Catatan Akhir Tahun 2024: Masih Banyak PR Sektor Transportasi Indonesia
Sabtu, 14 Desember 2024 - 09:54 WIB
JAKARTA - Peran transportasi tidak dapat dilepaskan dari mobilitas manusia dan barang. Sektor ini menjadi elemen penting yang menghubungkan dan menjadi pendukung berkembangnya suatu wilayah, geliat perekonomian, serta tumbuhnya peradaban.
Selama satu tahun terakhir Pemerintah getol melakukan pembangunan infrastruktur transportasi untuk meningkatkan efisiensi biaya mobilitas manusia dan barang, namun sejumlah masalah masih ditemukan dan menjadi pekerjaan rumah.
Mulai dari soal soal Track Access Charge (TAC) dan Infrastructure Maintenance and Operation (IMO) serta dampaknya pada pelayanan kereta api. Masih terbatasnya layanan angkutan umum perkotaan, digitalisasi yang menyisakan tantangan di aspek tata kelola dan keandalan sumber daya.
Kemudian yang juga menjadi PR terkait isu kesenjangan aktivitas perdagangan, digitalisasi, dan transisi energi di sektor maritim. Lalu di sektor udara soal harga bahan bakar, permintaan pasar, dan kebijakan maskapai serta isu monopolistik menyebabkan harga tiket yang tinggi dan kurangnya pilihan bagi konsumen.
Dalam catatan MTI terkait sektor logistik, adalah ODOL (Over Dimension Over Load) yang masih belum bisa diselesaikan. Akibatnya masih banyak terjadi kecelakaan dan kerusakan jalan yang disebabkan kendaraan ODOL.
Sementara itu terkiat isu lingkungan dan energi, MTI mendukung penghapusan subsidi BBM untuk kendaraan pribadi terutama bagi kendaraan mewah. Disarankan agar subsidi diberikan khusus untuk pengguna kendaraan umum. Pada tahun ini MTI juga memberikan perhatian pada pembiayaan Pengoperasi BRT serta KPBU.
Bertempat di Function Room HK Tower, Jumat (13/12/2024). Ketua Umum MTI Tory Damantoro beserta pengurus pusat menyampaikan catatan akhir tahun, merangkum dan menghighlight sejumlah isu krusial yang perlu menjadi perhatian serius Pemerintah untuk memajukan transportasi Indonesia kedepan.
"Catatan MTI menunjukkan masih banyak pekerjaan rumah di sektor transportasi yang menuntut pembenahan menyeluruh demi menciptakan sistem yang selamat, efisien bernilai tambah, inklusif, dan berkelanjutan," ujar Tory.
Selama satu tahun terakhir Pemerintah getol melakukan pembangunan infrastruktur transportasi untuk meningkatkan efisiensi biaya mobilitas manusia dan barang, namun sejumlah masalah masih ditemukan dan menjadi pekerjaan rumah.
Mulai dari soal soal Track Access Charge (TAC) dan Infrastructure Maintenance and Operation (IMO) serta dampaknya pada pelayanan kereta api. Masih terbatasnya layanan angkutan umum perkotaan, digitalisasi yang menyisakan tantangan di aspek tata kelola dan keandalan sumber daya.
Kemudian yang juga menjadi PR terkait isu kesenjangan aktivitas perdagangan, digitalisasi, dan transisi energi di sektor maritim. Lalu di sektor udara soal harga bahan bakar, permintaan pasar, dan kebijakan maskapai serta isu monopolistik menyebabkan harga tiket yang tinggi dan kurangnya pilihan bagi konsumen.
Dalam catatan MTI terkait sektor logistik, adalah ODOL (Over Dimension Over Load) yang masih belum bisa diselesaikan. Akibatnya masih banyak terjadi kecelakaan dan kerusakan jalan yang disebabkan kendaraan ODOL.
Sementara itu terkiat isu lingkungan dan energi, MTI mendukung penghapusan subsidi BBM untuk kendaraan pribadi terutama bagi kendaraan mewah. Disarankan agar subsidi diberikan khusus untuk pengguna kendaraan umum. Pada tahun ini MTI juga memberikan perhatian pada pembiayaan Pengoperasi BRT serta KPBU.
Bertempat di Function Room HK Tower, Jumat (13/12/2024). Ketua Umum MTI Tory Damantoro beserta pengurus pusat menyampaikan catatan akhir tahun, merangkum dan menghighlight sejumlah isu krusial yang perlu menjadi perhatian serius Pemerintah untuk memajukan transportasi Indonesia kedepan.
"Catatan MTI menunjukkan masih banyak pekerjaan rumah di sektor transportasi yang menuntut pembenahan menyeluruh demi menciptakan sistem yang selamat, efisien bernilai tambah, inklusif, dan berkelanjutan," ujar Tory.
Lihat Juga :
tulis komentar anda