Waspada Penipuan, Kriminalitas Digital Terus Mengintai

Jum'at, 02 Oktober 2020 - 08:01 WIB
Foto: dok/SINDOnews
JAKARTA - Pesatnya perkembangan dan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi memiliki dua sisi berbeda. Satu sisi memudahkan masyarakat untuk melakukan berbagai kegiatan termasuk transaksi online , tapi disisi lain juga membawa kerugian.

Aplikasi dalam jaringan (daring) atau platform digital saat ini bertebaran dan ditawarkan secara masif oleh berbagai penyedia. Namun faktanya sejumlah pihak yang tidak bertanggung jawab melakukan berbagai modus dan tindakan kriminal. (Baca: Berikut Beberapa Doa Memohon Diberi Kelancaran Rezeki)

Mulai dari penipuan dengan memanipulasi psikologi dengan meminta kode verifikasi One Time Password (OTP) untuk menguras saldo aplikasi pembelian dan pembayaran, hingga menguras isi rekening bank dan/atau kartu kredit milik korban.



Riana Afifah, jurnalis sebuah koran nasional menarik nafas panjang beberapa detik setelah menerima panggilan masuk dari KORAN SINDO. Peristiwa hampir satu tahun lalu tepatnya Jumat malam, 6 Desember 2019 tidak bisa hilang dari ingatannya.

Saat itu Riana sedang meliput di gedung sebuah lembaga penegak hukum dan hampir masuk waktu deadline. Kala itu dia memesan makanan lewat GoFood dengan mekanisme pembayaran GoPay. Rupanya dia seperti sedang terkena hipnotis melalui sambungan telepon.

"Awalnya nggak sadar kena tipu, driver-nya minta kode yang masuk di SMS. Sempat nanya, kok minta kode itu. Katanya ini sistem barulah, segala macam. Selain masukin kode OTP, kan ada juga dia minta kode lain. Sempat nggak yakin, ini benar nggak ya, apa benar saya ditipu atau nggak," tutur Riana. (Baca juga: Bantuan Kota Data Diminta Pakai Sistem Akumulasi)

Semua kejadian bermula saat Riana hendak memesan martabak lewat GoFood dengan harga Rp800.000. Tadinya Riana mau membayar langsung tanpa melalui GoPay. Tapi tidak ada satupun driver yang mau mengambil orderan meski telah dicoba beberapa kali akhirnya dia mengisi saldo GoPay sesuai nominal orderan. Tidak berselang lama, ada driver yang mem-pickup pesanan. Driver itu menelepon Riana untuk memastikan apakah mau menunggu atau tidak karena sedang antre.

“Saya iya kan. Nggak beberapa lama, driver telepon lagi dan minta kode yang masuk ke SMS. Awalnya saya bertanya untuk apa, dijawab ini sistem baru, jadi ada kode yang harus disesuaikan dengan merchant. Saya bilang 'kok baru tau ya', tapi akhirnya saya berikan," ujarnya.

Si driver sempat coba memasukkan kode tadi sampai tiga kali dan bolak-balik menelepon Riana. Pasalnya pelaku tidak berhasil memasukkan kode. Saat itu, Riana sudah berpikir akan membatalkan pesanan karena sepertinya ribet. Ternyata di percobaan keempat, pelaku berhasil.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More