Promosikan Wisata Birdwatching, Kemenparekraf Bidik Lima Pasar Ini

Senin, 24 Agustus 2020 - 08:08 WIB
Wisatawan menggunakan monocular untuk melihat burung (birdwatching) di salah satu hutan di Tambrauw, Papua Barat. Foto/SINDOnews/Inda
JAKARTA - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) tengah menyusun jalur wisata pola perjalanan untuk jenis aktivitas wisata melihat burung atau Birdwatching.

Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan (Events) Kemenparekraf Rizki Handayani mengatakan, wisata minat khusus tersebut akan menyasar wisatawan mancanegara (wisman) dari Eropa Barat, Eropa Timur, Amerika, Australia, Selandia Baru.

"Ini lima sumber wisman untuk birdwatching. Tentunya dengan ini pekerja pariwisata seperti pemandu di destinasi Birdwatching harus dibekali pelatihan bahasa asing terutama bahasa Inggris," ujarnya, Senin (24/8/2020). (Baca: Ingin Jadi Destinasi Birdwatching Kelas Dunia, Kemenparekraf: Status Konservasi di Tambrauw Jangan Hilang )



Sebelumnya, Rizki di sela-sela kunjungan ke destinasi birdwatching di kabupaten Tambrauw Papua Barat , 18-21 Agustus 2020, juga menyerahkan sejumlah bantuan dari Kemenparekraf untuk para pekerja pariwisata khususnya pemandu wisata Birdwatching dan ulayat.

Untuk pemandu Birdwatching, diserahkan sebanyak 50 paket bantuan yang terdiri dari sepatu treking, baju treking, celana treking, tas ransel carrier, topi rimba, jas hujan raincoat dan masker. "Semoga bantuan ini bisa bermanfaat bagi teman-teman pemandu di Tambrauw," kata Rizki. (Baca juga: Kaya Akan Keindahan Alam, Tambrauw Perlu Kedepankan Konservasi )

Adapun bantuan untuk ulayat mencakup 13 paket yang terdiri dari tenda, GPS maps, monocular spotting, monocular smartphone holder, binocular, bola voli, net voli, bola sepak, alat tulis.

Sebagai informasi, di Tambrauw terdapat banyak tanah ulayat, yakni tanah bersama warga masyarakat hukum adat yang bersangkutan. Beberapa tanah ulayat yang menjadi destinasi Birdwatching di kabupaten Tambrauw diantaranya Klabili, Nanggouw, Jokte, Kwoor, Abun, Weos, Fef, Sujak, Bamusbama, Miyah, Senopi, Saukorem, Mubrani.

Bupati Tambraw, Gabriel Asem, mengatakan, hutan adat bila mempunyai nilai ekonomi tinggi maka akan membantu masyarakat, termasuk untuk mendukung kegiatan seperti birdwatching. (Baca juga: Bunga Raflesia Ditemukan di Hutan Belantara Kalimantan Barat )

"Kami juga sudah membahas dalam sidang adat. Jadi bila tempat ini dikunjungi wisatawan, baik dalam maupun luar negeri, tidak akan ada masalah,” tandasnya.
(ind)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More