BI Rate Berpeluang Turun Lagi, Rupiah Ditutup Menguat ke Rp15.150
Jum'at, 20 September 2024 - 16:19 WIB
JAKARTA - Nilai tukar (kurs) rupiah pada perdagangan hari ini ditutup menguat 89 poin atau 0,58 persen ke level Rp15.150 setelah sebelumnya di Rp15.239 per dolar AS.
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar AS dipengaruhi The Fed memulai siklus pelonggaran yang dapat menyebabkan suku bunga turun sebanyak 125 basis poin tahun ini. Bank sentral memangkas suku bunga sebesar 50 bps batas atas ekspektasi pasar.
"Namun Ketua Fed Powell menawarkan prospek yang kurang dovish untuk suku bunga jangka menengah hingga panjang, dengan menyatakan bahwa suku bunga netral akan jauh lebih tinggi daripada yang terlihat di masa lalu. Namun, para pedagang menyambut baik prospek penurunan tajam suku bunga dalam waktu dekat," tulis Ibrahim dalam risetnya, Jumat (20/9/2024).
Baca Juga: Suku Bunga BI Dipangkas Jadi 6%, KPR Bank Seharusnya Turun
Selain itu, meningkatnya ketegangan di Timur Tengah. Walkie-talkie yang digunakan oleh kelompok bersenjata Lebanon, Hizbullah, meledak pada hari Rabu menyusul ledakan pager serupa pada hari sebelumnya. Sumber keamanan mengatakan badan mata-mata Israel, Mossad, bertanggung jawab atas serangan tersebut, tetapi pejabat Israel tidak mengomentari serangan tersebut.
Kemudian, China mempertimbangkan untuk menghapus pembatasan besar pada pembelian rumah untuk menghidupkan kembali pasar perumahan, sebuah langkah yang dapat memberikan dorongan bagi sektor properti yang sedang terpuruk.
Namun, Bank Rakyat China mempertahankan suku bunga acuan pinjaman utamanya tidak berubah pada hari Jumat, mengecewakan beberapa pedagang yang berharap akan lebih banyak penurunan suku bunga untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang lamban di negara tersebut.
Seruan untuk lebih banyak stimulus dari Beijing meningkat dalam beberapa minggu terakhir, terutama setelah serangkaian pembacaan ekonomi yang lemah untuk bulan Agustus. Sebelumnya, pertumbuhan produksi industri China juga melambat ke level terendah dalam lima bulan bulan lalu, dan penjualan eceran serta harga rumah baru semakin melemah.
Dari sentimen domestik, melihat keagresifan The Fed yang akan menurunkan suku bunga acuan sebesar 125 bps tahun ini, maka Bank Indonesia (BI) kemungkinan akan memangkas suku bunga tambahan lagi antara 75 -100 bps berada pada kisaran 5,25-5,00 persen, yang bertujuan untuk membangkitkan kembali roda perekonomian yang sebelumnya lesu, akibat suku bunga kredit perbankan yang tinggi.
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar AS dipengaruhi The Fed memulai siklus pelonggaran yang dapat menyebabkan suku bunga turun sebanyak 125 basis poin tahun ini. Bank sentral memangkas suku bunga sebesar 50 bps batas atas ekspektasi pasar.
"Namun Ketua Fed Powell menawarkan prospek yang kurang dovish untuk suku bunga jangka menengah hingga panjang, dengan menyatakan bahwa suku bunga netral akan jauh lebih tinggi daripada yang terlihat di masa lalu. Namun, para pedagang menyambut baik prospek penurunan tajam suku bunga dalam waktu dekat," tulis Ibrahim dalam risetnya, Jumat (20/9/2024).
Baca Juga: Suku Bunga BI Dipangkas Jadi 6%, KPR Bank Seharusnya Turun
Selain itu, meningkatnya ketegangan di Timur Tengah. Walkie-talkie yang digunakan oleh kelompok bersenjata Lebanon, Hizbullah, meledak pada hari Rabu menyusul ledakan pager serupa pada hari sebelumnya. Sumber keamanan mengatakan badan mata-mata Israel, Mossad, bertanggung jawab atas serangan tersebut, tetapi pejabat Israel tidak mengomentari serangan tersebut.
Kemudian, China mempertimbangkan untuk menghapus pembatasan besar pada pembelian rumah untuk menghidupkan kembali pasar perumahan, sebuah langkah yang dapat memberikan dorongan bagi sektor properti yang sedang terpuruk.
Namun, Bank Rakyat China mempertahankan suku bunga acuan pinjaman utamanya tidak berubah pada hari Jumat, mengecewakan beberapa pedagang yang berharap akan lebih banyak penurunan suku bunga untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang lamban di negara tersebut.
Seruan untuk lebih banyak stimulus dari Beijing meningkat dalam beberapa minggu terakhir, terutama setelah serangkaian pembacaan ekonomi yang lemah untuk bulan Agustus. Sebelumnya, pertumbuhan produksi industri China juga melambat ke level terendah dalam lima bulan bulan lalu, dan penjualan eceran serta harga rumah baru semakin melemah.
Dari sentimen domestik, melihat keagresifan The Fed yang akan menurunkan suku bunga acuan sebesar 125 bps tahun ini, maka Bank Indonesia (BI) kemungkinan akan memangkas suku bunga tambahan lagi antara 75 -100 bps berada pada kisaran 5,25-5,00 persen, yang bertujuan untuk membangkitkan kembali roda perekonomian yang sebelumnya lesu, akibat suku bunga kredit perbankan yang tinggi.
Lihat Juga :
tulis komentar anda