Pemerintah Berikan Berbagai Stimulus untuk Genjot Ekonomi Pariwisata

Selasa, 29 September 2020 - 09:14 WIB
Daerah Bali mulai membuka tempat wisata dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Foto/Antara
JAKARTA - Sejumlah stimulus diberikan pemerintah untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi nasional melalui sektor pariwisata . Terbaru pemerintah berencana memberikan diskon paket wisata hingga 50%.

Rencana pemberian stimulus untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional ini disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Pandjaitan pada saat menghadiri Rapat Koordinasi Pimpinan (Rakorpim) Komite dan Kementerian/Lembaga (K/L). Acara ini diadakan di Bintan, Kepulauan Riau pada Jumat (25/9/2020) pekan lalu. (Baca: Salat Dhuha, Bukan Sekedar Membuka Pintu rezeki)

“Kegiatan ini menjadi sebuah upaya untuk mengoreksi penanganan pandemi Covid-19 Pemerintah Indonesia selama enam bulan terakhir,” kata Menko Luhut dalam keterangan rilis di situs resmi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.



Mengingat kini terdapat pembatasan aktivitas masyarakat akibat pandemi Covid-19, kegiatan konsumsi dan produksi pun berkurang. Perekonomian Indonesia diprediksi mengalami penurunan menjadi -1,7% hingga 0,6% pada 2020. Karena itu, menurut Luhut diperlukan sebuah aksi untuk mengembalikan kondisi perekonomian Indonesia.

Pemerintah Indonesia pun menyediakan dana stimulus. Salah satunya dengan menggagas program pemulihan ekonomi nasional (PEN) untuk menangani kondisi ekonomi masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19 dengan melibatkan kementerian/lembaga terkait. “Indonesia dapat memanfaatkan dana stimulus itu untuk membangun industri, infrastruktur, dan kegiatan-kegiatan lain agar langsung tepat sasaran. Tahun ini kita memperoleh dana Rp895 triliun,” beber Menko Luhut.

Selain memfungsikan dana stimulus, pemerintah akan memfokuskan pada pariwisata domestik hingga akhir 2020. Sektor pariwisata menjadi salah satu sektor yang paling terdampak pandemi Covid-19. Dalam mengusung kegiatan pariwisata selama Covid-19, pemerintah akan menerapkan protokol kesehatan agar wisatawan merasa yakin untuk melakukan perjalanan. (Baca juga: Sekolah di Merangin Mulai belajar Tatap Muka dengan Protokol Ketat)

Stimulus untuk industri pariwisata direncanakan memperoleh anggaran Rp1 triliun bersamaan dengan pada saat vaksin mulai didistribusikan di Indonesia di bulan Desember 2020. Rencananya pemerintah akan memberikan diskon paket pariwisata 50% per Nomor Induk Kependudukan (NIK). Maksimum diskon Rp2,35 juta per NIK. Dengan ini diharapkan terjadi multiplier effect sebanyak 4,58 kali sampai 5,85 kali atau senilai Rp9,34 triliun sampai Rp11,93 triliun.

Luhut melanjutkan, kemungkinan tahun depan dana stimulus masih tetap berlanjut dengan anggaran mencapai Rp500 triliun. Adapun anggaran tersebut digunakan untuk aktivitas produktif seperti pembuatan real estat, pengembangan budi daya tambak udang, dan sebagainya. Diharapkan hal ini dapat memberikan pemasukan bagi negara dan membuka lapangan kerja bagi masyarakat. “Kami berharap pada 2021, perekonomian Indonesia akan kembali tumbuh menjadi 4,5% hingga 5%,” katanya.

Pemberian stimulus berupa diskon paket pariwisata ini pun disambut baik asosiasi perusahaan penerbangan Indonesia. Ketua Indonesia National Air Carriers (INACA), Denon Prawiraatmadja, mengatakan, rencana pemerintah memberikan diskon paket pariwisata hingga 50% melalui nomor induk kependudukan dinilai sebagai langkah positif. (Baca juga: Pneumonia Butuh Penanganan Serius)

Menurut Denon, langkah tersebut merupakan upaya pemerintah mendorong masyarakat melakukan kegiatan secara produktif. “Ini terutama pada kegiatan-kegiatan di sektor ekonomi yang merupakan upaya positif yang harus kita dukung,” ungkapnya saat dihubungi KORAN SINDO di Jakarta kemarin.

Meski demikian, Denon menekankan pentingnya protokol dasar, yakni tetap berjalannya protokol kesehatan untuk mengantisipasi persebaran Covid-19. “Selama sifatnya masih pandemi, saya kira protokol dasar masih perlu dipertegas seperti penggunaan masker, membawa hand sanitizer dan menjaga jarak. Itu tetap menjadi hal penting untuk pencegahan,” ujarnya. (Lihat videonya: Sepeda Kayu dari Limbah Kayu Pinus)

Di tempat terpisah, Ketua Tim Ahli Pusat Studi Pariwisata Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Janianton Damanik, menyatakan bahwa pemberian diskon paket wisata 50% dinilai tidak signifikan untuk memulihkan ekonomi. Bagi dia, program diskon paket wisata tidak akan efektif jika kondisi belum aman dari Covid-19. (Rina Anggraeni/Ichsan Amin)
(ysw)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More