Perbankan Syariah Diyakini Jadi Penopang Ekonomi Nasional
Senin, 28 September 2020 - 09:35 WIB
Meski berpotensi tumbuh pesat, sejumlah tantangan harus dijawab pelaku industri perbankan syariah saat ini. Salah satunya, perbankan syariah harus terus menggencarkan upaya meningkatkan tingkat inklusi dan literasi keuangan syariah masyarakat.
Tantangan bagi pelaku perbankan syariah adalah meningkatkan rasio inklusi dan literasi keuangan syariah masyarakat. Perbankan syariah masih memiliki potensi yang lebih besar di Indonesia.
Tercatat indeks literasi bank syariah sebesar 8,11%, sedangkan indeks inklusi sebesar 11,06%. Adapun indeks literasi bank nasional sebesar 29,66%, sedangkan indeks inklusi 67,82%.
Pangsa pasar perbankan syariah juga terus menunjukkan peningkatan, yakni dari sebesar 5,78% pada 2017 menjadi 6,18% pada Juni 2020. “Karena itu, peningkatan literasi perbankan syariah menjadi tantangan di masa pandemi ini. Peningkatan literasi ini diharapkan akan berbanding lurus dengan inklusi perbankan syariah kedepannya,” ujarnya. (Baca juga: Susu Colostrum Diklaim Mampu Pulihkan Saraf Kejepit)
Disisi lain, secara konsep layanan yang ditawarkan perbankan syariah jelas berbeda dengan bank konvensional. Selain itu, bisnis perbankan syariah sejalan dengan prinsip keuangan berkelanjutan yang mengutamakan pengembangan manusia, alam, serta keuntungan.
“Perbedaan lainnya, setiap laba bersih bank syariah sudah dipotong zakat 2,5%. Hal ini menunjukkan adanya keseimbangan bank syariah dalam menggapai keuntungan, serta membawa manfaat bagi masyarakat,” beber dia.
Ekonom dan Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan 2015-2020 Fauzi Ichsan menambahkan, data-data dan kondisi saat ini menunjukkan bahwa industri perbankan syariah memang memiliki kemampuan bertahan dari segala dampak negatif yang timbul akibat pandemi. Dari sisi pembiayaan, perbankan syariah tumbuh lebih pesat dibanding pertumbuhan kredit perbankan umum, dan ini didukung pertumbuhan dana pihak ketiga yang tinggi.
Dengan keterpurukan sektor finansial global tapi perbankan syariah masih resilient. Bahkan karena perbankan syariah relatif muda usianya di Indonesia, beberapa bank sudah mengembangkan layanan digital lebih baik dan robust daripada bank konvensional. (Lihat videonya: Dua Kelompok Ormas di Bekasi Selatan Terlibat Bentrok)
Direktur IT, Operations & Digital Banking Mandiri Syariah Achmad Syafii menuturkan, perseroan juga terus mengembangkan teknologi digitalnya agar bisa menghadirkan lebih banyak kemudahan untuk nasabah. Salah satunya, kini Mandiri Syariah telah memiliki infrastruktur untuk memperluas layanan berbasis API atau open banking. (Kunthi Fahmar Sandy)
Tantangan bagi pelaku perbankan syariah adalah meningkatkan rasio inklusi dan literasi keuangan syariah masyarakat. Perbankan syariah masih memiliki potensi yang lebih besar di Indonesia.
Tercatat indeks literasi bank syariah sebesar 8,11%, sedangkan indeks inklusi sebesar 11,06%. Adapun indeks literasi bank nasional sebesar 29,66%, sedangkan indeks inklusi 67,82%.
Pangsa pasar perbankan syariah juga terus menunjukkan peningkatan, yakni dari sebesar 5,78% pada 2017 menjadi 6,18% pada Juni 2020. “Karena itu, peningkatan literasi perbankan syariah menjadi tantangan di masa pandemi ini. Peningkatan literasi ini diharapkan akan berbanding lurus dengan inklusi perbankan syariah kedepannya,” ujarnya. (Baca juga: Susu Colostrum Diklaim Mampu Pulihkan Saraf Kejepit)
Disisi lain, secara konsep layanan yang ditawarkan perbankan syariah jelas berbeda dengan bank konvensional. Selain itu, bisnis perbankan syariah sejalan dengan prinsip keuangan berkelanjutan yang mengutamakan pengembangan manusia, alam, serta keuntungan.
“Perbedaan lainnya, setiap laba bersih bank syariah sudah dipotong zakat 2,5%. Hal ini menunjukkan adanya keseimbangan bank syariah dalam menggapai keuntungan, serta membawa manfaat bagi masyarakat,” beber dia.
Ekonom dan Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan 2015-2020 Fauzi Ichsan menambahkan, data-data dan kondisi saat ini menunjukkan bahwa industri perbankan syariah memang memiliki kemampuan bertahan dari segala dampak negatif yang timbul akibat pandemi. Dari sisi pembiayaan, perbankan syariah tumbuh lebih pesat dibanding pertumbuhan kredit perbankan umum, dan ini didukung pertumbuhan dana pihak ketiga yang tinggi.
Dengan keterpurukan sektor finansial global tapi perbankan syariah masih resilient. Bahkan karena perbankan syariah relatif muda usianya di Indonesia, beberapa bank sudah mengembangkan layanan digital lebih baik dan robust daripada bank konvensional. (Lihat videonya: Dua Kelompok Ormas di Bekasi Selatan Terlibat Bentrok)
Direktur IT, Operations & Digital Banking Mandiri Syariah Achmad Syafii menuturkan, perseroan juga terus mengembangkan teknologi digitalnya agar bisa menghadirkan lebih banyak kemudahan untuk nasabah. Salah satunya, kini Mandiri Syariah telah memiliki infrastruktur untuk memperluas layanan berbasis API atau open banking. (Kunthi Fahmar Sandy)
(ysw)
tulis komentar anda