Makin Perkasa, Rupiah Ditutup ke Level Rp15.675
Rabu, 14 Agustus 2024 - 16:55 WIB
JAKARTA - Nilai tukar (kurs) rupiah pada perdagangan hari ini ditutup menguat 157,5 poin atau 0,99 persen ke level Rp15.675 setelah sebelumnya di Rp15.833 per dolar AS. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah sempat dibuka pada level Rp15.715 per dolar AS.
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar AS dipengaruhi data indeks harga produsen yang lebih lemah dari perkiraan pada hari Selasa meningkatkan harapan bahwa inflasi mereda, dan bahwa Federal Reserve akan memiliki lebih banyak dorongan untuk memangkas suku bunga.
"Pembacaan tersebut muncul tepat sebelum data inflasi indeks harga konsumen, yang akan dirilis pada hari Rabu, dan juga diharapkan menunjukkan inflasi mereda pada bulan Juli, meskipun sedikit," tulis Ibrahim dalam risetnya, Rabu (14/8/2024).
Prospek pemangkasan suku bunga menghadirkan prospek yang lebih cerah bagi ekonomi AS, terutama di tengah kekhawatiran baru-baru ini bahwa pertumbuhan yang melambat akan membutuhkan pemangkasan suku bunga lebih lanjut dari Fed.
Menurut CME Fedwatch, para pedagang sedikit lebih condong ke arah pemangkasan 50 basis poin pada bulan September dibandingkan pemangkasan 25 bps setelah data hari Selasa. Selain data inflasi, data produksi industri dan penjualan ritel dari AS dan Tiongkok juga akan dirilis minggu ini.
Pasar juga menunggu tanda-tanda langkah selanjutnya oleh Iran, yang telah bersumpah untuk memberikan tanggapan keras terhadap pembunuhan seorang pemimpin Hamas akhir bulan lalu, yang menurut Teheran dilakukan oleh Israel. Israel tidak membenarkan atau membantah keterlibatannya.
Angkatan Laut AS telah mengerahkan kapal perang dan kapal selam ke Timur Tengah untuk memperkuat pertahanan Israel. Laporan semalam mengatakan Hamas telah meluncurkan beberapa roket ke Tel Aviv.
Berdasarkan data diatas, mata uang rupiah untuk perdagangan berikutnya diprediksi bergerak fluktuatif, namun kembali ditutup menguat di rentang Rp15.600 - Rp15.710 per dolar AS.
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar AS dipengaruhi data indeks harga produsen yang lebih lemah dari perkiraan pada hari Selasa meningkatkan harapan bahwa inflasi mereda, dan bahwa Federal Reserve akan memiliki lebih banyak dorongan untuk memangkas suku bunga.
"Pembacaan tersebut muncul tepat sebelum data inflasi indeks harga konsumen, yang akan dirilis pada hari Rabu, dan juga diharapkan menunjukkan inflasi mereda pada bulan Juli, meskipun sedikit," tulis Ibrahim dalam risetnya, Rabu (14/8/2024).
Prospek pemangkasan suku bunga menghadirkan prospek yang lebih cerah bagi ekonomi AS, terutama di tengah kekhawatiran baru-baru ini bahwa pertumbuhan yang melambat akan membutuhkan pemangkasan suku bunga lebih lanjut dari Fed.
Menurut CME Fedwatch, para pedagang sedikit lebih condong ke arah pemangkasan 50 basis poin pada bulan September dibandingkan pemangkasan 25 bps setelah data hari Selasa. Selain data inflasi, data produksi industri dan penjualan ritel dari AS dan Tiongkok juga akan dirilis minggu ini.
Pasar juga menunggu tanda-tanda langkah selanjutnya oleh Iran, yang telah bersumpah untuk memberikan tanggapan keras terhadap pembunuhan seorang pemimpin Hamas akhir bulan lalu, yang menurut Teheran dilakukan oleh Israel. Israel tidak membenarkan atau membantah keterlibatannya.
Angkatan Laut AS telah mengerahkan kapal perang dan kapal selam ke Timur Tengah untuk memperkuat pertahanan Israel. Laporan semalam mengatakan Hamas telah meluncurkan beberapa roket ke Tel Aviv.
Berdasarkan data diatas, mata uang rupiah untuk perdagangan berikutnya diprediksi bergerak fluktuatif, namun kembali ditutup menguat di rentang Rp15.600 - Rp15.710 per dolar AS.
(fch)
Lihat Juga :
tulis komentar anda