Pelabuhan Digempur Rusia, Ekspor Biji-bijian Ukraina Melonjak hingga 4,2 Juta Ton
Senin, 12 Agustus 2024 - 20:33 WIB
KIEV - Ukraina makin ngebut mengekspor biji-bijian pada musim panas ini, bahkan ketika serangan Rusia ke pelabuhan terus meningkat. Ukraina memang dikenal sebagai produsen utama untuk gandum dan jagung, sebelum invasi Rusia pada tahun 2022, lalu.
Dilansir Reuters, Ukraina mengekspor sekitar 6 juta ton biji-bijian per bulan melalui laut hitam. Penjualan biji-bijian menjadi sumber pendapatan penting buat Ukraina, meski harga memperlihatkan penurunan secara global. Petani Ukraina memiliki sedikit pilihan, selain mendorong ekspor untuk mendanai musim tanam berikutnya.
Ukraina menggandakan ekspor pangan pada bulan Juli menjadi lebih dari 4,2 juta metrik ton dari bulan yang sama tahun lalu, menurut data dari serikat pedagang UGA Ukraina. Di sisi lain serangan Rusia meningkat di Odesa, pusat ekspor utama Laut Hitam, dan Izmail, pelabuhan utama di sepanjang Sungai Danube yang membawa biji-bijian ke Eropa.
Tujuan ekspor dari Ukraina belum dilaporkan pada bulan Juli, akan tetapi musim lalu mereka mengekspor sebagian besar gandumnya ke Spanyol, Mesir dan Indonesia. Sedangkan untuk komoditas jagung asal Ukraina sebagian besar mengalir menuju Spanyol dan China.
Lonjakan ini terjadi, meski adanya penurunan output musim ini disebabkan oleh gangguan terkait perang, dan tidak ada jaminan bahwa Kyiv dapat mempertahankan tren hingga musim 2024/2025.
"Kami melakukan segalanya untuk membuat bisnis terasa nyaman, bahkan dalam kondisi perang," kata Dmytro Barinov, wakil kepala Otoritas Pelabuhan Ukraina, kepada Reuters.
Ekspor tersebut merupakan kombinasi dari gandum musim baru ditambah jagung dari stok setelah panen melimpah tahun lalu. Sejauh ini, Ukraina mengekspor 3,7 juta ton komoditas pertanian pada bulan Juli melalui Odesa dan 569.000 ton melalui Danube, menurut data ekspor resmi.
Dilansir Reuters, Ukraina mengekspor sekitar 6 juta ton biji-bijian per bulan melalui laut hitam. Penjualan biji-bijian menjadi sumber pendapatan penting buat Ukraina, meski harga memperlihatkan penurunan secara global. Petani Ukraina memiliki sedikit pilihan, selain mendorong ekspor untuk mendanai musim tanam berikutnya.
Ukraina menggandakan ekspor pangan pada bulan Juli menjadi lebih dari 4,2 juta metrik ton dari bulan yang sama tahun lalu, menurut data dari serikat pedagang UGA Ukraina. Di sisi lain serangan Rusia meningkat di Odesa, pusat ekspor utama Laut Hitam, dan Izmail, pelabuhan utama di sepanjang Sungai Danube yang membawa biji-bijian ke Eropa.
Tujuan ekspor dari Ukraina belum dilaporkan pada bulan Juli, akan tetapi musim lalu mereka mengekspor sebagian besar gandumnya ke Spanyol, Mesir dan Indonesia. Sedangkan untuk komoditas jagung asal Ukraina sebagian besar mengalir menuju Spanyol dan China.
Lonjakan ini terjadi, meski adanya penurunan output musim ini disebabkan oleh gangguan terkait perang, dan tidak ada jaminan bahwa Kyiv dapat mempertahankan tren hingga musim 2024/2025.
"Kami melakukan segalanya untuk membuat bisnis terasa nyaman, bahkan dalam kondisi perang," kata Dmytro Barinov, wakil kepala Otoritas Pelabuhan Ukraina, kepada Reuters.
Ekspor tersebut merupakan kombinasi dari gandum musim baru ditambah jagung dari stok setelah panen melimpah tahun lalu. Sejauh ini, Ukraina mengekspor 3,7 juta ton komoditas pertanian pada bulan Juli melalui Odesa dan 569.000 ton melalui Danube, menurut data ekspor resmi.
Lihat Juga :
tulis komentar anda