Gagal Masuk BRICS Gegara Diveto Brasil, Venezuela Ngamuk Tarik Duta Besar
Kamis, 31 Oktober 2024 - 11:26 WIB
JAKARTA - Venezuela menarik duta besarnya dari Brasil gara-gara kegagalan Caracas baru-baru ini untuk bergabung dengan aliansi BRICS . Keinginan Venezuela untuk bergabung diveto oleh Brasil, salah satu negara pendiri BRICS selain Rusia, India, China dan Afrika Selatan.
Dilansir Al Jazeera, Kamis (31/10/2024), Kementerian Luar Negeri Venezuela mengumumkan balasan diplomatik tersebut pada Rabu (30/10), serta mengecam pejabat Brasil karena dinilai menghalangi keanggotaan negara tersebut di BRICS. Venezuela juga menuduh pejabat Brasil membuat pernyataan intervensionis dan kasar.
Tindakan tersebut meningkatkan ketegangan antara negara yang saling bertetangga di Amerika Selatan tersebut. Hubungan kedua negara juga telah memburuk sejak Presiden Venezuela Nicolas Maduro menyatakan dirinya terpilih kembali pada bulan Juli meskipun ada penyimpangan besar dalam penghitungan suara.
Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva, sekutu sosialis dekat pendahulu Maduro, Hugo Chavez, belum mengakui Maduro sebagai pemenang sah pemungutan suara 28 Juli, dan meminta otoritas pemilu Venezuela untuk terlebih dahulu menerbitkan penghitungan resmi.
Langkah Brasil untuk menggagalkan ambisi lama Venezuela untuk menjadi anggota BRICS pada pertemuan puncak kelompok tersebut baru-baru ini di Kazan, Rusia, semakin memanaskan situasi.
BRICS yang awalnya beranggotakan Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan kini telah diperluas dengan masuknya pendatang baru yakni Iran, Mesir, Ethiopia, dan Uni Emirat Arab, yang bergabung dengan blok tersebut pada Januari 2024.
Dalam pernyataan terbarunya, Kementerian Luar Negeri Venezuela mengecam penasihat kebijakan luar negeri utama Brasil, Celso Amorim, yang mengatakan Brasil telah memveto aplikasi BRICS karena Caracas "melanggar kepercayaan" para mitranya.
Amorim, kata kementerian Venezuela, "bertindak lebih seperti pembawa pesan imperialisme Amerika Utara" dan "secara tidak sopan mendedikasikan dirinya untuk mengeluarkan penilaian nilai pada proses yang hanya sesuai dengan rakyat Venezuela dan lembaga-lembaga demokrasi mereka."
Dilansir Al Jazeera, Kamis (31/10/2024), Kementerian Luar Negeri Venezuela mengumumkan balasan diplomatik tersebut pada Rabu (30/10), serta mengecam pejabat Brasil karena dinilai menghalangi keanggotaan negara tersebut di BRICS. Venezuela juga menuduh pejabat Brasil membuat pernyataan intervensionis dan kasar.
Tindakan tersebut meningkatkan ketegangan antara negara yang saling bertetangga di Amerika Selatan tersebut. Hubungan kedua negara juga telah memburuk sejak Presiden Venezuela Nicolas Maduro menyatakan dirinya terpilih kembali pada bulan Juli meskipun ada penyimpangan besar dalam penghitungan suara.
Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva, sekutu sosialis dekat pendahulu Maduro, Hugo Chavez, belum mengakui Maduro sebagai pemenang sah pemungutan suara 28 Juli, dan meminta otoritas pemilu Venezuela untuk terlebih dahulu menerbitkan penghitungan resmi.
Baca Juga
Langkah Brasil untuk menggagalkan ambisi lama Venezuela untuk menjadi anggota BRICS pada pertemuan puncak kelompok tersebut baru-baru ini di Kazan, Rusia, semakin memanaskan situasi.
BRICS yang awalnya beranggotakan Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan kini telah diperluas dengan masuknya pendatang baru yakni Iran, Mesir, Ethiopia, dan Uni Emirat Arab, yang bergabung dengan blok tersebut pada Januari 2024.
Dalam pernyataan terbarunya, Kementerian Luar Negeri Venezuela mengecam penasihat kebijakan luar negeri utama Brasil, Celso Amorim, yang mengatakan Brasil telah memveto aplikasi BRICS karena Caracas "melanggar kepercayaan" para mitranya.
Amorim, kata kementerian Venezuela, "bertindak lebih seperti pembawa pesan imperialisme Amerika Utara" dan "secara tidak sopan mendedikasikan dirinya untuk mengeluarkan penilaian nilai pada proses yang hanya sesuai dengan rakyat Venezuela dan lembaga-lembaga demokrasi mereka."
(fjo)
tulis komentar anda