Harga Jual Rokok Eceran Naik, Begini Prospek Bisnis Gudang Garam, Sampoerna hingga Wismilak
Selasa, 24 Desember 2024 - 19:21 WIB
CGS International Sekuritas Indonesia mempertahankan rekomendasi underweight untuk sektor industri rokok, dengan sejumlah katalis meliputi potensi kenaikan cukai di tahun-tahun mendatang, kenaikan harga yang lebih tinggi dari ekspektasi, hingga penegakan hukum terhadap rokok ilegal.
Prospek Emiten Rokok: GGRM, HMSP, WIIM
PT Gudang Garam Tbk (GGRM)
Saham GGRM direkomendasikan ‘REDUCE’ atau kurangi kepemilikan, dengan target harga Rp13.200. Hingga Selasa (24/12), saham GGRM teleh menembus hingga Rp13.325, dengan berakhir turun 0,76 persen ke Rp13.125.
Diketahui kinerja GGRM sepanjang sembilan bulan pertama 2024 mencatatkan penurunan laba bersih hingga 78 persen secara tahunan (year-on-year), disebabkan lemahnya daya beli masyarakat dan ketidakmampuan perusahaan untuk menaikkan harga produk.
Analis menilai hal ini diperburuk oleh keputusan perusahaan untuk tidak membagikan dividen untuk tahun fiskal 2024. “Sehingga mematahkan tradisi dividen GGRM selama empat tahun terakhir,” jelasnya.
GGRM diprediksi diperdagangkan dengan rasio price-to-earnings (PE) sebanyak 7,70 kali sepanjang 2024, dan 8,70 kali untuk full year 2025. Sementara rasio rasio price-to-book value (P/BV) GGRM mencapai 0,42 kali pada 2024 dan 2025.
Adapun level support GGRM berada di Rp12.525 dan Rp11.925, dengan level resistance di Rp13.725 dan Rp14.325.
PT HM Sampoerna Tbk (HMSP)
Lihat Juga :
tulis komentar anda