PHE ONWJ Berdayakan Masyarakat Ubah Limbah Cangkang Rajungan Jadi Berkah
Rabu, 06 November 2024 - 15:03 WIB
Karena proses kimiawi yang aman dan mudah, siapa saja bisa membuat kitosan dari cangkang rajungan. Oleh karena itu, untuk mendukung ekonomi sirkular dan upaya keberlanjutan dalam meminimalisir dampak lingkungan, PHE ONWJ mengajak ibu-ibu Desa Sukajaya untuk mengolah kitosan, yang sebelumnya berupa limbah cangkang yang mencemari lingkungan, menjadi produk bernilai tinggi.
Dengan mendatangkan langsung dua spesialis kitosan, yakni Pipih Suptijah, PHE ONWJ mengadakan pelatihan pengolahan kitosan. Pelatihan mencakup penggunaan alat boiler untuk proses menghilangkan kandungan mineral pada cangkang rajungan menjadi serbuk berserat berwarna putih, yang dinamakan kitosan.
“Kitosan kemudian bisa diolah menjadi pasta gigi, deodoran, cairan pembersih mulut (mouth wash), foot spray, pelapis (coating) buah, edible film, kaldu instan, pengawet ikan, dan pupuk cair,” jelas In-In.
Menurut Head of Communication, Relations & CID PHE ONWJ R. Ery Ridwan, setelah masyarakat diberi pelatihan cara mengubah limbah cangkang rajungan jadi kitosan, selanjutnya PHE ONWJ akan mendampingi masyarakat hingga terampil memproduksi secara mandiri.
Targetnya masyarakat dapat membuat pupuk cair dari kitosan, dan memasarkan produk tersebut. Ery menuturkan, program ini merupakan komitmen PHE ONWJ dalam mendukung pembangunan berkelanjutan. Pihaknya berharap program ini dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat Desa Sukajaya dan menjadi inspirasi bagi daerah lain.
“Kami akan dampingi dari hulu sampai hilir. Mulai dari pembentukan kelompok pengolah, peningkatan kapasitas anggota, pembuatan produk, bantuan alat untuk produksi, bantuan sertifikasi produk, sampai pemasaran. Harapan kami, selain meningkatkan kesejahteraan masyarakat, kami juga ingin membantu mengurangi dampak lingkungan dari keberadaan limbah cangkang rajungan,” kata Ery.
Dengan mendatangkan langsung dua spesialis kitosan, yakni Pipih Suptijah, PHE ONWJ mengadakan pelatihan pengolahan kitosan. Pelatihan mencakup penggunaan alat boiler untuk proses menghilangkan kandungan mineral pada cangkang rajungan menjadi serbuk berserat berwarna putih, yang dinamakan kitosan.
“Kitosan kemudian bisa diolah menjadi pasta gigi, deodoran, cairan pembersih mulut (mouth wash), foot spray, pelapis (coating) buah, edible film, kaldu instan, pengawet ikan, dan pupuk cair,” jelas In-In.
Menurut Head of Communication, Relations & CID PHE ONWJ R. Ery Ridwan, setelah masyarakat diberi pelatihan cara mengubah limbah cangkang rajungan jadi kitosan, selanjutnya PHE ONWJ akan mendampingi masyarakat hingga terampil memproduksi secara mandiri.
Targetnya masyarakat dapat membuat pupuk cair dari kitosan, dan memasarkan produk tersebut. Ery menuturkan, program ini merupakan komitmen PHE ONWJ dalam mendukung pembangunan berkelanjutan. Pihaknya berharap program ini dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat Desa Sukajaya dan menjadi inspirasi bagi daerah lain.
“Kami akan dampingi dari hulu sampai hilir. Mulai dari pembentukan kelompok pengolah, peningkatan kapasitas anggota, pembuatan produk, bantuan alat untuk produksi, bantuan sertifikasi produk, sampai pemasaran. Harapan kami, selain meningkatkan kesejahteraan masyarakat, kami juga ingin membantu mengurangi dampak lingkungan dari keberadaan limbah cangkang rajungan,” kata Ery.
(nng)
tulis komentar anda