Jaga Paru-Paru Dunia, Zurich Reboisasi Hutan Atlantik di Brasil
Kamis, 24 September 2020 - 22:59 WIB
JAKARTA - Sebagai negara yang memiliki kawasan hutan hujan dengan keanekaragaman hayati, Brasil perlu mendapat dukungan dunia. Apalagi Brasil memiliki hutan Amazon yang menjadi salah satu paru-paru dunia.Sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan, Zurich Insurance Group (Zurich) sepakat untuk mendukun g proyek reboisasi berkelanjutan di Brasil untuk mengembalikan lahan peternakan yang tandus menjadi hutan asli yang kaya akan flora dan fauna.
Zurich mengakui pentingnya ekosistem yang sehat dalam upaya mengatasi perubahan iklim, terutama dengans efek buruk akibat hilangnya keanekaragaman hayati yang diungkapkan oleh beberapa badan internasional. Proyek delapan tahun ini akan membantu memulihkan Hutan Atlantik Brasil, hutan hujan Brasil, melalui penanaman 1 juta pohon dengan spesies asli yang dipilih secara cermat bekerja sama dengan lembaga nonprofit Instituto Terra.
Proyek ini merupakan bagian dari komitmen Zurich tahun lalu sebagai perusahaan asuransi pertama yang menandatangani UN Business Ambition untuk perjanjian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan pelaku usaha internasional untuk berkomitmen menghentikan kenaikan suhu global tidak lebih dari 1,5 derajat Celcius di atas masa pra-industri. Hutan yang sehat dengan spesies asli dapat menghindari situasi 'gurun hijau' atau perkebunan monokultur yang tidak dapat mendukung fungsi ekosistem.
"Penanaman pohon dapat menjadi sarana penting untuk menekan laju perubahan iklim dan melestarikan keanekaragaman hewan, tumbuhan, dan ekosistem di planet kita," ungkap Zurich’s CEO Europe, Middle East & Africa and Bank Distribution Alison Martin dalam keterangan resminya yang diterima SINDOnews, di Jakarta, Kamis (24/9/2020).
Menurut dia dukungan tersebut bukan tentang berapa banyak pohon yang ditanam, tetapi tentang kualitas dan kemampuannya untuk menunjang kehidupan lainnya. Melalui program tersebut Zurich berkontribusi pada upaya mitigasi perubahan iklim yang kerap terabaikan yaitu keanekaragaman hayati.
"Reboisasi yang sukses membutuhkan perencanaan, pengelolaan dan keterlibatan. Selama delapan tahun ke depan. Kamui ingin menginspirasi karyawan, pelanggan, dan masyarakat untuk lebih mengenal pentingnya keanekaragaman hayati," ungkapnya.
Zurich pun menyadari pentingnya mengatasi perubahan iklim yang disebabkan oleh hilangnya keanekaragaman hayati; keduanya saling berhubungan karena jumlah spesies hewan dan tumbuhan kini punah lebih cepat dari sebelumnya.
Menurut the 2020 United Nations’ (UN) Global Biodiversity Outlook 5, keanekaragaman spesies dalam ekosistem merupakan kunci untuk mengatasi perubahan iklim, ketahanan pangan jangka panjang, serta mencegah terjadinya pandemi di masa depan. Nyatanya, tak satu pun dari 20 target untuk melestarikan keragaman yang ditetapkan oleh PBB untuk periode 2010 hingga 2020 tercapai.
Zurich mengakui pentingnya ekosistem yang sehat dalam upaya mengatasi perubahan iklim, terutama dengans efek buruk akibat hilangnya keanekaragaman hayati yang diungkapkan oleh beberapa badan internasional. Proyek delapan tahun ini akan membantu memulihkan Hutan Atlantik Brasil, hutan hujan Brasil, melalui penanaman 1 juta pohon dengan spesies asli yang dipilih secara cermat bekerja sama dengan lembaga nonprofit Instituto Terra.
Proyek ini merupakan bagian dari komitmen Zurich tahun lalu sebagai perusahaan asuransi pertama yang menandatangani UN Business Ambition untuk perjanjian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan pelaku usaha internasional untuk berkomitmen menghentikan kenaikan suhu global tidak lebih dari 1,5 derajat Celcius di atas masa pra-industri. Hutan yang sehat dengan spesies asli dapat menghindari situasi 'gurun hijau' atau perkebunan monokultur yang tidak dapat mendukung fungsi ekosistem.
"Penanaman pohon dapat menjadi sarana penting untuk menekan laju perubahan iklim dan melestarikan keanekaragaman hewan, tumbuhan, dan ekosistem di planet kita," ungkap Zurich’s CEO Europe, Middle East & Africa and Bank Distribution Alison Martin dalam keterangan resminya yang diterima SINDOnews, di Jakarta, Kamis (24/9/2020).
Menurut dia dukungan tersebut bukan tentang berapa banyak pohon yang ditanam, tetapi tentang kualitas dan kemampuannya untuk menunjang kehidupan lainnya. Melalui program tersebut Zurich berkontribusi pada upaya mitigasi perubahan iklim yang kerap terabaikan yaitu keanekaragaman hayati.
"Reboisasi yang sukses membutuhkan perencanaan, pengelolaan dan keterlibatan. Selama delapan tahun ke depan. Kamui ingin menginspirasi karyawan, pelanggan, dan masyarakat untuk lebih mengenal pentingnya keanekaragaman hayati," ungkapnya.
Zurich pun menyadari pentingnya mengatasi perubahan iklim yang disebabkan oleh hilangnya keanekaragaman hayati; keduanya saling berhubungan karena jumlah spesies hewan dan tumbuhan kini punah lebih cepat dari sebelumnya.
Menurut the 2020 United Nations’ (UN) Global Biodiversity Outlook 5, keanekaragaman spesies dalam ekosistem merupakan kunci untuk mengatasi perubahan iklim, ketahanan pangan jangka panjang, serta mencegah terjadinya pandemi di masa depan. Nyatanya, tak satu pun dari 20 target untuk melestarikan keragaman yang ditetapkan oleh PBB untuk periode 2010 hingga 2020 tercapai.
tulis komentar anda