Kemarin Menguat, Hari Ini Mata Uang Garuda Akan Melemah
Selasa, 22 September 2020 - 08:47 WIB
JAKARTA - Sejumlah analis pasar keuangan meramal bahwa penguatan rupiah yang terjadi pada penutupan perdagangan kemarin (21/9/2020) tak akan belanjut pada sesi awal hari ini. Kemarin, mata uang garuda ditutup menguat 0,24% atau 35 poin menjadi Rp14.700 per dolar AS.
Nah hari ini, Selasa (22/9/2020) nilai tukar rupiah terhadap dolar diprediksi akan tertekan sebab masih akan mendapatkan sentimen negatif dari indeks saham global. Selain itu, ditekan pula kekisruhan antara Amerika dan China yang tak pernah kunjung reda. ( Baca juga:IHSG Masih Akan Terkoreksi, Saham Apa yang Layak Dikoleksi? )
Di luar itu, Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan penguatan dolar AS yang tajam terhadap mata uang yang lebih berisiko bisa berlanjut pagi ini di pasar Asia.
"Penguatan dolar AS ini menyusul pelemahan indeks saham global kemarin karena berbagai kekhawatiran seperti mengenai kemungkinan lockdown kembali," kata Ariston di Jakarta, Selasa (22/9/2020). ( Baca juga:KPAI Nilai Jumlah Kuota Internet Umum Tidak Cukup Untuk PJJ Satu Bulan )
Dia melanjutkan, karena kenaikan kasus di beberapa negara Eropa dan paket stimulus fiskal AS yang masih tidak keluar untuk menopang pemulihan ekonomi di AS, pun memberikan sentimen negatif terhadap rupiah.
"Rupiah berpotensi berbalik melemah hari ini dengan kisaran 14.650-14.850," jelasnya.
Nah hari ini, Selasa (22/9/2020) nilai tukar rupiah terhadap dolar diprediksi akan tertekan sebab masih akan mendapatkan sentimen negatif dari indeks saham global. Selain itu, ditekan pula kekisruhan antara Amerika dan China yang tak pernah kunjung reda. ( Baca juga:IHSG Masih Akan Terkoreksi, Saham Apa yang Layak Dikoleksi? )
Di luar itu, Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan penguatan dolar AS yang tajam terhadap mata uang yang lebih berisiko bisa berlanjut pagi ini di pasar Asia.
"Penguatan dolar AS ini menyusul pelemahan indeks saham global kemarin karena berbagai kekhawatiran seperti mengenai kemungkinan lockdown kembali," kata Ariston di Jakarta, Selasa (22/9/2020). ( Baca juga:KPAI Nilai Jumlah Kuota Internet Umum Tidak Cukup Untuk PJJ Satu Bulan )
Dia melanjutkan, karena kenaikan kasus di beberapa negara Eropa dan paket stimulus fiskal AS yang masih tidak keluar untuk menopang pemulihan ekonomi di AS, pun memberikan sentimen negatif terhadap rupiah.
"Rupiah berpotensi berbalik melemah hari ini dengan kisaran 14.650-14.850," jelasnya.
(uka)
tulis komentar anda