2,7 Juta Petani Bakal Dapat Bantuan Sarana Produksi Rp300 Ribu
Selasa, 05 Mei 2020 - 15:34 WIB
JAKARTA - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan bakal memberikan bantuan sarana produksi pertanian sebesar Rp300 ribu kepada 2,7 juta petani. Bantuan ini bagian dari insentif pemerintah sebesar Rp600 ribu, yang dibagi dalam bentuk sarana produksi Rp300 ribu dan sisanya uang tunai, untuk meringankan beban petani di masa pandemi Covid-19.
"Bantuan dalam bentuk sarana kepada petani dengan nilai Rp300 ribu. Bantuan sarana produksi dengan nilai tersebut, didalamnya ada pupuk bibit dan obat-obatan. Tentu saja program ini adalah program yang mudah dilakukan, realistis untuk bisa ditanam kemudian harus cepat bisa menghasilkan karena ini untuk membantu pasar," katanya usai rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo, Selasa (5/5/2020).
Dia mengatakan bantuan tersebut akan difokuskan pada petani miskin. Diantaranya petani serabutan, buruh tani, dan petani penggarap. Menurutnya, petani inilah yang terdampak langsung adanya covid-19.
"Data dari petani miskin yang dimaksud itu harus by name by address untuk 2,7 juta orang. Data ini sedang dalam validasi atau disusur secara berjenjang dari bawah, mulai dari kelompok tani ke kostra tani di kecamatan, kemudian dilegalisasi oleh dinas-dinas pertanian kabupaten," ungkapnya.
SYL mengatakan validasi ini akan dikoordinasikan dengan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi. Karena Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi yang akan mengelola bantuan tunai petani.
"Mentan dan Mendes terus berembug untuk mensikronisasi data yang ada. Sehingga betul-betul datanya Mendes sama dengan data kita, walau penjabarannya tentu Mendes memberi bantuan tunai yang langsung. Mungkin dalam bentuk rupiah, kalau kami dalam bentuk sarana produksi," paparnya.
Rencananya pemerintah akan melibatkan Babinsa dan Babinkamtibmas kepolisian untuk validasi data yang ada. Sehingga bantuan ini benar-benr tepat sasaran.
"Bantuan dalam bentuk sarana kepada petani dengan nilai Rp300 ribu. Bantuan sarana produksi dengan nilai tersebut, didalamnya ada pupuk bibit dan obat-obatan. Tentu saja program ini adalah program yang mudah dilakukan, realistis untuk bisa ditanam kemudian harus cepat bisa menghasilkan karena ini untuk membantu pasar," katanya usai rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo, Selasa (5/5/2020).
Dia mengatakan bantuan tersebut akan difokuskan pada petani miskin. Diantaranya petani serabutan, buruh tani, dan petani penggarap. Menurutnya, petani inilah yang terdampak langsung adanya covid-19.
"Data dari petani miskin yang dimaksud itu harus by name by address untuk 2,7 juta orang. Data ini sedang dalam validasi atau disusur secara berjenjang dari bawah, mulai dari kelompok tani ke kostra tani di kecamatan, kemudian dilegalisasi oleh dinas-dinas pertanian kabupaten," ungkapnya.
SYL mengatakan validasi ini akan dikoordinasikan dengan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi. Karena Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi yang akan mengelola bantuan tunai petani.
"Mentan dan Mendes terus berembug untuk mensikronisasi data yang ada. Sehingga betul-betul datanya Mendes sama dengan data kita, walau penjabarannya tentu Mendes memberi bantuan tunai yang langsung. Mungkin dalam bentuk rupiah, kalau kami dalam bentuk sarana produksi," paparnya.
Rencananya pemerintah akan melibatkan Babinsa dan Babinkamtibmas kepolisian untuk validasi data yang ada. Sehingga bantuan ini benar-benr tepat sasaran.
(bon)
tulis komentar anda