Sembuh dari Covid-19, Menteri Edhy Prabowo Cerita Perjuangan Lawan Corona
Minggu, 11 Oktober 2020 - 19:59 WIB
"Dokter paru memerintahkan kami dipindah ke ICU padahal saya belum merasa (ada perburukan), cuma saya percaya dokter punya alasan agar lebih intensif," jelasnya.
Menolak Pakai Ventilator
Edhy menceritakan dirinya pada saat di ruang ICU menolak untuk dipakaikan ventilator. Alasannya karena dirinya masih mampu bernapas. Ia pun menandatangani perjanjian untuk tak memakai alat tersebut.
"Satu hal yang saya tentang saat itu, saya harus pakai ventilator, saya gak mau, saya ditawarkan ventilator dan saya tolak, karena saya merasa saya belum perlu dan logika saya mengatakan saya bisa hadapi sendiri saya masih sadar, karena (kalau pakai) ventilator harus dipingsankan lebih dulu, saya nggak nyaman kalau pingsan, saya nggak bisa melawan, nggak bisa memotivasi diri saya," tuturnya.
"Di sini saya mau latihan. Disinilah saya menandatangani untuk tak pakai ventilator sehingga sampai hari ini saya bisa bicara sama saudara-saudara," tambah dia.
Edhy menambahkan, dia merasa tak nafsu makan, namun tetap memaksakan makanan masuk ke dalam mulutnya agar dia memiliki banyak nutrisi. "Alhamdulillah saya sudah mampu melewati masa kritis," jelasnya.
Kondisi Belum Stabil
Meski sudah sembuh, dia mengaku kondisinya belum stabil seperti sediakala. Misalnya saja dia masih harus latihan bernapas karena paru-parunya masih belum begitu normal.
"Memang belum sempurna saya sembuh, karena nafas masih harus kita latih. Itu yang saya bilang, jangan kena Covid, apalagi harus dirawat sampai ICU, kenapa? nggak enak sisanya, harus perbaikan lagi. Paru-paru saya dalam posisi belum begitu normal, sehingga jalan agak lama terengah-engah, naik tangga terengah-engah, tapi kata dokter ini adalah proses penyembuhan. Jadi jangan khawatir," ungkap Edhy.
Edhy menjelaskan, kunci kesembuhan yang paling utama adalah menjaga pikiran agar tidak stress. Dengan demikian kesembuhan dapat diraih. "Satu hal yang menyelamatkan kita adalah psikis kita. Jadi kita harus tetap semangat gembira tapi juga waspada," pungkas dia
Menolak Pakai Ventilator
Edhy menceritakan dirinya pada saat di ruang ICU menolak untuk dipakaikan ventilator. Alasannya karena dirinya masih mampu bernapas. Ia pun menandatangani perjanjian untuk tak memakai alat tersebut.
"Satu hal yang saya tentang saat itu, saya harus pakai ventilator, saya gak mau, saya ditawarkan ventilator dan saya tolak, karena saya merasa saya belum perlu dan logika saya mengatakan saya bisa hadapi sendiri saya masih sadar, karena (kalau pakai) ventilator harus dipingsankan lebih dulu, saya nggak nyaman kalau pingsan, saya nggak bisa melawan, nggak bisa memotivasi diri saya," tuturnya.
"Di sini saya mau latihan. Disinilah saya menandatangani untuk tak pakai ventilator sehingga sampai hari ini saya bisa bicara sama saudara-saudara," tambah dia.
Edhy menambahkan, dia merasa tak nafsu makan, namun tetap memaksakan makanan masuk ke dalam mulutnya agar dia memiliki banyak nutrisi. "Alhamdulillah saya sudah mampu melewati masa kritis," jelasnya.
Kondisi Belum Stabil
Meski sudah sembuh, dia mengaku kondisinya belum stabil seperti sediakala. Misalnya saja dia masih harus latihan bernapas karena paru-parunya masih belum begitu normal.
"Memang belum sempurna saya sembuh, karena nafas masih harus kita latih. Itu yang saya bilang, jangan kena Covid, apalagi harus dirawat sampai ICU, kenapa? nggak enak sisanya, harus perbaikan lagi. Paru-paru saya dalam posisi belum begitu normal, sehingga jalan agak lama terengah-engah, naik tangga terengah-engah, tapi kata dokter ini adalah proses penyembuhan. Jadi jangan khawatir," ungkap Edhy.
Edhy menjelaskan, kunci kesembuhan yang paling utama adalah menjaga pikiran agar tidak stress. Dengan demikian kesembuhan dapat diraih. "Satu hal yang menyelamatkan kita adalah psikis kita. Jadi kita harus tetap semangat gembira tapi juga waspada," pungkas dia
tulis komentar anda