Ditiup Angin Segar dari Paman Sam, Mata Uang Garuda Akan Mengepak
Jum'at, 09 Oktober 2020 - 09:00 WIB
JAKARTA - Pada penutupan perdagangan kemarin (8/10) nilai tukar rupiah ajeg di posisi seperti hari sebelumnya. Rupiah tetap bertahan di posisi Rp14.700.
Nah hari ini dengan sejumlah sentimen yang datang dari dalam dan luar negeri, mata uang garuda diprediksi akan perkasa, terbang menanjak.
Dari dalam negeri, sentimen datang dari fundamental ekonomi nasional yang masih kokoh. Memang ekonomi Indonesia berada dalam zona resesi , tapi kondisinya masih lebih baik dibandingkan dengan beberapa negara. ( Baca juga:UU Cipta Kerja Pastikan Dukung Penciptaan Lapangan Kerja )
Sementara sentimen positif dari luar negeri ditiupkan dari nun jauh di sana, Negeri Paman Sam terkait dengan rencana kebijakan stimulusnya. Sentimen positif itu terkait pembicaraan stimulus fiskal AS yang masih membayangi pergerakan aset berisiko di pasar keuangan.
"Dolar AS terlihat melemah dengan sentimen positif ini. Nilai tukar regional juga terlihat menguat terhadap dolar AS," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra, Jumat (9/10/2020).
Meski ditiup sentimen positif, rupiah juga akan diuji oleh beberapa sentimen negatif yang berembus dari domestik. Salah satunya adalah demo penolakan terhadap pengesahan UU Ciptaker yang menimbulkan kisruh sehingga bisa menahan penguatan nilai tukar rupiah. ( Baca juga:Kaligrafi Mao Zedong Senilai RP4,3 Triliun yang Dicuri Ditemukan Terpotong Dua )
Jika demo-demo itu tak terlalu dikhawatirkan oleh pelaku pasar, maka rupiah akan tetap berjaya. Pasalnya, sentimen yang datang dari luar negeri lebih kuat berpengaruh.
"Rupiah berpotensi menguat terhadap dolar AS dengan isu eksternal ini. Potensi hari ini di kisaran 14.650-14.800," tukasnya.
Nah hari ini dengan sejumlah sentimen yang datang dari dalam dan luar negeri, mata uang garuda diprediksi akan perkasa, terbang menanjak.
Dari dalam negeri, sentimen datang dari fundamental ekonomi nasional yang masih kokoh. Memang ekonomi Indonesia berada dalam zona resesi , tapi kondisinya masih lebih baik dibandingkan dengan beberapa negara. ( Baca juga:UU Cipta Kerja Pastikan Dukung Penciptaan Lapangan Kerja )
Sementara sentimen positif dari luar negeri ditiupkan dari nun jauh di sana, Negeri Paman Sam terkait dengan rencana kebijakan stimulusnya. Sentimen positif itu terkait pembicaraan stimulus fiskal AS yang masih membayangi pergerakan aset berisiko di pasar keuangan.
"Dolar AS terlihat melemah dengan sentimen positif ini. Nilai tukar regional juga terlihat menguat terhadap dolar AS," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra, Jumat (9/10/2020).
Meski ditiup sentimen positif, rupiah juga akan diuji oleh beberapa sentimen negatif yang berembus dari domestik. Salah satunya adalah demo penolakan terhadap pengesahan UU Ciptaker yang menimbulkan kisruh sehingga bisa menahan penguatan nilai tukar rupiah. ( Baca juga:Kaligrafi Mao Zedong Senilai RP4,3 Triliun yang Dicuri Ditemukan Terpotong Dua )
Jika demo-demo itu tak terlalu dikhawatirkan oleh pelaku pasar, maka rupiah akan tetap berjaya. Pasalnya, sentimen yang datang dari luar negeri lebih kuat berpengaruh.
"Rupiah berpotensi menguat terhadap dolar AS dengan isu eksternal ini. Potensi hari ini di kisaran 14.650-14.800," tukasnya.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda