Sepi Peminat, Pangsa Pasar Keuangan Syariah Baru Capai 9,64%

Kamis, 17 September 2020 - 22:19 WIB
Foto/Ilustrasi
JAKARTA - Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Wimboh Santoso mengatakan, pangsa pasar atau market share sektor keuangan syariah masih kecil dibanding sektor keuangan konvensional. Tercatat, per Juni 2020 market share keuangan syariah baru mencapai 9,64%.

"Market share keuangan syariah masih kecil hanya 9,64% dari total industri keuangan nasional per Juni 2020, dimana market share sektor perbankan syariah berkontribusi sebesar 6,18%. Sementara itu, market share pasar modal syariah telah mencapai 17,72% dan diikuti sektor industri keuangan non-bank syariah sebesar 4,4%," ujarnya pada webinar, Kamis (17/9/2020). (Baca juga: Simak, Jurus Bos OJK Agar Pasar Modal Syariah Diminati Investor )

Adapun per Juni 2020, total aset keuangan syariah Indonesia (tidak termasuk saham syariah) mencapai Rp1.608,50 triliun atau USD112,47 miliar.

Menurut dia, masih kecilnya kontribusi market share keuangan syariah karena peminatnya masih sedikit. Padahal jika dilihat dari industri keuangan syariah tidak ada masalah karena dari jumlah, produk, sumber daya manusia (SDM) dan teknologi sudah banyak.



Bahkan, dari ekosistem keuangan syariah seperti lembaga keuangan, amil zakat, masjid, pesantren juga dinilai cukup siap. "Kontribusinya masih rendah karena memang demand-nya masih rendah dari syariah. Dari sisi suplai lembaga sudah siap, bahkan sudah terlalu banyak dibandingkan demand-nya. Namun demikian market share-nya masih kecil," jelas Wimboh.

Wimboh melanjutkan, untuk meningkatkan permintaan di sektor keuangan syariah perlu dorongan dari pemanfaatan teknologi digital. Pelaku industri keuangan syariah harus bisa menjangkau masyarakat ke daerah-daerah khususnya masyarakat yang belum terjangkau oleh perbankan.

"Kita lakukan agar demand bisa tumbuh dengan masuk ke daerah, mengajak masyarakat yang belum bankable, belum diakses, dengan teknologi bisa diakses. Sehingga pada waktu kita mau kasih pembiayaan atau akses berbagai produk, secara digital informasinya sudah ada," jelasnya. (Baca juga: Pemerintah Mesti Edukasi Debitur Soal Pembiayaan Dana PEN )

Dia meyakini potensi keuangan syariah masih sangat besar. Apalagi Indonesia memiliki penduduk muslim terbesar di dunia, yaitu mencapai 229 juta orang atau sekitar 87% dari total penduduk Indonesia dengan jumlah santri sebanyak 3,96 juta orang dan 25.938 pesantren.

Wimboh menambahkan, peluang digitalisasi menjadi semakin besar seiring dengan diberlakukannya adaptasi kebiasaan baru di tengah pandemi Covid-19. "Ini momentumnya. Semua menghindari kontak fisik dan teknologi adalah hal yang memungkinkan bagi kita semua untuk berinteraksi," tuturnya.
(ind)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More