Menangkap Peluang Relokasi Pabrik dari China dengan Permudah Investasi
Kamis, 17 September 2020 - 09:03 WIB
Dia mencontohkan di dalam RUU Cipta Kerja, daftar negatif investasi (DNI) kini diubah menjadi list prioritas sehingga akan lebih fokus dan simpel bagi investor asing menanamkan modalnya ke Indonesia. “Dengan list prioritas ini akan lebih simpel dan lebih kompetitif di mana tentu RUU ini juga menjaga kepentingan pengusaha lokal. Jadi kalau ditanya yang mau kita dorong ini ada di RUU Cipta Kerja karena lebih fokus,” ujar dia.
Dia menambahkan, kalangan pengusaha lokal juga tak perlu merasa khawatir tersaingi dengan masuknya investor asing. “Saya kira, kalau punya nilai tambah, akan positif bagi pengusaha lain. Kalau ini terlaksana, kita optimistis relokasi investasi dari China ke Indonesia bisa terealisasi,” katanya. (Baca juga: Tim Repsol Honda Suram Tanpa Marquez)
Sementara itu ekonom Indef Bhima Yudhistira Adinegara sependapat bahwa Indonesia bakal menggantikan China sebagai negara tujuan investasi, tetapi tidak dalam waktu dekat. Menurut dia, pemerintah harus menyelesaikan persoalan sederhana bagi kalangan usaha mengenai kemudahan berusaha.
“Di dalamnya ada hambatan birokrasi, persoalan lahan, dan koordinasi pemerintah pusat dan daerah. Kalau ini saja dituntaskan, baru kita bicara lebih jauh Indonesia menggantikan China sebagai negara tujuan investasi,” ujarnya.
Persoalan relokasi investasi dari China ke Indonesia, menurutnya, juga tidak seperti yang digemborkan pemerintah. “Karena masih ada Vietnam yang secara easy doing of business itu masih lebih baik dilihat oleh investor asing,” sebutnya. (Lihat videonya: Marion Jola Bikin Heboh karena Bra, Gisella Menyesal Bercerai)
Dia menambahkan, RUU Cipta Tenaga Kerja juga belum sepenuhnya memberikan solusi terhadap keran investasi asing di dalam negeri. “Karena masih banyak pertentangan juga. Apakah itu dari tenaga kerja, masyarakat desa yang terkait dengan kepemilikan lahan, dan sebagainya,” imbuhnya. (Rina Anggraeni/Suparjo Ramalan/Aditya Pratama/Ichsan Amin)
Dia menambahkan, kalangan pengusaha lokal juga tak perlu merasa khawatir tersaingi dengan masuknya investor asing. “Saya kira, kalau punya nilai tambah, akan positif bagi pengusaha lain. Kalau ini terlaksana, kita optimistis relokasi investasi dari China ke Indonesia bisa terealisasi,” katanya. (Baca juga: Tim Repsol Honda Suram Tanpa Marquez)
Sementara itu ekonom Indef Bhima Yudhistira Adinegara sependapat bahwa Indonesia bakal menggantikan China sebagai negara tujuan investasi, tetapi tidak dalam waktu dekat. Menurut dia, pemerintah harus menyelesaikan persoalan sederhana bagi kalangan usaha mengenai kemudahan berusaha.
“Di dalamnya ada hambatan birokrasi, persoalan lahan, dan koordinasi pemerintah pusat dan daerah. Kalau ini saja dituntaskan, baru kita bicara lebih jauh Indonesia menggantikan China sebagai negara tujuan investasi,” ujarnya.
Persoalan relokasi investasi dari China ke Indonesia, menurutnya, juga tidak seperti yang digemborkan pemerintah. “Karena masih ada Vietnam yang secara easy doing of business itu masih lebih baik dilihat oleh investor asing,” sebutnya. (Lihat videonya: Marion Jola Bikin Heboh karena Bra, Gisella Menyesal Bercerai)
Dia menambahkan, RUU Cipta Tenaga Kerja juga belum sepenuhnya memberikan solusi terhadap keran investasi asing di dalam negeri. “Karena masih banyak pertentangan juga. Apakah itu dari tenaga kerja, masyarakat desa yang terkait dengan kepemilikan lahan, dan sebagainya,” imbuhnya. (Rina Anggraeni/Suparjo Ramalan/Aditya Pratama/Ichsan Amin)
(ysw)
tulis komentar anda