Rebutan Harta Karun Afrika, Apakah China Menghalangi India?
Jum'at, 27 September 2024 - 18:55 WIB
Faktanya temuan ini dapat berkontribusi pada kebangkitan India, untuk menjadi pemain kunci dalam industri hijau. Dalam upaya menjadi pemasok baterai lithium-ion yang andal, India harus bersaing dengan China.
Hal ini dilakukan mengingat peluang ekspor baterai di masa depan dan peringkat India yang belum lama ini meningkat sebagai pasar kendaraan terbesar ketiga di dunia. Jika India berhasil, maka kemungkinan dapat mengekspor sepeda motor berkapasitas rendah, skuter, dan peralatan pertanian yang terjangkau ke negara-negara berkembang lainnya.
Namun tantangan tetap ada. Pasalnya cadangan lithium yang terdeteksi tersebut, terletak di wilayah paling bergejolak secara politik di India yakni sekitar tiga puluh mil jauhnya dari Line of Control, yang memisahkan Kashmir yang diduduki Pakistan dari wilayah persatuan India.
Sejak 1947, wilayah ini telah menyaksikan banyak konflik dan pertempuran kekerasan meletus antara India dan Pakistan, sering dipicu oleh separatis Pakistan. Selain itu, kabupaten Reasi merupakan daerah perbukitan dengan ekosistem yang rapuh.
Sementara bila dibandingkan dengan cadangan di Bolivia (21 juta ton), Argentina (17 juta ton), dan Australia (6,3 juta ton), temuan lithium India relatif tidak cukup besar. Jadi meskipun penemuan ini akan mendongkrak ekonomi hijau, hal itu tidak memadai.
Kondisi yang penuh ketidakpastian, maka tidak mengherankan India juga mengeksplorasi lithium di luar perbatasan nasionalnya hingga mencarinya ke benua Afrika.
Mereka menawarkan bakal memberikan akses ke sumber daya mineral vital dengan imbalan pembayaran sebagian dari pinjaman pembangunan mereka. Namun spesifikasi negara-negara ini masih belum diungkapkan, tetapi mendapatkan akses ke lithium Afrika akan secara signifikan memajukan pertumbuhan industri hijau India.
Mendapatkan akses ke sumber daya Afrika menjadi sangat penting untuk pengembangan industri lithium India, namun dominasi China di bidang ini menjadi penghalang utama.
Selama bertahun-tahun, China telah memonopoli beberapa rantai pasokan mineral utama, termasuk kobalt, lithium, dan banyak logam tanah jarang. China mengendalikan sebagian besar rantai pasokan lithium global dan merupakan penyuling lithium terkemuka.
Hal ini dilakukan mengingat peluang ekspor baterai di masa depan dan peringkat India yang belum lama ini meningkat sebagai pasar kendaraan terbesar ketiga di dunia. Jika India berhasil, maka kemungkinan dapat mengekspor sepeda motor berkapasitas rendah, skuter, dan peralatan pertanian yang terjangkau ke negara-negara berkembang lainnya.
Namun tantangan tetap ada. Pasalnya cadangan lithium yang terdeteksi tersebut, terletak di wilayah paling bergejolak secara politik di India yakni sekitar tiga puluh mil jauhnya dari Line of Control, yang memisahkan Kashmir yang diduduki Pakistan dari wilayah persatuan India.
Sejak 1947, wilayah ini telah menyaksikan banyak konflik dan pertempuran kekerasan meletus antara India dan Pakistan, sering dipicu oleh separatis Pakistan. Selain itu, kabupaten Reasi merupakan daerah perbukitan dengan ekosistem yang rapuh.
Sementara bila dibandingkan dengan cadangan di Bolivia (21 juta ton), Argentina (17 juta ton), dan Australia (6,3 juta ton), temuan lithium India relatif tidak cukup besar. Jadi meskipun penemuan ini akan mendongkrak ekonomi hijau, hal itu tidak memadai.
Kondisi yang penuh ketidakpastian, maka tidak mengherankan India juga mengeksplorasi lithium di luar perbatasan nasionalnya hingga mencarinya ke benua Afrika.
Pencarian India hingga Afrika
India membidik wilayah Afrika untuk memenuhi permintaan mineral kritisnya, terutama di Zambia, Namibia, Republik Demokratik Kongo (DRC), Ghana, hingga Mozambik. Beberapa negara Afrika bahkan dilaporkan sudah mendekati pemerintah India pada awal tahun 2022.Mereka menawarkan bakal memberikan akses ke sumber daya mineral vital dengan imbalan pembayaran sebagian dari pinjaman pembangunan mereka. Namun spesifikasi negara-negara ini masih belum diungkapkan, tetapi mendapatkan akses ke lithium Afrika akan secara signifikan memajukan pertumbuhan industri hijau India.
Mendapatkan akses ke sumber daya Afrika menjadi sangat penting untuk pengembangan industri lithium India, namun dominasi China di bidang ini menjadi penghalang utama.
Selama bertahun-tahun, China telah memonopoli beberapa rantai pasokan mineral utama, termasuk kobalt, lithium, dan banyak logam tanah jarang. China mengendalikan sebagian besar rantai pasokan lithium global dan merupakan penyuling lithium terkemuka.
Lihat Juga :
tulis komentar anda