Bikin Bangga, Baru Lulus Kini Menjadi Petani Pengusaha Milenial
Minggu, 03 Mei 2020 - 11:17 WIB
"Distribusi sayuran kami lakukan melalui open PO (pre order) di media sosial dan H+1 barang dikirimkan langsung ke rumah pemesan. Begitu juga dengan pemasangan instalasi hidroponik, apalagi saat ini di masa pandemi Covid-19 permintaan semakin meningkat, banyak masyarakat yang ingin menanam sayuran dipekarangan rumahnya agar bisa mudah mengkonsumsi sayuran," tuturnya.
Karena tingginya permintaan terutama untuk sayuran hidroponik yang masih terbatas diproduksi oleh S3 Farm, tak jarang dirinya juga mengambil hasil produksi dari petani di wilayah bogor dan sekitarnya untuk dipasarkan, harapannya apa yang dilakukannya ini juga bisa membantu meningkatkan kesejahteraan petani lain.
"Kita tidak ingin hanya kita saja yang maju apalagi dalam kondisi seperti sekarang ini banyak petani sayuran organik yang mengalami keterbatasan untuk memasarkan hasil pertaniannya, maka kami pun bermitra dan memberdayakan petani-petani di wilayah Kabupaten Bogor sampai Cianjur untuk disatukan dengan penjualan dan distribusi kami," ujar Azis.
Besar harapan Azis, Andriano serta pengurus S3 Farm yang lain untuk bisa mengembangkan usaha hidroponik ini ke beberapa wilayah di Indonesia. Mengingat dirinya yang berasal dari Cianjur dan Andriano yang berasal dari Lubuklinggau, Sumatra Selatan.
"Cita-cita kami ingin usaha ini berkembang sampai ke daerah asal kami bahkan ke seluruh wilayah Indonesia. Dengan begitu pertanian membuktikan mampu memperluas lapangan pekerjaan. Dan satu lagi dibalik nama S3 Farm ada cita-cita kami kelak akan membawa kami sebagai petani yang mempunyai gelar Doktor," ucap Azis.
Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi menyampaikan betapa pentingnya kehadiran petani milenial yang akan lahir sebagai pengusaha.
"Saat ini, Kementan melakukan percepatan Regenerasi Petani melalui program-program Kementerian Pertanian yang bertujuan untuk menumbuhkan Petani Pengusaha Milenial dan melahirkan start up pertanian, salah satunya melalui pendidikan vokasi. Diharapkan nantinya petani milenial ini tidak hanya menjadi pengusaha tetapi juga mampu menjadi job creator," tutur Dedi.
Karena tingginya permintaan terutama untuk sayuran hidroponik yang masih terbatas diproduksi oleh S3 Farm, tak jarang dirinya juga mengambil hasil produksi dari petani di wilayah bogor dan sekitarnya untuk dipasarkan, harapannya apa yang dilakukannya ini juga bisa membantu meningkatkan kesejahteraan petani lain.
"Kita tidak ingin hanya kita saja yang maju apalagi dalam kondisi seperti sekarang ini banyak petani sayuran organik yang mengalami keterbatasan untuk memasarkan hasil pertaniannya, maka kami pun bermitra dan memberdayakan petani-petani di wilayah Kabupaten Bogor sampai Cianjur untuk disatukan dengan penjualan dan distribusi kami," ujar Azis.
Besar harapan Azis, Andriano serta pengurus S3 Farm yang lain untuk bisa mengembangkan usaha hidroponik ini ke beberapa wilayah di Indonesia. Mengingat dirinya yang berasal dari Cianjur dan Andriano yang berasal dari Lubuklinggau, Sumatra Selatan.
"Cita-cita kami ingin usaha ini berkembang sampai ke daerah asal kami bahkan ke seluruh wilayah Indonesia. Dengan begitu pertanian membuktikan mampu memperluas lapangan pekerjaan. Dan satu lagi dibalik nama S3 Farm ada cita-cita kami kelak akan membawa kami sebagai petani yang mempunyai gelar Doktor," ucap Azis.
Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi menyampaikan betapa pentingnya kehadiran petani milenial yang akan lahir sebagai pengusaha.
"Saat ini, Kementan melakukan percepatan Regenerasi Petani melalui program-program Kementerian Pertanian yang bertujuan untuk menumbuhkan Petani Pengusaha Milenial dan melahirkan start up pertanian, salah satunya melalui pendidikan vokasi. Diharapkan nantinya petani milenial ini tidak hanya menjadi pengusaha tetapi juga mampu menjadi job creator," tutur Dedi.
(bon)
tulis komentar anda