Bank Indonesia Diperkirakan Bakal Menahan Suku Bunga Acuannya
Senin, 12 Oktober 2020 - 14:43 WIB
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuannya . Meskipun, ruang penurunan bunga itu masih tersedia 25-50 basis point (bps) hingga akhir tahun. ( Baca juga:Aliran Modal Asing Masih Ngucur ke RI Rp2,43 Triliun )
Ekonom Indef Bhima Yudistira mengatakan, faktor utama penurunan suku bunga masih mempertimbangkan transmisi penurunan bunga kredit yang cukup lama, dan meningkatnya resiko debitur sehingga membuat perbankan mengkompensasi risiko tersebut dengan bunga kredit yang mahal.
"Dari sisi eksternal, penurunan cadangan devisa sebesar USD1,8 miliar menjadi USD135,2 miliar menjadi landasan bagi BI untuk fokus menjaga bunga surat utang tetap menarik di mata investor asing," kata Bhima saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Senin (12/10/202020).
Dia pun memproyeks pada RDG berikutnya di bulan November, BI diperkirakan memangkas 25-50 bps agar dana simpanan yang makin gemuk bisa disalurkan menjadi investasi di sektor riil. ( Baca juga:Liverpool Dilaporkan akan Masuki Penguncian Tingkat Tiga Terkait Covid-19 )
"DPK yang terus meningkat juga tidak sehat bagi intermediasi perbankan karena beban bunga deposito menjadi bengkak. Sementara sektor riil membutuhkan pendanaan bukan dana parkir di bank," tandasnya.
Ekonom Indef Bhima Yudistira mengatakan, faktor utama penurunan suku bunga masih mempertimbangkan transmisi penurunan bunga kredit yang cukup lama, dan meningkatnya resiko debitur sehingga membuat perbankan mengkompensasi risiko tersebut dengan bunga kredit yang mahal.
"Dari sisi eksternal, penurunan cadangan devisa sebesar USD1,8 miliar menjadi USD135,2 miliar menjadi landasan bagi BI untuk fokus menjaga bunga surat utang tetap menarik di mata investor asing," kata Bhima saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Senin (12/10/202020).
Dia pun memproyeks pada RDG berikutnya di bulan November, BI diperkirakan memangkas 25-50 bps agar dana simpanan yang makin gemuk bisa disalurkan menjadi investasi di sektor riil. ( Baca juga:Liverpool Dilaporkan akan Masuki Penguncian Tingkat Tiga Terkait Covid-19 )
"DPK yang terus meningkat juga tidak sehat bagi intermediasi perbankan karena beban bunga deposito menjadi bengkak. Sementara sektor riil membutuhkan pendanaan bukan dana parkir di bank," tandasnya.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda