Deflasi 5 Bulan Beruntun Jadi Sinyal Krisis? BPS Singgung Saat 1999

Selasa, 01 Oktober 2024 - 15:12 WIB
Secara historis, deflasi lebih dari tiga bulan berturut-turut ini menjadi yang terpanjang setelah krisis ekonomi 1998 yakni pada 1999. Saat itu, deflasi terjadi selama 7 bulan beruntun. Foto/Dok
JAKARTA - Deflasi lima beruntun yang dialami Indonesia saat ini, secarahistorismenjadi yang terpanjang setelah krisis ekonomi 1998 yakni pada 1999. Saat itu, deflasi terjadi selama 7 bulan beruntun.







Deflasi kembaliterjadi pada September 2024, sebesar 0,12% secara bulanan. Angka deflasi ini lebih dalam dibandingkan deflasi Agustus 2024 yang tercatat 0,03% secara bulanan.

Plt Kepala Badan Pusat Statistik atau BPS , Amalia Adininggar Widyasanti mengungkapkan, bahwa deflasi September 2024 memang yang terdalam sepanjang 2024. Sebab apabila dirincikan, pada Mei 2024 terjadi deflasi sebesar 0,03%, lalu Juni 0,08%, Agustus 0,03% dan September 0,12%.

"Pada tahun 1999 setelah krisis finansial Asia, Indonesia pernah mengalami deflasi 7 bulan berturut-turut selama bulan Maret 1999 sampai September 1999. Karena akibat dari penurunan harga beberapa barang pada saat itu, setelah diterpa inflasi yang tinggi," jelas Amalia dalam konferensi pers hari ini, Selasa (1/10/2024).



Namun demikian, diungkapkan Amalia deflasi selama 2 sampai 3 bulan berturut-turut pernah terjadi pada Desember 2008 hingga Januasi 2009 dan Juli sampai September 2020.

"Kalau kita melihat deflasi yang berturut-turut selama lima bulan di tahun ini, tentunya kita bisa mencermati secara jelas faktor yang mempengaruhi deflasi atau penurunan harga. Jadi deflasi itu dibentuk karena adanya harga yang turun," terang Amalia.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More