Resesi Datang, Siap-siap Gelombang PHK Bisa Menjulang
Kamis, 24 September 2020 - 11:35 WIB
JAKARTA - Kalangan pengusaha di Tanah Air sedang mengalami tekanan ekonomi akibat adanya pandemi Covid-19 di Indonesia. Bahkan, kondisi itu akan diperburuk dengan masuknya Indonesia ke jurang resesi pada kuartal III/2020.
Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja menyatakan, dengan adanya resesi nanti maka akan berdampak buruk bagi keuangan perusahaan.
Apabila sebuah perseroan tak mempunyai cadangan uang yang cukup, maka akan kebijakan pahit pun terpaksa harus dikeluarkan yaitu melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) para karyawannya. (Baca juga: Menangkap Peluang dari Kisah Sandi Uno yang Kena PHK Saat Krisis )
"Tentu saja dengan adanya resesi pasti terpengaruh juga terhadap aktivitas ekonomi ini. Jadi, dengan kata lain kalau pelaku usaha yang tidak bisa bertahan, pasti akan adanya penambahan dari segi penggangguran, yang dirumahkan. Itu mesti diantisipasi," kata Shinta saat dihubungi, Kamis (24/9/2020).
Dia meminta kepada seluruh perusahaan agar sedini mungkin mengelola arus kas secara baik, sehingga masih bisa bertahan meski ada resesi.
"Ketahanan dari masing-masing perusahaan ini sekarang dites, makanya perusahaan harus bisa mengelola arus kas dengan baik. Harus bisa bertahan dengan keadaan resesi yang ada," ujarnya. (Baca juga: Perusahaan Terkait Intelijen China Kantongi Data 2.100 Warga Indonesia )
Dia berharap pemerintah segara mencairkan dana stimulus modal kerja untuk korporasi. Bantuan itu amat dibutuhkan karena untuk membantu kas perusahaan di tengah rendahnya pemasukan.
"Jadi memamg harapan kami bahwa stimulus untuk korporasi modal kerja ini bisa disalurkan. Ini kan antara perbankan dengan nasabah, jadi kami harapkan perbankan administrasinya jangan berlarut-larut. Jadi makanya ini bisa cepat," ujarnya.
Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja menyatakan, dengan adanya resesi nanti maka akan berdampak buruk bagi keuangan perusahaan.
Apabila sebuah perseroan tak mempunyai cadangan uang yang cukup, maka akan kebijakan pahit pun terpaksa harus dikeluarkan yaitu melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) para karyawannya. (Baca juga: Menangkap Peluang dari Kisah Sandi Uno yang Kena PHK Saat Krisis )
"Tentu saja dengan adanya resesi pasti terpengaruh juga terhadap aktivitas ekonomi ini. Jadi, dengan kata lain kalau pelaku usaha yang tidak bisa bertahan, pasti akan adanya penambahan dari segi penggangguran, yang dirumahkan. Itu mesti diantisipasi," kata Shinta saat dihubungi, Kamis (24/9/2020).
Dia meminta kepada seluruh perusahaan agar sedini mungkin mengelola arus kas secara baik, sehingga masih bisa bertahan meski ada resesi.
"Ketahanan dari masing-masing perusahaan ini sekarang dites, makanya perusahaan harus bisa mengelola arus kas dengan baik. Harus bisa bertahan dengan keadaan resesi yang ada," ujarnya. (Baca juga: Perusahaan Terkait Intelijen China Kantongi Data 2.100 Warga Indonesia )
Dia berharap pemerintah segara mencairkan dana stimulus modal kerja untuk korporasi. Bantuan itu amat dibutuhkan karena untuk membantu kas perusahaan di tengah rendahnya pemasukan.
"Jadi memamg harapan kami bahwa stimulus untuk korporasi modal kerja ini bisa disalurkan. Ini kan antara perbankan dengan nasabah, jadi kami harapkan perbankan administrasinya jangan berlarut-larut. Jadi makanya ini bisa cepat," ujarnya.
(ind)
tulis komentar anda