Bitcoin Kalahkan Perak, Jadi Aset Terbesar ke-8 Dunia

Sabtu, 16 November 2024 - 21:09 WIB
Harga Bitcoin terus melambung menjadikan aset kripto tersebut menjadi aset terbesar ke-8 dunia. FOTO/iStock Photo
JAKARTA - Harga Bitcoin terus melambung melewati level USD93.000 dengan kapitalisasi pasar menembus lebih dari USD1,77 triliun, membuat Bitcoin melampaui market cap perak USD1,70 triliun sebagai aset terbesar ke-8 di dunia. Saat ini, Bitcoin berada di bawah emas USD17,23 triliun, Nvidia USD3,63 triliun, Apple USD3,4 triliun, Microsoft USD3,16 triliun, Google USD2,2 triliun, Amazon USD2,2 triliun, dan Saudi Aramco USD1,79 triliun dalam peringkat aset terbesar dunia.

Pergerakan pasar ini sebagian besar didorong oleh pembelian institusional dan arus kas masuk ke ETF Bitcoin yang terus berlanjut. Selain itu, optimisme atas kemenangan Trump, yang dikenal dengan sikap pro-kripto, turut mendukung kepercayaan bahwa regulasi yang lebih mendukung aset digital akan segera hadir.





Selain faktor-faktor di atas, faktor pendorong lainnya seperti sentimen inflasi juga memberikan dampak pada harga Bitcoin. Pada Rabu, 13 November 2024, inflasi di Amerika Serikat tercatat sebesar 2,6% YoY, naik dari periode sebelumnya yang sebesar 2,4%. Kenaikan 0,2% ini masih dalam range konsensus, sehingga seharusnya memberikan pandangan positif terhadap dolar. Namun, Bitcoin justru mengalami kenaikan dan berhasil mencapai all-time high (ATH), mencerminkan antusiasme investor terhadap adopsi Bitcoin di tengah kondisi ekonomi saat ini.

CEO Indodax, Oscar Darmawan, menyatakan pencapaian kapitalisasi pasar Bitcoin yang kini menembus USD 1,77 triliun adalah bukti semakin diterimanya aset digital ini di kancah global sebagai alternatif investasi yang potensial.

"Lonjakan harga Bitcoin yang melewati level USD93.000 mencerminkan tingginya minat institusi besar terhadap kripto sebagai salah satu aset utama dalam portofolio investasi," ujar dia dikutip, Sabtu (16/11/2024).

"Momen ketika Bitcoin melampaui nilai perak adalah sebuah sejarah penting. Dulu, perak pernah menjadi mata uang di dunia sebelum akhirnya digantikan oleh emas."

Ia juga menyoroti data CPI Amerika Serikat Oktober 2024 yang mencatat kenaikan inflasi 2,6% YoY sebagai faktor penting dalam lonjakan harga bitcoin.

"Dengan inflasi tinggi, bitcoin dianggap sebagai aset yang dapat melindungi nilai dan menarik investor yang mencari alternatif investasi yang lebih stabil dibandingkan aset tradisional yang bisa terdampak penurunan nilai akibat inflasi," katanya.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More