Kas Bank Bisa Boncos, Bos OJK Wanti-wanti Perpanjangan Restrukturisasi Kredit

Jum'at, 25 September 2020 - 19:06 WIB
loading...
Kas Bank Bisa Boncos,...
Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mewanti-wanti restrukturisasi kredit bisa berdampak pada arus kas perbankan ke posisi negatif. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mewanti-wanti restrukturisasi kredit bisa berdampak pada arus kas perbankan ke posisi negatif. Meski begitu Ia menerangkan, kesiapan apabila keringanan kredit dalam POJK nomor 11 tahun 2020 bisa diperpanjang.

(Baca Juga: Restrukrisasi Kredit Capai Rp884,5 Triliun per September 2020 )

Pemerintah sendiri memberikan kesempatan bagi nasabah perbankan untuk memperoleh subsidi bunga sebesar 6% di 3 bulan pertama, dan kemungkinan diperpanjang hingga 3 bulan berikutnya.

"Kami percaya dan yakin, apabila ada nasabah yang memerlukan perpanjangan POJK 11 akan kami lakukan, no doubt. Kami sudah bicarakan dengan Himbara dan perbankan lainnya, tinggal bagaimana eksekusinya," ujar Wimboh dalam Webinar Perbanas Khusus bertajuk "Perbankan Nasional Menghadapi Krisis Ekonomi Global" di Jakarta, Jumat (25/9/2020).

Dia mengatakan, jika ada nasabah yang jatuh tempo, maka bisa diperpanjang masa berlaku POJK 11-nya. Bahkan, Wimboh mengatakan bahwa POJK ini akan diperpanjang sampai Februari 2021.

"Kalau POJK nya diperpanjang sampai Februari ya silahkan saja, perpanjangan akan kami lakukan untuk memberikan keyakinan kepada para nasabah. Tapi tolong tetap dilihat kondisi nasabahnya bagaimana," tambah Wimboh.

(Baca Juga: Kerugian Bank di Depan Mata, Orang Nabung Lebih Banyak Dibanding Ngutang )

Meski insentif tetap diberikan, namun ia mengingatkan agar bank-bank bisa lebih mengawasi kondisi nasabah. Sehingga, ketika seorang nasabah sudah tak bisa melanjutkan kreditnya, maka tak perlu diberi restrukturisasi lagi.

"Praktisi tolong dilihat, kalau nasabah sudah nggak bisa berusaha lagi, sudah angkat tangan, ya jangan diperpanjang restrukturisasinya," tegas Wimboh.

Jika nasabah ini sudah angkat tangan, dia menegaskan agar tidak diperpanjang restrukturisasinya. Tetapi, jika nasabah ini punya niat dan harapan, tinggal menunggu recovery, maka bisa diperpanjang.

"Kami akan memantau perkembangan profit perbankan pula, dan saya minta perbankan melakukan simulasi apa yang akan dilakukan agar kontraksi tidak terlalu dalam. Kita yakinkan masyarakat agar bisa berupaya dan bangkit kembali," tutur Wimboh.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1610 seconds (0.1#10.140)