Rebutan Harta Karun Afrika, Apakah China Menghalangi India?

Jum'at, 27 September 2024 - 18:55 WIB
Meskipun hanya memegang sebagian kecil dari cadangan lithium dunia—yakni kurang dari 7%, China memproduksi sebagian besar kendaraan energi baru yang dijualnya. China adalah importir, penyuling, dan konsumen lithium terbesar, menangani 70% dari output global dan membeli 70% senyawa lithium, sebagian besar untuk sektor manufaktur baterai domestiknya.

Sejak 2018, China yang bergantung pada impor untuk sekitar dua pertiga bahan bakunya, telah secara agresif mengakuisisi tambang lithium besar di seluruh dunia. Dalam beberapa tahun terakhir, China berinvestasi di tambang di Zimbabwe, Republik Demokratik Kongo, Argentina, Australia, dan Kanada.

Menurut beberapa perkiraan pada tahun 2025, tambang di bawah kendali China diperkirakan akan menghasilkan 705.000 ton lithium olahan.

Ketergantungan India pada impor dari China dan rantai pasokannya yang rapuh menimbulkan risiko bagi stabilitas aksesnya ke mineral penting.Di sinilah letak paradoksnya: agar India bergerak maju dalam mengamankan pasokan lithium, maka harus menavigasi hubungannya dengan China secara lebih efektif.

Kini ketika India melirik Afrika sebagai target mendapatkan amunisi lithium, perusahaan-perusahaan China sudah lama bergerak aktif di lapangan dengan mengakuisisi tambang Afrika dan mendirikan kilang pengolahan domestik.

India harus berkolaborasi dengan negara-negara yang berpikiran sama untuk menantang dominasi China. Bagaimanapun New Delhi harus bisa mengatasi 'tantangan China' dalam mengamankan akses ke sumber daya lithium Afrika.
(akr)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More