Terungkap! Lonjakan Harga Masker hingga Hand Sanitizer Paling Banyak Dikeluhkan Konsumen
Kamis, 03 September 2020 - 14:02 WIB
JAKARTA - Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia ( YLKI) Tulus Abadi mengungkapkan pengaduan konsumen melonjak di tengah wabah covid-19. Pengaduan yang paling banyak terkait harga masker dan hand sanitizer.
"Aduan masker dan hand sanitizer ini terkait harga yang mahal dan kelangkaan barang. Saat itu kami menduga ada oknum yang mencoba menimbun barang-barang tersebut." katanya dalam diskusi webinar, Kamis (3/9/2020).
Menurut dia pengaduan terkait harga masker dan hand sanitizer paling banyak sebesar 33%. Selain itu disusul terkait refund tiket tranprotasi sebesar 25 persen.
"Banyak masyarakat yang mengeluhkan karena refund tiket tidak digantikan dengan uang, tapi berupa voucher. kebanyakan aduan ini terkait maskapai pernerbangan" jelasnya.
Disusul pengaduan belanja online dengan pengaduan mencapai16,67 persen, dengan dominasi kasus penipuan atau harga tinggi. "Tren atas belanja online membawa potensi atas tindakan penipuan dan penjualan barang-barang tertentu dengan harga tinggi. Khususnya alat kesehatan," terangnya.
Selanjutnya, relaksasi jasa keuangan. YLKI mencatat persentase pengaduan mencapai 11,11 persen dan supermarket mencapai 5,50 persen terkait lonjakan dan kelangkaan sejumlah barang.
"Aduan masker dan hand sanitizer ini terkait harga yang mahal dan kelangkaan barang. Saat itu kami menduga ada oknum yang mencoba menimbun barang-barang tersebut." katanya dalam diskusi webinar, Kamis (3/9/2020).
Menurut dia pengaduan terkait harga masker dan hand sanitizer paling banyak sebesar 33%. Selain itu disusul terkait refund tiket tranprotasi sebesar 25 persen.
"Banyak masyarakat yang mengeluhkan karena refund tiket tidak digantikan dengan uang, tapi berupa voucher. kebanyakan aduan ini terkait maskapai pernerbangan" jelasnya.
Disusul pengaduan belanja online dengan pengaduan mencapai16,67 persen, dengan dominasi kasus penipuan atau harga tinggi. "Tren atas belanja online membawa potensi atas tindakan penipuan dan penjualan barang-barang tertentu dengan harga tinggi. Khususnya alat kesehatan," terangnya.
Selanjutnya, relaksasi jasa keuangan. YLKI mencatat persentase pengaduan mencapai 11,11 persen dan supermarket mencapai 5,50 persen terkait lonjakan dan kelangkaan sejumlah barang.
(nng)
tulis komentar anda