Perbankan Perlu Waspada, Dampak Covid-19 Lebih Ganas dari Flu Spanyol
Jum'at, 25 September 2020 - 20:59 WIB
JAKARTA - Pandemi virus Covid-19 nampaknya berbeda dengan kebanyakan virus yang pernah terjadi di dunia. Wakil Ketua Umum Perbanas sekaligus Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Pahala N. Mansury mengatakan, dampak Covid-19 ini lebih parah bila dibandingkan dengan krisis kesehatan Spanish Flu di tahun 1918-1919.
(Baca Juga: Kas Bank Bisa Boncos, Bos OJK Wanti-wanti Perpanjangan Restrukturisasi Kredit )
Pasalnya, dampak Corona ini menyebabkan perekonomian dunia di tahun 2020 kontraksi hampir 5%. "Memang betul-betul secara global, pelaku perbankan dan ekonomi agar berhati-hati untuk mempersiapkan diri. Dan jangan sampai kita tidak awas dan melihat seberapa jauh krisis ini bisa terjadi," ujar Pahala dalam webinar, Jumat (25/9/2020).
Menurutnya, krisis moneter Asia di tahun 1998, lalu krisis ekonomi di tahun 2008 hanya berdampak regional. Sementara, Corona menampar perekonomian global.
"Jadi dari grafik ini terlihat bahwa mungkin kondisi krisis yang kita hadapi memang sangat dalam. Kalau kita lihat tahun-tahun terakhir krisis itu regional. Seperti Asia financial crisis di 1998, itu kan lebih banyak di negara Asia, termasuk Asia Tenggara, Indonesia, dan Korea Selatan mungkin," jelasnya.
(Baca Juga: Kerugian Bank di Depan Mata, Orang Nabung Lebih Banyak Dibanding Ngutang )
Ia juga mengkhawatirkan, krisis Corona ini akan berlangsung lebih lama dibandingkan krisis lainya yang sudah pernah dialami dunia.
"Dan juga jangka waktu krisis betul-betul terjadi cukup panjang. Jadi kalau kita lihat Asia di 1998 itu mungkin hanya 1 tahun, atau kurang dari 1 tahun. Tapi secara umum yang kita lihat responsnya terjadi cukup cepat. Jadi di tahun berikutnya mungkin sudah ada perbaikan," tandasnya.
(Baca Juga: Kas Bank Bisa Boncos, Bos OJK Wanti-wanti Perpanjangan Restrukturisasi Kredit )
Pasalnya, dampak Corona ini menyebabkan perekonomian dunia di tahun 2020 kontraksi hampir 5%. "Memang betul-betul secara global, pelaku perbankan dan ekonomi agar berhati-hati untuk mempersiapkan diri. Dan jangan sampai kita tidak awas dan melihat seberapa jauh krisis ini bisa terjadi," ujar Pahala dalam webinar, Jumat (25/9/2020).
Menurutnya, krisis moneter Asia di tahun 1998, lalu krisis ekonomi di tahun 2008 hanya berdampak regional. Sementara, Corona menampar perekonomian global.
"Jadi dari grafik ini terlihat bahwa mungkin kondisi krisis yang kita hadapi memang sangat dalam. Kalau kita lihat tahun-tahun terakhir krisis itu regional. Seperti Asia financial crisis di 1998, itu kan lebih banyak di negara Asia, termasuk Asia Tenggara, Indonesia, dan Korea Selatan mungkin," jelasnya.
(Baca Juga: Kerugian Bank di Depan Mata, Orang Nabung Lebih Banyak Dibanding Ngutang )
Ia juga mengkhawatirkan, krisis Corona ini akan berlangsung lebih lama dibandingkan krisis lainya yang sudah pernah dialami dunia.
"Dan juga jangka waktu krisis betul-betul terjadi cukup panjang. Jadi kalau kita lihat Asia di 1998 itu mungkin hanya 1 tahun, atau kurang dari 1 tahun. Tapi secara umum yang kita lihat responsnya terjadi cukup cepat. Jadi di tahun berikutnya mungkin sudah ada perbaikan," tandasnya.
(akr)
tulis komentar anda