Stimulus Dunia Usaha Akan Terus Dikucurkan
Rabu, 07 Oktober 2020 - 06:35 WIB
JAKARTA - Pemerintah meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia akan lebih baik pada kuartal ketiga dan keempat. Guna menjaga momentum, stimulus untuk dunia usaha pun bakal terus digelontorkan kendati di tengah kondisi ekonomi global yang belum pasti.
Pandemi Covid-19 telah menyebabkan perekonomian di seluruh dunia melambat, termasuk di Indonesia. Mayoritas negara-negara mengalami kontraksi. Indonesia pada kuartal II/2020 mengalami minus 5,32%, terendah sejak 1999. Jika pada kuartal ketiga kembali minus, maka Indonesia secara teori resmi masuk resesi. (Baca: Menghormati dan Memuliakan Tetangga)
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (BKF Kemenkeu) Febrio Nathan Kacaribu mengatakan, pada kuartal ketiga dan keempat diperkirakan lebih baik dari sebelumnya. Pemerintah berusaha agar pertumbuhan ekonomi negatif tidak terlalu dalam sebab hal itu bisa membuat kehidupan susah dan penduduk miskin bertambah.
“Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) kami dorong sampai akhir tahun. Kami berharap perlambatan ekonomi 1,7-0,6%. Ini harus kami lakukan sebagai basis untuk tumbuh di 2021 yang cukup kuat,” kata Febrio dalam diskusi virtual bertajuk “Bertahan dan Bangkit di Masa Pandemi” di Jakarta kemarin.
Dia menambahkan, penting untuk menahan laju koreksi pertumbuhan ekonomi. Apabila kontraksi perekonomiannya dalam, pemulihan ekonomi tidak bisa berjalan cepat.
Berdasarkan analisis produk domestik bruto (PDB), kata dia, saat ini hanya pengeluaran pemerintah yang masih positif. Untuk itu, pemerintah akan terus hadir dengan pengeluaran yang ekspansif. Satu di antaranya melalui realisasi dana PEN yang akan semakin deras digelontorkan untuk mendorong perekonomian ke teritori positif.
Berdasarkan pantauan BKF, saat ini mobilitas dan aktivitas ritel perlahan-lahan menuju normal. “Yang belum normal itu tempat bekerja dan transit,” katanya. (Baca juga: UU Cptaker Buat Dunia Pendidikan Makin Komersial)
Febrio menegaskan, pertumbuhan ekonomi di tengah pandemi Covid-19 sangat ditentukan oleh kedisiplinan masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan. “Kalau kasusnya bertambah, ekonomi di-PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) lagi. Melambat lagi,” ucapnya.
Pada kesempatan tersebut, Febrio menggambarkan, sebelum pandemi Covid-19 setiap tahun pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh 5%. Dengan angka pertumbuhan itu, rata-rata menciptakan 3 juta lapangan pekerjaan baru.
Pandemi Covid-19 telah menyebabkan perekonomian di seluruh dunia melambat, termasuk di Indonesia. Mayoritas negara-negara mengalami kontraksi. Indonesia pada kuartal II/2020 mengalami minus 5,32%, terendah sejak 1999. Jika pada kuartal ketiga kembali minus, maka Indonesia secara teori resmi masuk resesi. (Baca: Menghormati dan Memuliakan Tetangga)
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (BKF Kemenkeu) Febrio Nathan Kacaribu mengatakan, pada kuartal ketiga dan keempat diperkirakan lebih baik dari sebelumnya. Pemerintah berusaha agar pertumbuhan ekonomi negatif tidak terlalu dalam sebab hal itu bisa membuat kehidupan susah dan penduduk miskin bertambah.
“Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) kami dorong sampai akhir tahun. Kami berharap perlambatan ekonomi 1,7-0,6%. Ini harus kami lakukan sebagai basis untuk tumbuh di 2021 yang cukup kuat,” kata Febrio dalam diskusi virtual bertajuk “Bertahan dan Bangkit di Masa Pandemi” di Jakarta kemarin.
Dia menambahkan, penting untuk menahan laju koreksi pertumbuhan ekonomi. Apabila kontraksi perekonomiannya dalam, pemulihan ekonomi tidak bisa berjalan cepat.
Berdasarkan analisis produk domestik bruto (PDB), kata dia, saat ini hanya pengeluaran pemerintah yang masih positif. Untuk itu, pemerintah akan terus hadir dengan pengeluaran yang ekspansif. Satu di antaranya melalui realisasi dana PEN yang akan semakin deras digelontorkan untuk mendorong perekonomian ke teritori positif.
Berdasarkan pantauan BKF, saat ini mobilitas dan aktivitas ritel perlahan-lahan menuju normal. “Yang belum normal itu tempat bekerja dan transit,” katanya. (Baca juga: UU Cptaker Buat Dunia Pendidikan Makin Komersial)
Febrio menegaskan, pertumbuhan ekonomi di tengah pandemi Covid-19 sangat ditentukan oleh kedisiplinan masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan. “Kalau kasusnya bertambah, ekonomi di-PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) lagi. Melambat lagi,” ucapnya.
Pada kesempatan tersebut, Febrio menggambarkan, sebelum pandemi Covid-19 setiap tahun pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh 5%. Dengan angka pertumbuhan itu, rata-rata menciptakan 3 juta lapangan pekerjaan baru.
tulis komentar anda