China Kecam AS Karena Tambahkan Perusahaan ke Daftar Kendali Ekspor
Minggu, 25 Agustus 2024 - 19:00 WIB
JAKARTA - Kementerian Perdagangan China pada hari Minggu (25/8/2024) menyatakan bahwa pihaknya menentang keras keputusan Amerika serikat ( AS ) untuk menambahkan beberapa entitas bisnis dari negara itu ke daftar kendali ekspornya karena masalah yang terkait dengan Rusia.
AS pada Jumat (23/8) menambahkan 105 perusahaan Rusia dan China ke dalam daftar pembatasan perdagangan karena dugaan dukungan mereka terhadap militer Rusia. Perusahaan-perusahaan tersebut, 42 dari China, 63 dari Rusia, dan 18 dari negara lain, menjadi sasaran karena alasan pengiriman barang elektronik AS ke pihak-pihak yang terkait dengan militer Rusia.
Diketahui, pemasok AS harus mendapatkan izin yang sulit diperoleh agar dapat mengirim ke perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam "daftar entitas", demikian sebutannya.
Departemen Keuangan dan Departemen Luar Negeri AS mengumumkan pada Jumat terkait pembatasan-pembatasan terhadap 400 individu dan entitas di seluruh dunia termasuk di China, Turki dan Swiss.
"Rusia telah mengubah ekonominya menjadi alat untuk melayani kompleks industri militer Kremlin," ujar Wakil Menteri Keuangan Wally Adeyemo dalam siaran persnya dikutip dari Business Insider, Sabtu (24/8/2024).
"Perusahaan, lembaga keuangan, dan pemerintah di seluruh dunia perlu memastikan bahwa mereka tidak mendukung rantai pasokan industri militer Rusia," tambahnya.
Sementara itu, seperti dilansir CNBC, Sabtu (25/8/2024), Kementerian China menyatakan tindakan AS tersebut mengganggu tatanan perdagangan internasional dan menghambat pertukaran ekonomi normal. Pemerintah China juga menambahkan bahwa pihaknya akan mengambil tindakan yang diperlukan untuk melindungi hak-hak sah perusahaan-perusahaannya secara tegas.
AS pada Jumat (23/8) menambahkan 105 perusahaan Rusia dan China ke dalam daftar pembatasan perdagangan karena dugaan dukungan mereka terhadap militer Rusia. Perusahaan-perusahaan tersebut, 42 dari China, 63 dari Rusia, dan 18 dari negara lain, menjadi sasaran karena alasan pengiriman barang elektronik AS ke pihak-pihak yang terkait dengan militer Rusia.
Diketahui, pemasok AS harus mendapatkan izin yang sulit diperoleh agar dapat mengirim ke perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam "daftar entitas", demikian sebutannya.
Departemen Keuangan dan Departemen Luar Negeri AS mengumumkan pada Jumat terkait pembatasan-pembatasan terhadap 400 individu dan entitas di seluruh dunia termasuk di China, Turki dan Swiss.
"Rusia telah mengubah ekonominya menjadi alat untuk melayani kompleks industri militer Kremlin," ujar Wakil Menteri Keuangan Wally Adeyemo dalam siaran persnya dikutip dari Business Insider, Sabtu (24/8/2024).
"Perusahaan, lembaga keuangan, dan pemerintah di seluruh dunia perlu memastikan bahwa mereka tidak mendukung rantai pasokan industri militer Rusia," tambahnya.
Sementara itu, seperti dilansir CNBC, Sabtu (25/8/2024), Kementerian China menyatakan tindakan AS tersebut mengganggu tatanan perdagangan internasional dan menghambat pertukaran ekonomi normal. Pemerintah China juga menambahkan bahwa pihaknya akan mengambil tindakan yang diperlukan untuk melindungi hak-hak sah perusahaan-perusahaannya secara tegas.
(fjo)
Lihat Juga :
tulis komentar anda