengupayakan pemberlakuan DMO batu bara dan gas dalam rangka menjamin kepastian biaya dan pasokan energi primer.
Lebih lanjut, Zulkifli juga menyebut progres pembangunan listrik 35.000 megawatt (MW) sudah beroperasi efektif sebanyak 23,6%. Bahkan, pengerjaannya sudah tersambung secara keseluruhan telah yang mencapai 78,4%.
"Artinya sudah lebih dari 3/4 dari program tersebut dimulai pembangunan fisiknya. Sementara yang sudah benar-benar beroperasi adalah sebesar 23,6%," kata dia. (Baca juga: Pertamina Catat Kenaikan Konsumsi BBM dan Elpiji di Jateng saat Long Weekend )
Program pengadaan listrik 35.000 MW, lanjut dia, sebagian besar mengandalkan bahan bakar batu bara. Untuk itu, perusahaan pelat merah tersebut membutuhkan harga batu bara yang kompetitif untuk penyediaan listrik.
Program itu sendiri yang sebagian berbasis bahan bakar batu bara akan meningkatkan PLTU Indonesia, di mana setiap tahun masa produksi pembangkit listrik adalah 30-40 tahun sehingga perlu dipastikan kesediaan batubara dengan harga terjangkau dan jumlah yang memadai.
Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini mengatakan, untuk mencapai target pendapatan tersebut, sejumlah langkah keberlanjutan operasional PLN akan ditempuh.
"Proyeksi posisi keuangan PLN tahun 2021 dalam rangka mencapai posisi kinerja keuangan 2021 yang sehat sehingga keberlanjutan operasional terus terjaga dengan pendapatan Rp391,6 triliun," ujar Zulkifli dalam rapat dengan Komisi VII DPR, Jakarta, Selasa (25/8/2020). (Baca juga: Tekor Nih, Penerimaan Pajak Minus Semua Gegara Corona )
Dalam kesempatan itu, Zulkifli merinci, sejumlah langkah strategis yang nantinya dilakukan pihaknya seperti meningkatkan penjualan listrik untuk pelanggan besar, meningkatkan penjualan melalui promosi pemasaran, dan menjaga kecukupan pasokan listrik.
Selain itu, perseroan juga akan memberikan tarif kompetitif untuk pelanggan industri yang dinilai dapat mendorong konsumsi listrik dan mendorong roda perekonomian dalam negeri. "PLN juga akan melakukan efisiensi dengan mengoptimalkan bauran energi melalui produksi listrik dari pembangkit non-BBM," kata dia. (Baca juga: Pipa Gas Meledak Bikin Suriah Gelap Gulita, Rezim Assad Sebut Serangan Teroris )
Langkah berikut, kata dia, menurunkan biaya energi primer dengan mengoperasikan pembangkit energi baru dan terbarukan seperti biofuel dan solar panel di daerah terpencil. Serta, mengupayakan pemberlakuan DMO batu bara dan gas dalam rangka menjamin kepastian biaya dan pasokan energi primer.
Lebih lanjut, Zulkifli juga menyebut progres pembangunan listrik 35.000 megawatt (MW) sudah beroperasi efektif sebanyak 23,6%. Bahkan, pengerjaannya sudah tersambung secara keseluruhan telah yang mencapai 78,4%.
"Artinya sudah lebih dari 3/4 dari program tersebut dimulai pembangunan fisiknya. Sementara yang sudah benar-benar beroperasi adalah sebesar 23,6%," kata dia. (Baca juga: Pertamina Catat Kenaikan Konsumsi BBM dan Elpiji di Jateng saat Long Weekend )
Program pengadaan listrik 35.000 MW, lanjut dia, sebagian besar mengandalkan bahan bakar batu bara. Untuk itu, perusahaan pelat merah tersebut membutuhkan harga batu bara yang kompetitif untuk penyediaan listrik.
Program itu sendiri yang sebagian berbasis bahan bakar batu bara akan meningkatkan PLTU Indonesia, di mana setiap tahun masa produksi pembangkit listrik adalah 30-40 tahun sehingga perlu dipastikan kesediaan batubara dengan harga terjangkau dan jumlah yang memadai.
(ind)
Lihat Juga :
tulis komentar anda