Inflasi April 0,08%, Ekonom: Inflasi Rendah Bukan Indikasi Baik

Senin, 04 Mei 2020 - 13:11 WIB
Rendahnya inflasi April 2020 dinilai menunjukkan tertekannya ekonomi dan melemahnya permintaan masyarakat. Foto/Ilustrasi
JAKARTA - Ekonom CORE Piter Abdullah menilai perlambatan laju inflasi memang sudah diperkirakan sebelumnya. Adapun, penyebabnya adalah turunnya permintaan (demand) akibat pembatasan aktivitas ekonomi sosial, sementara di sisi penawaran (supply) barang terutama pangan masih relatif terjaga sampai saat ini.

"Dengan demand yang turun dan supply terjaga, harga menjadi tertekan turun. Harga daging ayam misalnya, turun signifikan Karena produksi tidak terserap oleh pasar. Apakah ini hal yang baik? Tentu saja tidak baik. Karena penyebabnya adalah menurunnya demand," ujar Piter saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Senin (4/5/2020).

Sementara itu, Ekonom Indef Bhima Yudistira mengatakan, bulan April lalu seharusnya bisa terjadi deflasi. Namun, realisasinya terjadi inflasi meski rendah karena administered prices atau harga barang-barang yang diatur pemerintah tidak mengalami kenaikan, seemntara harga bahan bakar minyak (BBM) tidak berubah meskipun harga minyak dunia turun.

"Harusnya bisa deflasi bulan April kalau Pertamina cepat menurunkan harga BBM," katanya.

Senada dengan Piter, Bhima menyebutkan inflasi rendah pada bulan April menunjukkan turunnya permintaan. "Dari sisi pangan sekarang masa panen raya beras di beberapa tempat, sementara permintaan anjlok parah dengan adanya gelombang PHK. Inflasi yang rendah ini cerminan pelemahan dari sisi permintaan, jadi bukan indikasi yang baik," tandasnya.
(fai)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More