Camkan Ya! Jangan Pernah Bikin Uang Kertas Jadi Lecek
Rabu, 26 Agustus 2020 - 14:02 WIB
JAKARTA - Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono mengungkapkan kegeramannya setiap kali melihat ada individu atau toko yang menjepret, merobek, atau mencorat-coret uang rupiah . Dia meminta kepada Bank Indonesia (BI) atau instansi yang berwenang untuk mensosialisasikan kepada masyarakat terkait hal ini.
"Ini sayang kan kalau uangnya ada yang rusak, dicorat-coret, robek. Ini harus disosialisasikan ke masyarakat untuk tidak melakukan itu," ungkap Heru dalam webinar 'Ngomongin Uang Peringatan Kemerdekaan Ke-75 Republik Indonesia' di Jakarta, Rabu (26/8/2020). ( Baca juga:Gelar Rapat BLT di DPR, Menaker Malah Telat )
Senada dengan Heru, Kepala Departemen Pengelolaan Uang BI Marlison Hakim menegaskan bahwa uang rupiah bukan hanya alat transaksi atau tukar, tapi juga merupakan simbol kedaulatan negara.
"Halaman tampak depan uang melambangkan pahlawan nasional, halaman belakang menggambarkan kekayaan alam dan budaya Indonesia. Oleh karena itu, ke depannya edukasi memelihara uang rupiah juga harus dijaga betul," ujar Marlison.
Dia mencontohkan perilaku orang Jepang yang sangat menjaga betul uang kertasnya. Warga Jepang sangat menjaga diri untuk tidak melipat uang kertasnya.
"Mereka melihat ada pahlawan di mata uang mereka, ada yang mereka hormati. Jadi mereka tidak meremas, melipat, merobek, atau mencoret uang tersebut," kata Marlison. ( Baca juga:Hanafi Rais Mundur dari DPR sejak Mei, Ini Alasan PAN Belum Lakukan PAW )
Hal ini yang akan diedukasikan dan disosialisasikan ke depan oleh BI. Menetapkan status pahlawan tidak mudah, sehingga ada sosok pahlawan yang dihargai dan juga kekayaan bangsa yang ditampilkan di halaman muka dan belakang uang.
"Di saat kita menghargai uang itu, kita juga menghormati kedaulatan negara. Tapi, secara perlahan, ini momentum yang tepat untuk membuat habit baru di masyarakat untuk tidak mencoret, menstaples, atau merusak uang ," tegas Marlison.
"Ini sayang kan kalau uangnya ada yang rusak, dicorat-coret, robek. Ini harus disosialisasikan ke masyarakat untuk tidak melakukan itu," ungkap Heru dalam webinar 'Ngomongin Uang Peringatan Kemerdekaan Ke-75 Republik Indonesia' di Jakarta, Rabu (26/8/2020). ( Baca juga:Gelar Rapat BLT di DPR, Menaker Malah Telat )
Senada dengan Heru, Kepala Departemen Pengelolaan Uang BI Marlison Hakim menegaskan bahwa uang rupiah bukan hanya alat transaksi atau tukar, tapi juga merupakan simbol kedaulatan negara.
"Halaman tampak depan uang melambangkan pahlawan nasional, halaman belakang menggambarkan kekayaan alam dan budaya Indonesia. Oleh karena itu, ke depannya edukasi memelihara uang rupiah juga harus dijaga betul," ujar Marlison.
Dia mencontohkan perilaku orang Jepang yang sangat menjaga betul uang kertasnya. Warga Jepang sangat menjaga diri untuk tidak melipat uang kertasnya.
"Mereka melihat ada pahlawan di mata uang mereka, ada yang mereka hormati. Jadi mereka tidak meremas, melipat, merobek, atau mencoret uang tersebut," kata Marlison. ( Baca juga:Hanafi Rais Mundur dari DPR sejak Mei, Ini Alasan PAN Belum Lakukan PAW )
Hal ini yang akan diedukasikan dan disosialisasikan ke depan oleh BI. Menetapkan status pahlawan tidak mudah, sehingga ada sosok pahlawan yang dihargai dan juga kekayaan bangsa yang ditampilkan di halaman muka dan belakang uang.
"Di saat kita menghargai uang itu, kita juga menghormati kedaulatan negara. Tapi, secara perlahan, ini momentum yang tepat untuk membuat habit baru di masyarakat untuk tidak mencoret, menstaples, atau merusak uang ," tegas Marlison.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda