Dharma Polimetal Optimistis Pertahankan Kinerja di Kuartal IV-2024
Kamis, 14 November 2024 - 16:30 WIB
Perseroan melihat aturan pemerintah mengenai syarat TKDN telah menghadirkan peluang besar untuk pertumbuhan bisnis DRMA ke depan. Di kalangan masyarakat, penggunaan sepeda motor listrik di Tanah Air sendiri terus menunjukkan peningkatan yang signifikan setiap tahunnya. Menurut catatan Kementerian Perindustrian, sebanyak 172 ribu unit kendaraan motor listrik telah melintasi jalanan di Indonesia di tahun 2024 ini.
Angka ini naik sekitar 48% dibandingkan tahun sebelumnya hanya 116 ribu unit. Tidak mengherankan, Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) telah meningkatkan target penjualan sepeda motor tahun 2025 menjadi 6,7 juta unit, naik dari proyeksi yang telah dibuat sebelumnya yang sebanyak 6,5 juta unit.
Tidak hanya itu, kondisi bisnis kendaraan listrik di Indonesia tampaknya masih akan bertambah cerah, terlihat dari langkah pemerintah yang membuka peluang melanjutkan beberapa insentif prioritas pada tahun 2025. Salah satunya adalah insentif PPN 1% untuk mobil listrik.
Jika direalisasi, usulan tersebut tentunya akan menambah daya dorong untuk pertumbuhan pasar kendaraan listrik di Indonesia di masa mendatang. Dalam hal ini, untuk bisa mendapatkan insentif tersebut, kendaraan listrik tersebut harus diproduksi langsung di Indonesia dengan persentase TKDN minimal 40%.
Tentu saja, insentif PPN ini akan mendorong peningkatan TKDN pada kendaraan listrik yang beredar di Indonesia. Dan pada saat yang sama, insentif ini juga akan memacu pertumbuhan industri komponen lokal. Melihat semua peluang tersebut, DRMA telah semakin mempertajam fokus dalam mengincar berbagai peluang bisnis di segmen kendaraan listrik dengan mengembangkan "Dharma Connect" yaitu sebuah ekosistem kolaboratif yang mendorong pengembangan kendaraan listrik.
Dalam hal ini, ekosistem kolaboratif Dharma Connect (DC) terbagi dalam lima segmen yaitu DC Battery (battery pack & energy storage system), DC Power (slow & fast charging station), DC Motor (BLDC Hub & Mid Drive Motor), DC Solar, dan DC Cross (2W & 4W EV Conversion). DRMA sendiri terus memperlihatkan peningkatan dalam kinerjanya.
Berdasarkan laporan perusahaan, pada kuartal III-2024 perseroan membukukan penjualan Rp4 triliun. Dalam situasi industri yang kurang bersahabat di tahun 2024 ini, perseroan bisa mencatatkan pertumbuhan penjualan 20% QoQ. Meskipun jika dibandingkan dari tahun sebelumnya ada penurunan 5%. Laba usaha tercatat sebesar Rp548 miliar, naik 65% QoQ, meskipun turun 20% YoY. Adapun laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar Rp412 miliar, meningkat 69% QoQ.
Angka ini naik sekitar 48% dibandingkan tahun sebelumnya hanya 116 ribu unit. Tidak mengherankan, Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) telah meningkatkan target penjualan sepeda motor tahun 2025 menjadi 6,7 juta unit, naik dari proyeksi yang telah dibuat sebelumnya yang sebanyak 6,5 juta unit.
Tidak hanya itu, kondisi bisnis kendaraan listrik di Indonesia tampaknya masih akan bertambah cerah, terlihat dari langkah pemerintah yang membuka peluang melanjutkan beberapa insentif prioritas pada tahun 2025. Salah satunya adalah insentif PPN 1% untuk mobil listrik.
Jika direalisasi, usulan tersebut tentunya akan menambah daya dorong untuk pertumbuhan pasar kendaraan listrik di Indonesia di masa mendatang. Dalam hal ini, untuk bisa mendapatkan insentif tersebut, kendaraan listrik tersebut harus diproduksi langsung di Indonesia dengan persentase TKDN minimal 40%.
Tentu saja, insentif PPN ini akan mendorong peningkatan TKDN pada kendaraan listrik yang beredar di Indonesia. Dan pada saat yang sama, insentif ini juga akan memacu pertumbuhan industri komponen lokal. Melihat semua peluang tersebut, DRMA telah semakin mempertajam fokus dalam mengincar berbagai peluang bisnis di segmen kendaraan listrik dengan mengembangkan "Dharma Connect" yaitu sebuah ekosistem kolaboratif yang mendorong pengembangan kendaraan listrik.
Dalam hal ini, ekosistem kolaboratif Dharma Connect (DC) terbagi dalam lima segmen yaitu DC Battery (battery pack & energy storage system), DC Power (slow & fast charging station), DC Motor (BLDC Hub & Mid Drive Motor), DC Solar, dan DC Cross (2W & 4W EV Conversion). DRMA sendiri terus memperlihatkan peningkatan dalam kinerjanya.
Berdasarkan laporan perusahaan, pada kuartal III-2024 perseroan membukukan penjualan Rp4 triliun. Dalam situasi industri yang kurang bersahabat di tahun 2024 ini, perseroan bisa mencatatkan pertumbuhan penjualan 20% QoQ. Meskipun jika dibandingkan dari tahun sebelumnya ada penurunan 5%. Laba usaha tercatat sebesar Rp548 miliar, naik 65% QoQ, meskipun turun 20% YoY. Adapun laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar Rp412 miliar, meningkat 69% QoQ.
(nng)
tulis komentar anda