Disanksi Eropa, Rusia Berhasil Alihkan Ekspor Minyak ke Asia Hingga Amerika Latin
Sabtu, 28 September 2024 - 12:39 WIB
JAKARTA - Wakil Perdana Menteri Alexander Novak mengatakan Russia telah berhasil mengalihkan 90 persen pasokan minyak ke pasar lain. Sebelumnya, pasokan ini ditujukan untuk wilayah Eropa.
“Negara-negara Eropa memberlakukan larangan pengiriman minyak dan produk minyak bumi. Oleh karena itu, hampir seluruh volume yang dipasok sebelumnya dialihkan ke tujuan lain. Saat ini lebih dari 90% dialihkan,” kata Novak dalam wawancara dengan televisi Rossiya 1 di sela-sela Pekan Energi Rusia.
Ia mengatakan bahwa rusia mendapatkan tujuan baru untuk ekspor minyaknya. Saat ini Rusia mengekspor minyak ke kawasan Asia hingga Afrika.
“Kami mengarahkan porsi yang lebih besar ke Kawasan Asia-Pasifik, Afrika, Amerika Latin – dimana sumber daya energi sangat dibutuhkan saat ini,” pejabat itu menambahkan.
Tak hanya itu, Rusia juga telah mengkonversi 50% pembayaran sumber daya energi ke mata uang negara sahabat. Artinya, pembayaran tidak lagi menggunakan Dolar.
“Kami secara proaktif beralih ke rubel dalam pembayaran. Saya yakin rasionya sekitar 50 berbanding 50 saat ini. Namun demikian, masih ada sebagian kecil yang tersisa dalam dolar, euro, berdasarkan sisa kontrak untuk Eropa. Namun, bagian terbesar dari pembayaran kami adalah rubel. Sejauh ini penyelesaiannya menggunakan mata uang negara-negara sahabat,” tambah wakil perdana menteri.
“Negara-negara Eropa memberlakukan larangan pengiriman minyak dan produk minyak bumi. Oleh karena itu, hampir seluruh volume yang dipasok sebelumnya dialihkan ke tujuan lain. Saat ini lebih dari 90% dialihkan,” kata Novak dalam wawancara dengan televisi Rossiya 1 di sela-sela Pekan Energi Rusia.
Ia mengatakan bahwa rusia mendapatkan tujuan baru untuk ekspor minyaknya. Saat ini Rusia mengekspor minyak ke kawasan Asia hingga Afrika.
“Kami mengarahkan porsi yang lebih besar ke Kawasan Asia-Pasifik, Afrika, Amerika Latin – dimana sumber daya energi sangat dibutuhkan saat ini,” pejabat itu menambahkan.
Tak hanya itu, Rusia juga telah mengkonversi 50% pembayaran sumber daya energi ke mata uang negara sahabat. Artinya, pembayaran tidak lagi menggunakan Dolar.
Baca Juga
“Kami secara proaktif beralih ke rubel dalam pembayaran. Saya yakin rasionya sekitar 50 berbanding 50 saat ini. Namun demikian, masih ada sebagian kecil yang tersisa dalam dolar, euro, berdasarkan sisa kontrak untuk Eropa. Namun, bagian terbesar dari pembayaran kami adalah rubel. Sejauh ini penyelesaiannya menggunakan mata uang negara-negara sahabat,” tambah wakil perdana menteri.
(fch)
tulis komentar anda