Rusia Balas Dendam, Sita Pendapatan dari Aset Barat yang Dibekukan
Sabtu, 26 Oktober 2024 - 10:37 WIB
JAKARTA - Rusia akan membalas tindakan Amerika Serikat ( AS ) dan sekutunya dengan cara yang sama terhadap penggunaan pendapatan yang dihasilkan oleh cadangan bank sentralnya yang dibekukan oleh Barat. Tindakan pembalasan itu ditegaskan Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov.
AS dan sekutunya telah memblokir sekitar USD300 miliar aset milik bank sentral Rusia sejak eskalasi konflik Ukraina pada Februari 2022. Sebagian besar dana, sekitar 197 miliar euro (USD213 miliar), disimpan di lembaga kliring Euroclear yang berbasis di Brussels. Pada Rabu (23/10) lalu, Washington mengumumkan keputusan untuk menggunakan hasil dari aset yang dibekukan untuk membayar kembali pinjaman multimiliar dolar ke Kiev.
"Jika negara-negara Barat mulai memanfaatkan pendapatan dari cadangan Rusia yang dibekukan, kami akan melakukan hal yang sama," tegas Siluanov kepada wartawan seperti dilansir Russia Today, Sabtu (26/10/2024). "Kami telah membekukan uang dari perusahaan dan organisasi yang 'tidak bersahabat'. Kami menyimpan uang ini di rekening kami dengan cara yang sama dan akan menggunakan pendapatan dari aset-aset ini dengan cara yang sama," jelasnya.
Siluanov mengatakan, pendapatan dari dana ini akan dialokasikan untuk kebutuhan ekonomi, dan kebutuhan entitas konstituen Federasi Rusia,seraya mencatat bahwa keputusan terkait telah dibuat.
AS menyatakan bahwa mereka akan memberi Kiev pinjaman sebesar USD20 miliar sebagai bagian dari paket G7 yang lebih luas senilai USD50 miliar. "Penggunaan keuntungan tak terduga dari aset Rusia yang diblokir akan memberikan bantuan kepada Ukraina tanpa membebani pembayar pajak," kata Presiden AS Joe Biden.
Sehari sebelumnya, Parlemen Eropa juga menegaskan dukungannya atas pengalokasian pinjaman hingga 35 miliar euro (USD38 miliar) untuk Kiev dengan menggunakan aset Rusia yang diimobilisasi sebagai agunan untuk pembayaran kembali. Menurut Euroclear, dana yang dibekukan telah menghasilkan bunga sebesar 3,4 miliar euro (USD3,6 miliar) hingga pertengahan Juli.
Rusia telah berulang kali memperingatkan bahwa penyitaan asetnya akan dianggap sebagai "pencurian" dan akan melanggar hukum internasional serta merusak mata uang cadangan, sistem keuangan global, dan ekonomi dunia.
Dana Moneter Internasional (IMF) juga telah menyuarakan kekhawatiran bahwa tindakan tersebut dapat merusak kepercayaan pada sistem keuangan Barat. Siluanov sebelumnya memperingatkan bahwa pelaku global sedang mengikuti dengan saksama cerita yang melibatkan aset Rusia dan menarik kesimpulan mereka sendiri.
Meskipun menteri keuangan tidak merinci jumlah aset Barat yang saat ini disimpan di Rusia, perhitungan sebelumnya oleh RIA Novosti menyebutkan angka tersebut kira-kira sama dengan jumlah dana Rusia yang dibekukan di luar negeri. Kantor berita tersebut melaporkan bahwa total investasi asing langsung dalam ekonomi Rusia oleh UE, G7, Australia, dan Swiss berjumlah USD288 miliar pada akhir tahun 2022.
AS dan sekutunya telah memblokir sekitar USD300 miliar aset milik bank sentral Rusia sejak eskalasi konflik Ukraina pada Februari 2022. Sebagian besar dana, sekitar 197 miliar euro (USD213 miliar), disimpan di lembaga kliring Euroclear yang berbasis di Brussels. Pada Rabu (23/10) lalu, Washington mengumumkan keputusan untuk menggunakan hasil dari aset yang dibekukan untuk membayar kembali pinjaman multimiliar dolar ke Kiev.
Baca Juga
"Jika negara-negara Barat mulai memanfaatkan pendapatan dari cadangan Rusia yang dibekukan, kami akan melakukan hal yang sama," tegas Siluanov kepada wartawan seperti dilansir Russia Today, Sabtu (26/10/2024). "Kami telah membekukan uang dari perusahaan dan organisasi yang 'tidak bersahabat'. Kami menyimpan uang ini di rekening kami dengan cara yang sama dan akan menggunakan pendapatan dari aset-aset ini dengan cara yang sama," jelasnya.
Siluanov mengatakan, pendapatan dari dana ini akan dialokasikan untuk kebutuhan ekonomi, dan kebutuhan entitas konstituen Federasi Rusia,seraya mencatat bahwa keputusan terkait telah dibuat.
AS menyatakan bahwa mereka akan memberi Kiev pinjaman sebesar USD20 miliar sebagai bagian dari paket G7 yang lebih luas senilai USD50 miliar. "Penggunaan keuntungan tak terduga dari aset Rusia yang diblokir akan memberikan bantuan kepada Ukraina tanpa membebani pembayar pajak," kata Presiden AS Joe Biden.
Sehari sebelumnya, Parlemen Eropa juga menegaskan dukungannya atas pengalokasian pinjaman hingga 35 miliar euro (USD38 miliar) untuk Kiev dengan menggunakan aset Rusia yang diimobilisasi sebagai agunan untuk pembayaran kembali. Menurut Euroclear, dana yang dibekukan telah menghasilkan bunga sebesar 3,4 miliar euro (USD3,6 miliar) hingga pertengahan Juli.
Rusia telah berulang kali memperingatkan bahwa penyitaan asetnya akan dianggap sebagai "pencurian" dan akan melanggar hukum internasional serta merusak mata uang cadangan, sistem keuangan global, dan ekonomi dunia.
Dana Moneter Internasional (IMF) juga telah menyuarakan kekhawatiran bahwa tindakan tersebut dapat merusak kepercayaan pada sistem keuangan Barat. Siluanov sebelumnya memperingatkan bahwa pelaku global sedang mengikuti dengan saksama cerita yang melibatkan aset Rusia dan menarik kesimpulan mereka sendiri.
Meskipun menteri keuangan tidak merinci jumlah aset Barat yang saat ini disimpan di Rusia, perhitungan sebelumnya oleh RIA Novosti menyebutkan angka tersebut kira-kira sama dengan jumlah dana Rusia yang dibekukan di luar negeri. Kantor berita tersebut melaporkan bahwa total investasi asing langsung dalam ekonomi Rusia oleh UE, G7, Australia, dan Swiss berjumlah USD288 miliar pada akhir tahun 2022.
(fjo)
Lihat Juga :
tulis komentar anda