ALFI: Tanpa Stimulus, Sektor Logistik Terancam Kolaps
Kamis, 24 September 2020 - 20:47 WIB
JAKARTA - Imbas pandemi Covid-19 telah memorakporandakan sendi-sendi perekonomian dan sektor usaha di Indonesia, termasuk di bidang usaha logistik . Kendati demikian, mayoritas pengusaha logistik nasional mengaku belum mendapatkan perhatian pemerintah berupa stimulus maupun fasilitas keringanan kredit, baik berupa perpanjangan waktu maupun pengurangan suku bunga kredit usaha.
Berdasarkan rilis hasil survei yang dilaksanakan Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) terhadap perusahaan logistik dan forwarder di Indonesia, anggota asosiasi itu menyebutkan terdapat 77,7% responden yang menyatakan tidak atau belum menerima fasilitas keringanan kredit usaha maupun relaksasi di sektor tersebut.
(Baca Juga: Tak Kompetitif, Pemerintah Ingin Biaya Logistik Ditekan Jadi 17% PDB)
Survei yang melibatkan sebanyak 1.256 responden perusahaan logistik itu dilaksanakan oleh DPP ALFI berkaitan dengan dampak Pandemi Covid-19 saat ini terhadap sektor usaha logistik.
Adapun dari jumlah yang dilakukan survei tersebut, sebanyak 9,2% responden menyatakan telah mendapatkan fasilitas perpanjangan waktu kredit atau relaksasi usaha. Sedangkan sisanya menyatakan menerima keringanan suku bunga dan masih dalam proses.
Survei tersebut telah dilakukan sejak awal bulan Agustus 2020 dan berlangsung selama satu bulan. Adapun saat ini ALFI beranggotakan sebanyak 3.412 perusahaan yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia. Dari jumlah itu, terdapat 291 merupakan PMA (joint venture) dan selebihnya adalah perusahaan nasional.
Hasil survei itu juga menyebutkan, kemampuan bertahan perusahaan logistik di Indonesia jika pandemi Covid-19 terus berlangsung, cukup bervariasi. Sebanyak 12,6% responden menyatakan hanya sanggup bertahan kurang dari tiga bulan ke depan dan hanya 35,4% responden yang menyatakan sanggup bertahan 3-6 bulan ke depan, serta 51,9% responden menyatakan mampu bertahan dalam kurun waktu 6-12 bulan ke depan.
Survei ALFI
Berdasarkan rilis hasil survei yang dilaksanakan Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) terhadap perusahaan logistik dan forwarder di Indonesia, anggota asosiasi itu menyebutkan terdapat 77,7% responden yang menyatakan tidak atau belum menerima fasilitas keringanan kredit usaha maupun relaksasi di sektor tersebut.
(Baca Juga: Tak Kompetitif, Pemerintah Ingin Biaya Logistik Ditekan Jadi 17% PDB)
Survei yang melibatkan sebanyak 1.256 responden perusahaan logistik itu dilaksanakan oleh DPP ALFI berkaitan dengan dampak Pandemi Covid-19 saat ini terhadap sektor usaha logistik.
Adapun dari jumlah yang dilakukan survei tersebut, sebanyak 9,2% responden menyatakan telah mendapatkan fasilitas perpanjangan waktu kredit atau relaksasi usaha. Sedangkan sisanya menyatakan menerima keringanan suku bunga dan masih dalam proses.
Survei tersebut telah dilakukan sejak awal bulan Agustus 2020 dan berlangsung selama satu bulan. Adapun saat ini ALFI beranggotakan sebanyak 3.412 perusahaan yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia. Dari jumlah itu, terdapat 291 merupakan PMA (joint venture) dan selebihnya adalah perusahaan nasional.
Hasil survei itu juga menyebutkan, kemampuan bertahan perusahaan logistik di Indonesia jika pandemi Covid-19 terus berlangsung, cukup bervariasi. Sebanyak 12,6% responden menyatakan hanya sanggup bertahan kurang dari tiga bulan ke depan dan hanya 35,4% responden yang menyatakan sanggup bertahan 3-6 bulan ke depan, serta 51,9% responden menyatakan mampu bertahan dalam kurun waktu 6-12 bulan ke depan.
Survei ALFI
tulis komentar anda