Saling Balas, Pertarungan China dan Uni Eropa Makin Panas

Senin, 26 Agustus 2024 - 08:57 WIB
Perang dagang antara China dengan Uni Eropa dapat menandai awal dari konflik perdagangan yang lebih luas. FOTO/iStock Photo
JAKARTA - Tarik-menarik ekonomi antara Uni Eropa dan China semakin meningkat. Keputusan Uni Eropa baru-baru ini untuk memberlakukan tarif yang berpotensi mencapai 36,3% terhadap kendaraan listrik China bukan hanya sebuah sikap proteksionis.

Hal ini menandai titik balik strategis dalam pertempuran untuk menguasai pasar energi terbarukan global. Sebagai tanggapan, Beijing dengan cepat membalas dengan investigasi anti-subsidi pada produk susu Eropa.

Langkah-langkah pembalasan ini menggambarkan meningkatnya ketegangan yang melampaui perselisihan perdagangan dan menimbulkan banyak pertanyaan tentang masa depan hubungan China dengan Eropa. Ketegangan antara Uni Eropa dan China mencapai puncaknya minggu ini ketika Uni Eropa mengumumkan pengenaan tarif impor kendaraan listrik China.



Keputusan ini diambil setelah investigasi selama sembilan bulan, berawal dari kecurigaan atas subsidi besar-besaran yang diberikan oleh Beijing kepada industri kendaraan listriknya. Menurut laporan resmi, subsidi tersebut mendistorsi persaingan dan mengancam kepentingan ekonomi Eropa. Menanggapi hal tersebut, kurang dari 24 jam setelah pengumuman ini, China membalas dengan membuka investigasi anti-subsidi terhadap produk susu yang diimpor dari Uni Eropa, yang menargetkan subsidi pertanian Eropa.

"Kami akan dengan tegas membela kepentingan industri susu Uni Eropa dan kebijakan pertanian bersama," kata Olof Gill, juru bicara Komisi Eropa dikutip dari Contribune, Senin (26/8/2024).



Dia menekankan kesediaan Uni Eropa untuk melawan tekanan eksternal. Rangkaian peristiwa ini menyoroti dinamika yang kompleks antara dua raksasa ekonomi ini. Pabrikan China, yang telah terpengaruh oleh biaya tambahan sementara yang diperkenalkan oleh UE Juli lalu, mengalami penurunan penjualan yang drastis, dengan penurunan sebesar 45% antara Juni dan Juli 2024.

Situasi di Prancis mencerminkan tren ini, di mana langkah-langkah seperti bonus lingkungan baru pada kendaraan yang diproduksi di Eropa semakin memperparah kesulitan bagi model China. MG4, kendaraan yang populer di Prancis, mencatat penurunan penjualan sebesar 33% antara Januari dan Juli tahun ini. Kedua belah pihak sekarang tampaknya terlibat dalam spiral tindakan dan tindakan balasan, dengan potensi dampak bagi industri di kedua belah pihak.

Saling Balas
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More