CEO: BRICS Dapat Melawan Sanksi Barat
Selasa, 22 Oktober 2024 - 07:17 WIB
MOSKOW - Kehadiran BRICS menurut pengusaha, muncul sebagai alternatif bagi negara-negara yang ingin mengurangi ketergantungan mereka pada struktur Barat. Pendiri dan CEO Global South Queens (GSQ) Media House, Nonkululeko Patricia Mantula juga menyoroti kapasitas BRICS untuk melawan pengaruh narasi Barat, sistem keuangan, dan dampak sanksi Barat .
"Sekarang kami melihat sanksi yang dijatuhkan pada negara-negara tertentu, ada bias pada beberapa badan internasional ini, BRICS telah menjadi solusi," kata Mantula kepada RT di sela-sela Forum Bisnis BRICS di Moskow, yang diadakan pada 17-18 Oktober.
Ia merefleksikan bagaimana kelompok negara-negara berkembang dalam arus utama di BRICS, yang dimulai dengan Brasil, Rusia, India, dan China, telah tumbuh menjadi platform yang signifikan untuk kerja sama.
Menurutnya negara-negara yang tertarik merapat ke BRICS karena pendekatannya yang inklusif terhadap keragaman dan saling menghormati, baik secara ekonomi maupun budaya.
Mantula juga menekankan, bahwa BRICS menawarkan kesempatan kepada anggotanya untuk beroperasi secara independen dari struktur Barat, membuat mereka lebih tangguh terhadap potensi sanksi.
"Di negara-negara BRICS kita memiliki populasi yang lebih besar, lebih banyak sumber daya alam dan jika kita belajar bekerja secara mandiri di luar sistem Barat, bahkan sanksi tidak akan merugikan kita," jelasnya.
Diungkapkan juga oleh Mantula yang merujuk pada pidato Presiden Iran, Masoud Pezeshkian selama pleno forum, di mana ia berbicara tentang sanksi yang dijatuhkan pada negara-negara tertentu. "Salah satu negara kita dapat dikenai sanksi selanjutnya," kata Mantula, menggarisbawahi potensi BRICS untuk menawarkan front persatuan melawan tekanan Barat.
Sementara itu CEO SOC Limited Afrika Selatan, Nompumelelo Mpofu juga menggemakan sentimen tersebut. Dia menerangkan, bahwa BRICS memungkinkan negara-negara untuk mengikuti jalan mereka sendiri, bebas dari tekanan eksternal.
"Sekarang kami melihat sanksi yang dijatuhkan pada negara-negara tertentu, ada bias pada beberapa badan internasional ini, BRICS telah menjadi solusi," kata Mantula kepada RT di sela-sela Forum Bisnis BRICS di Moskow, yang diadakan pada 17-18 Oktober.
Baca Juga
Ia merefleksikan bagaimana kelompok negara-negara berkembang dalam arus utama di BRICS, yang dimulai dengan Brasil, Rusia, India, dan China, telah tumbuh menjadi platform yang signifikan untuk kerja sama.
Menurutnya negara-negara yang tertarik merapat ke BRICS karena pendekatannya yang inklusif terhadap keragaman dan saling menghormati, baik secara ekonomi maupun budaya.
Mantula juga menekankan, bahwa BRICS menawarkan kesempatan kepada anggotanya untuk beroperasi secara independen dari struktur Barat, membuat mereka lebih tangguh terhadap potensi sanksi.
"Di negara-negara BRICS kita memiliki populasi yang lebih besar, lebih banyak sumber daya alam dan jika kita belajar bekerja secara mandiri di luar sistem Barat, bahkan sanksi tidak akan merugikan kita," jelasnya.
Diungkapkan juga oleh Mantula yang merujuk pada pidato Presiden Iran, Masoud Pezeshkian selama pleno forum, di mana ia berbicara tentang sanksi yang dijatuhkan pada negara-negara tertentu. "Salah satu negara kita dapat dikenai sanksi selanjutnya," kata Mantula, menggarisbawahi potensi BRICS untuk menawarkan front persatuan melawan tekanan Barat.
Sementara itu CEO SOC Limited Afrika Selatan, Nompumelelo Mpofu juga menggemakan sentimen tersebut. Dia menerangkan, bahwa BRICS memungkinkan negara-negara untuk mengikuti jalan mereka sendiri, bebas dari tekanan eksternal.
tulis komentar anda